Festival Film Berlinale 2023 Dibuka dengan Pidato Zelenskyy
17 Februari 2023Festival Film Internasional Berlin menunjukkan dukungannya untuk Ukraina dengan penayangan pidato oleh Presiden Volodymyr Zelenskyy secara langsung saat upacara pembukaan, Kamis (16/02).
Presiden Ukraina tersebut disambut dengan tepuk tangan meriah.
"Film mampu menembus dinding dan pembatas, baik nyata maupun ideologis," kata Zelenskyy merujuk pada tembok Berlin yang dulu berdiri di lokasi Berlinale, di Postdamer Platz.
"Bagi saya itu sangat simbolis," katanya, karena tembok itu bukan hanya pemisahan secara fisik, tetapi juga menandai pemisahan ideologis, jelasnya. "Hari ini, Rusia ingin membangun tembok yang sama ... antara peradaban dan tirani."
Menghadapi kebijakan perang total, "budaya tidak bisa netral," kata Zelenskyy. "Film tidak dapat mengubah dunia, tetapi dapat memengaruhi dan menginspirasi orang-orang yang bisa merubah dunia."
Pemimpin Ukraina itu juga menyebut sejarah Berlinale yang didirikan pada tahun 1951 sebagai "etalase dunia bebas." Ukraina juga bertindak sebagai "benteng dunia bebas," itulah sebabnya Ukraina "tidak bisa jatuh, akan berdiri dan akan menang," pungkasnya.
Sean Penn tentang "Superpower" Ukraina
Aktor sekaligus sutradara AS, Sean Penn, juga hadir di atas panggung untuk mempersembahkan pidato Zelenskyy. "Tidak ada yang berubah mengenai kehendak Ukraina," kata Penn, yang baru saja kembali dari Ukraina. "Jika ada, itu baru saja menjadi lebih kuat."
Penn berada di Berlin untuk mempersembahkan "Superpower", sebuah film dokumenter yang sangat dinantikan yang disutradarainya bersama Aaron Kaufman. Para pembuat film sudah berada di Ukraina ketika Rusia menginvasi negara tersebut satu tahun yang lalu. Film ini mengikuti Presiden Ukraina, seorang mantan komedian, saat dia tiba-tiba dipanggil untuk menjadi pemimpin di masa perang.
"Zelenskyy adalah dua sosok yang sama sekali berbeda dari satu hari ke hari berikutnya," kata Penn kepada majalah industri hiburan, Variety, menjelang festival, merujuk pada bagaimana invasi mengubah pemimpin Ukraina.
"Superpower" akan diputar perdana pada hari Jumat (17/02).
Berlinale "mengutuk agresi perang Rusia," kata Direktur Pelaksana Festival Mariette Rissenbeek. Festival ini berpihak pada "populasi yang menderita, jutaan orang yang meninggalkan Ukraina dan para seniman yang tetap membela negara dan terus merekam perang," tambah Direktur Artistik Carlo Chatrian di acara pembukaan tersebut.
"Jika saya bisa mempersembahkan hadiah hari ini, maka itu akan menjadi hadiah untuk semua orang di Ukraina," yang "melawan serangan Rusia," ujar Komisaris Kebudayaan dan Media Pemerintah Jerman, Claudia Roth, dalam pidatonya.
Solidaritas terhadap pengunjuk rasa Iran
Tahun ini, Iran juga menjadi fokus dari Berlinale. Berbagai acara dan pemutaran film telah diselenggarakan untuk mendukung para pengunjuk rasa yang memperjuangkan hak-hak demokrasi mereka.
"Hati kami tertuju pada perempuan Iran," yang mempertaruhkan hidup mereka dalam protes "Woman Life Freedom", kata Menteri Kebudayaan Roth dalam pidatonya.
Juri asal Iran, Golshifteh Farahani, juga membahas demonstrasi di negara asalnya selama konferensi pers pada hari Kamis (16/02). "Di negara dengan kediktatoran seperti di Iran, seni bukan hanya hal intelektual atau filosofis, itu penting, itu seperti oksigen," katanya.
Rezim Iran telah menganiaya seniman dan pembuat film pembangkang selama bertahun-tahun. Farahani telah tinggal di Prancis sejak 2012.
Sutradara, perusahaan produksi, dan jurnalis yang memiliki hubungan langsung dengan pemerintah Rusia atau Iran dilarang mengambil bagian dalam festival ini, termasuk platform utama kesepakatan distribusi film, European Film Market.
(yas/ha)