1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ferguson: Tanggung Jawab Kurang dan Tidak Becus

26 November 2014

Amerika membara. Kerusuhan bermotif rasime mengancam. Pemicunya "Grand Jury" kasus Ferguson memutuskan tidak akan mendakwa polisi penembak Brown. Komentar Miodrag Soric.

Ausschreitungen in Ferguson 24.11.2014
Foto: Reuters/Jim Young

Tembak dulu, baru bertanya! Itu praduga buruk umum terhadap polisi Amerika. Sayangnya praduga ini adalah realita sebenarnya. Dalam kasus Ferguson, Grand Jury memutuskan tidak akan mendakwa polisi Darren Wilson yang menembak mati remaja kulit hitam Michale Brown. Alasannya: Tidak ada bukti! Pernyataan saksi juga simpang siur.

Ibaratnya membubuhkan garam pada luka, Wilson juga mengeluarkan pernyataan, bahwa ia bertindak benar dalam kasus terbunuhnya Brown. Semua tindakan sesuai latihan di kepolisian. Kini pelaku memposisikan diri sebagai korban. Padahal seharusnya Wilson bungkam.

Sekarang warga kulit hitam AS yang disebut Afro-Amerika, bukan hanya di Ferguson tapi di seluruh negeri, makin sulit menerima argumen grand jury. Di puluhan kota warga turun ke jalanan memprotes keputusan grand jury. Harus diakui, Darren Wilson bukan tokoh yang bisa menarik simpati. Kini Presiden Obama dan politisi puncak di Washington yang harus turun tangan.

Di lain pihak, statistik juga menunjukkan, aksi kekerasan polisi terhadap kelompok kulit hitam tetap menjadi masalah berat di Amerika Serikat. Juga harus diakui, pendidikan kepolisian di negara Paman Sam itu, sebagian berkategori buruk. Polisi yang rapornya buruk, justru ditugasi menjaga kawasan "membara" seperti Ferguson. Juga diketahui umum, gaji polisi di AS relatif rendah.

Tewasnya remaja kulit hitam Michael Brown (18) lebih dari sekedar tragedi. Juga bukan kasus tunggal, di mana polisi yang kewalahan terlalu cepat mencabut senjata dan menembak. Kasus semacam ini, adalah berita setiap hari di Amerika Serikat. Tapi yang lebih parah lagi, kasus Brown memiliki potensi memicu kerusuhan rasisme di seluruh negeri.

Miodrag Soric redaktur DWFoto: DW

Juga sejak lama diketahui, para politisi lokal di Missouri kewalahan dan tidak becus mengendalikan situasi. Gubernur Jay Nixon tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas keamanan di Ferguson. Sementara jaksa yang bertanggung jawab menangansi kasus, Robert McCulloh, ngotot tidak mau uji ulang bukti oleh penyidik khusus kejaksaan. Namun, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk melawan inkompetensi dalam politik.

Akan tetapi kekecewaan terhadap politik dan sistem hukum bukan merupakan pembenaran bagi aksi bentrokan kekerasan, pembakaran mobil atau penjarahan toko. Aksi semacam itu ganjarannya adalah masuk penjara.

Warga Ferguson seharusnya bertanya, bagaimana caranya meredakan situasi amat tegang itu. Orangtua Michael Brown menunjukan contoh bagus. Ia mengimbau agar tenang dan menggalang aksi damai. Serupa dengan itu, gereja, serikat buruh dan NGO juga berusaha menenangkan situasi. Ironis, justru kelompok warga, bukan polisi atau politisi, yang memikul tanggung jawab berat saat AS memasuki hari-hari kelam dan berat.