1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikFilipina

Ferdinand Marcos Jr Resmi Jabat Presiden Filipina

30 Juni 2022

Setelah memenangkan pemilu pada bulan lalu, Marcos Jr dilantik sebagai presiden Filipina menggantikan Duterte. Kemenangan Marcos Jr jadi sorotan di terngah upaya keluarga itu untuk memperbaiki citra diri di politik.

Ferdinand Marcos Jr.
Marcos Jr resmi dilantik menjadi presiden Filipina. Kemenangan Marcos Jr tidak lepas dari upaya untuk memulihkan citra keluarganya di politik.Foto: Eloisa Lopez/REUTERS

Ferdinand Marcos Jr dilantik sebagai presiden Filipinapada hari Kamis (30/06). Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr, memenangkan pemilu bulan lalu dengan telak, mengamankan kemenangan terbesar sejak ayahnya digulingkan oleh demonstrasi besar pada 1986.

Dilantiknya Marcos Jr sebagai presiden Filipina menjadi torehan dari upaya keluarganya selama puluhan tahun untuk menduduki kursi orang nomor satu di Filipina. Marcos Jr, lebih dikenal sebagai "Bongbong", mengambil sumpah pada tengah hari (04.00 GMT) dalam upacara publik di Museum Nasional di Manila di depan ratusan pejabat lokal dan asing, serta jurnalis dan pendukungnya.

Puji kepemimpinan sang ayah

Dalam pidato, Marcos Jr, menyerukan pesan tentang persatuan. Ia bersumpah untuk membawa Filipina dengan kebijakan yang menguntungkan semua orang, dan berterima kasih kepada publik karena menyampaikan apa yang disebutnya "mandat pemilu terbesar dalam sejarah demokrasi Filipina".

"Anda tidak akan kecewa, jadi jangan takut," katanya pada upacara pelantikannya, dikelilingi oleh keluarga dekatnya dan dengan saudara perempuannya Imee, seorang senator, dan ibunya, Imelda yang berusia 92 tahun.

Marcos Jr juga memuji pemerintahan mendiang ayahnya, tetapi mengatakan kepresidenannya bukan tentang masa lalu, tetapi masa depan yang lebih baik.

"Saya pernah mengenal seorang pria yang melihat sedikit yang telah dicapai sejak kemerdekaan .... tetapi dia melakukannya kadang-kadang dengan dukungan yang dibutuhkan, kadang tanpa dukungan," ucap Marcos Jr. Ia juga menambahkan untuk  "Tidak melihat ke belakang dalam kemarahan atau nostalgia."

Sang Ayah, Ferdinand Marcos memerintah Filipina dari tahun 1965 selama dua dekade, hampir selama masa kekuasaannya dilakukan di bawah darurat militer. Hal ini untuk melanggengkan kekuasaan Marcos  pada saat itu.

Ribuan lawan Marcos dipenjara, dibunuh atau dihilangkan selama pemerintahannya, dan nama keluarganya menjadi identik dengan kronisme. Isu pemborosan dan hilangnya miliaran dolar dari kas negara menjadi isu yang lekat pada pemerintahan Ferdinand Marcos.

Protes saat pelantikan Marcos Jr

Ratusan aktivis diperkirakan memprotes pelantikan Marcos Jr. Mereka marah oleh kampanye Marcos Jr yang didukung oleh influencer media sosial untuk menghilangkan narasi negatif tentang sejarah di era Marcos.

Mantan senator dan anggota kongres itu berkampanye dengan slogan "bersama-sama, kita akan bangkit kembali", membangkitkan nostalgia akan pemerintahan ayahnya, yang digambarkan oleh keluarga dan pendukungnya sebagai zaman keemasan bagi Filipina.

Para pemilih berharap dia untuk memenuhi janji untuk menciptakan lapangan kerja dan menurunkan harga. Kemiskinan juga menjadi pekerjaan rumah di Filipina, di mana dari 110 juta orang penduduknya, hampir seperempatnya hidup dengan kurang dari $2 per hari.

Dalam pidato 30 menit, Marcos Jr menjanjikan reformasi pendidikan, untuk meningkatkan kecukupan pangan, infrastruktur, pengelolaan limbah dan pasokan energi dan untuk memberikan dukungan penuh bagi jutaan pekerja Filipina di luar negeri.

"Saya sepenuhnya memahami beratnya tanggung jawab yang Anda letakkan di pundak saya. Saya tidak menganggapnya enteng tetapi saya siap untuk tugas itu," katanya.

"Aku akan menyelesaikannya."

rs/yf (Reuters, AFP)