1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

Ferienjob atau Magang di Jerman? Baca Detail Kontrak Kerjamu

Ayu Purwaningsih | Arti Ekawati
30 Juli 2024

Masih ingat kasus Ferienjob di Jerman beberapa waktu lalu saat sejumlah mahasiswa Indonesia merasa dieksploitasi? Perbaikan sistem seperti apa yang diperlukan dalam bisnis ini?

Ramayana Monica
Ramayana Monica, salah mahasiswa yang mengajukan gugatanFoto: privat

Masih ingat kasus Ferienjob di Jerman beberapa waktu silam? Ketika itu sejumlah mahasiswa Indonesia yang bekerja Ferienjob di Jerman merasa ditipu atau dieksploitasi?

Dikutip dari pemberitaan Tempo pada 6 April 2024, Kepolisian Republik Indonesia mengajukan red notice kepada Interpol terhadap dua tersangka kasus tersebut.

Apa sebenarnya yang ditawarkan perusahaan yang memfasilitasi mahasiswa-mahasiswa ini untuk berjejaring kerja dengan perusahaan-perusahaan di Jerman? Apakah penawaran ini sesuai dengan harapan mahasiswa?

DW Indonesia mewawancarai salah satu perwakilan perusahaan "asisten virtual" yang membangun bisnisnya dan kerap bersinggungan dengan permintaan Ferienjob. Perusahaan yang menyebut diri sebagai "asisten virtual" itu memfasilitasi dan membantu para mahasiswa dalam tema tersebut.

Mengingat kasus ini masih terus bergulir, kami sepakat untuk menyamarkan identitas perwakilan perusahaan ini.

DW: Bisa ceritakan tentang bisnis Anda sejak mulai beroperasi?

Perusahaan Asisten Virtual: Maret 2023, saya membangun bisnis website manajemen dan asisten virtual.

Apa inspirasi dari bisnis ini sebetulnya, tujuannya, visinya?

Saya membangun sistem virtual itu terdorong karena pengalaman pribadi saya, menemukan banyak kesulitan sebagai orang baru di Jerman, dan saya butuh tutor atau guru atau pakar yang berpengalaman untuk mengarahkan saya dari negara seperti Indonesia ke negara seperti Jerman. 

Kita harus akui, banyak penyesuaian yang harus dilakukan baik dari segi pendidikan, pemahaman birokrasi dan lain-lain sebagainya. Nah itu belum ada yang profesional menangani hal tersebut. Itulah alasan kenapa saya terdorong untuk mendaftarkan bisnis saya sebagai asisten virtual di Jerman. Kemudian untuk website manajemen ini adalah dua perusahaan yang berbeda.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Untuk praktik manajemen sendiri karena memang latar belakang saya itu electrical engineering sebenarnya, di kontrol komputer dan elektronik dari berbagai pengalamanlah. Saya punya pengalaman di Abu Dhabi di bidang perusahaan perekrutan (tenaga kerja).

Saya punya pengalaman sebagai teknisi elektronik di kapal pesiar AIDA Jerman. Saya punya pengalaman di bidang housekeeping juga di kapal pesiar, manajemen hotel di darat. Ini barangkali yang memengaruhi saya untuk fokus di website manajemen karena pengalaman kolektif ini. Semuanya bisa saya rangkum.

Pekerjaan yang ditawarkan ini kurang lebih apa aja?

Dari semua pengalaman kolektif saya, jadi kita bersama-sama dengan teman-teman website developer, sama sama dengan teman-teman koordinator dan freelancer lain di Indonesia, kita sama-sama bangun sistem untuk program Ferienjob. Yang kebetulan satu-satunya agensinya yang menangani itu tahun 2022 dan 2023 adalah salah satu agen penempatan tenaga kerja yang jadi jembatan Indonesia untuk ke Jerman.

Dan sejak saat itu kita full support di situ. Kita kerahkan semua keahlian kita untuk dukung adik-adik kita ke Jerman ya. Dan saat itu pekerjaan yang ditawarkan agen itu ada ini adalah Ferienjob. Mereka juga menangani beberapa program seperti perawat, tenaga kesehatan, dan beberapa posisi nonketrampilan lainnya ke Jerman dan juga ke beberapa negara lainnya.

Tetapi dari analisa kita dan tim kita lihat Ferienjob ini ya yang lebih-lebih masuk untuk Indonesia. Jadi kita lebih fokus di situ, sementara untuk mempromosikan program-program mereka yang lain kita pikir mana yang lebih masuk akal dan karena kita pilih-pilih, mana yang masuk akal, karena kita juga ada expert support di belakang, juga yang menganalisa mana jenis pekerjaan yang butuh waktu lama, butuh sumber daya lebih lagi dan kita tidak bisa menyediakannya. Jadi yang masuk akal waktu itu adalah Ferienjob. 

Kalau keperawatan itu kan memang membutuhkan waktu yang lama, tapi kalau untuk Ferienjob itu apa saja?

Kita bukan yang buka lowongan, kita bukannya yang merekrut. Ini yang tidak dipahami oleh oleh pemberitaan. 

Terlepas dari bukan Anda  yang merekrut, dalam Ferienjob ini, pekerjaan apa yang ditawarkan?

100 persen sudah disampaikan ke mereka, itu pekerjaan nonketrampilan dan mengandalkan fisik dan mental.

Contoh konkretnya kerja apa?

Seperti pekerjaan di Amazon ya, bagian angkat paket di Amazon, di DHL bisa labelling, paketing, catching, sorting, semacam itu. Kemudian ada juga di gastronomi, yang saya tahu. Ada juga pekerjaan di gastronomi yang lebih detail yang tahu agensinya ya.

Kapan peringatan atas pekerjaan fisik ini diberikan kepada mahasiswa?

Kita punya webinar mingguan sebenarnya, yang kita siapkan buat anak-anak ini sejak mereka dapat izin kerja. Untuk porogram 2023, sejak November 2022. Itu konten-konten bahan edukasi informasi itu sudah kita bagikan lewat internet. Kita sudah kasih tahu ya, dan dalam setiap proses ini ada webinar. 

Kita memiliki webinar, contoh pada saat mereka daftar dari November sampai Juni misalnya di sini proses daftar ke Zentrale Auslands- und Fachvermittlung ZAV (Dinas tenaga kerja Jerman untuk pencari kerja di luar negeri yang mau kerja di Jerman, atau pekerja Jerman yang mau kerja di luar negeri, ed.) dari Juni ke November, atau mereka juga langsung berhubungan ke  ACB, personal connecting mereka ya. Di periode ini, ini konten webinar yang kita sering berikan kepada mahasiswa adalah bagaimana misalnya persiapan dokumen.

Jerman sangat birokratis, salah tulis nama misalnya atau namanya tidak sesuai dengan paspor itu akan berefek pada penolakan pada saat pengurusan dokumen mereka. Jadi, setiap konten dan setiap durasi pendaftaran itu disesuaikan. Tidak semua yang mendaftar ke ZAV diterima. Jadi,  pembekalannya juga berbeda. Pada saat dari sini, di ZAV diperoleh izin kerjanya, pembekalan menuju ke visa juga berbeda. Tapi dari durasi awal sampai durasi mereka sebelum berangkat itu sudah diwanti-wanti.

Setelah itu, terjadi seperti ada kesalahpahaman. Menurut Anda kenapa terjadi kesalahpahaman ini?

Menurut saya pribadi ya, mengenai apa yang akan mereka kerjakan itu mahasiwa sudah tahu. Mahasiswa sudah paham – yang mendaftar via kita ya, karena yang mendaftar kan juga banyak di universitas-universitas lain. Yang tidak mendaftar via kita juga banyak. Bahkan, banyak dari yang bukan mendaftar dari perusahaan tetap kita layani. 

Karena ada kasus di Jerman, mereka bingung mau ke mana. Itu secara moral kita tetap bantu. Menurut saya pribadi, itu bukan bukan miskomunikasi karena semuanya sudah dikomunikasikan dengan baik dan benar. 

Mereka sudah melewati ZAV, dan mereka sudah mendapatkan sponsor dan observasi. Dan ketika visa mereka sudah punya, kontrak mereka sudah baca, mereka tanda tangani. Sebelum dimasukkan ke kedutaan, juga mereka sudah lihat dan mereka sudah paham semua dari awal bahwa magang itu sebenarnya yang diperkarakan di Indonesia, magang itu bukan wewenang siapa-siapa kecuali universitas mereka; karena untuk mendapatkan konversi itu melalui birokrasi yang tidak singkat di internal mereka. Mau magang atau tidak magang pun tidak masalah, mereka tetap bisa Ferienjob. 

Berdasarkan pengalaman Anda, mahasiswa-mahasiswi itu mencari magang atau Ferienjob?

Mereka lebih ingin ke Jerman. Ferienjob-nya. Kalaupun tidak ada konversi magang, mereka tetap ingin ke Jerman. Mereka sangat tahu ini Ferienjob, bukan magang. Sejak awal sudah diinformasikan. Kalau pun akan dikonversi magang, itu dikembalikan ke kebijakan universitas

Apa yang perlu benar-benar diperhatikan mahasiswa ketika mencari agen untuk Ferienjob?

Mereka tidak perlu agen sebenarnya. Dengan pola pikir yang ada seperti saat ini dari Indonesia, mereka membutuhkan pendamping. Mereka tidak siap secara mandiri untuk berhadapan dengan birokrasi Jerman. Menurut saya mereka tidak siap. (...)

Nah, yang saya lihat di sini adalah minimnya atau barangkali kekurangan personil dalam menjawab ribuan (pertanyaan) adik-adik ini. Masalahnya adalah, ada hal-hal yang harus dijawab segera sebenarnya, terutama untuk orang baru yang baru datang di negara yang sangat baru. Semuanya serba berbeda. Itu urgensinya harus dijawab. Itu menurut saya harus cepat, sementara personilnya kurang.

Ini boleh dibilang sebagai faktor yang ke depan harus diperbaiki dari sistem ini?

Customer service-nya. Kalau menurut saya regulasi di Jerman itu sudah rapi, tinggal bagaimana perusahaan ini menangani kliennya. (ae/ap/as)

Wawancara untuk DW Indonesia dilakukan oleh Ayu Purwaningsih dan Arti Ekawati dan telah diedit sesuai konteks.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait