Perusahaan fesyen mulai memperhatikan kemarahan massa atas polusi plastik dengan menawarkan garmen cantik dari botol plastik dan sampah lain. Tapi apa itu akan ada pengaruhnya bagi lingkungan?
Iklan
Jaring ikan, botol plastik dan ban mobil bekas biasanya mendarat di lingkungan hidup sebagai sampah, atau di lautan. Tapi sebuah perusahaan fesyen yang "eco-minded" bernama Ecoalf mengubah sampah plastik sampah menjadi jaket, sepatu olah raga dan sendal jepit warna-warni.
"Polusi plastik adalah topik besar saat ini — juga dalam industri garmen," demikian Carolina Álvarez-Ossorio, jurubicara Ecoalf, ketika berbicara di toko cabang barunya, di Berlin.
Di sana, peserta tur hijau Berlin duduk di sofa berbentuk setengah lingkaran, yang terbuat dari botol plastik bekas, saat mereka mendengarkan sejarah perusahaan dan filsafat lingkungan. Di sekitar mereka bergantungan t-shirt, mantel, yang juga dibuat dari botol plastik.
8 Fakta Tentang Sampah Plastik Yang Akan Membuat Anda Syok
Indonesia kembali jadi sorotan media internasional, karena muncul video viral dari para penyelam di Bali yang menunjukkan parahnya polusi plastik di sana. Namun, sampah plastik kini sudah menjadi masalah global.
Setidaknya 8 juta ton plastik mencemari lautan di dunia setiap tahun. Ini seperti mengosongkan truk berisi sampah plastik ke laut setiap menit.
Foto: picture-alliance/Photoshot
2050 jumlah plastik di laut lebih banyak dari ikan
Saat ini rasio perbandingan antara plastik dan plankton diperkirakan 1:2. Jika dibiarkan begitu saja, volume plastik akan melebihi ikan pada tahun 2050. Jumlah plastik di laut saat ini sekitar 150 juta ton, ini seperlima dari bobot total ikan yang ada.
Foto: picture-alliance/Prisma/R. Dirscherl
Sampah plastik juga mengotori pantai-pantai Eropa
Di Inggris misalnya, setiap 100 meter pantai Inggris, ada lebih dari 200 sampah plastik atau polistirena. September 2017, hampir 7000 orang berpartisipasi dalam aksi pembersihan pantai Great British Beach Clean in September 2017 - proyek yang menyingkirkan 255.209 sampah dari 339 pantai.
Foto: picture alliance/blickwinkel/fotototo
Lebih dari 50 persen penyu laut menelan plastik
Ratusan ribu penyu laut, paus, mamalia laut lainnya dan lebih dari 1 juta burung laut mati setiap tahun karena polusi laut dan menelan atau terjerat sampah di laut. Banyak hewan laut yang tidak bisa membedakan antara makanan dan sampah plastik. Sehingga sistem pencernaan terblokir dan menyebabkan kematian.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Ada 6,3 milyar ton sampah plastik di bumi
Walau plastik baru ada sejak 60-70 tahun yang lalu, material ini berhasil mendominasi kehidupan manusia. Hampir untuk setiap kegiatan manusia, bisa dipastikan ada barang kebutuhan yang terbuat dari plastik.
Foto: picture-alliance/dpa/R. De La Pena
Popok bayi butuh 450 tahun untuk terurai
Kebanyakan popok bayi mengandung polietilena atau termoplastik, bahan yang sama digunakan untuk membuat dengan kantong plastik. Tahukah Anda, bahwa popok kotor yang dibuang akan terus berada di bumi selama 450 tahun, karena sulit terurai? Tali pancing butuh lebih lama lagi, yakni sekitar 600 tahun.
Foto: picture alliance/chromorange
Lebih dari 20.000 botol dijual per detik
Kontribusi terbesar polusi plastik adalah botol minuman. 480 milyar botol plastik terjual di tahun 2016. Ini berarti lebih dari 1 juta botol dalam 1 menit.
Foto: picture-alliance/dpa/L.Cameron
Ada lebih banyak mikroplastik di laut dibanding bintang di Bima Sakti
Di galaksi Bima Sakti atau "Milky Way" saja diperkirakan ada 100-400 milyar bintang. Sementara menurut Clean Seas, ada 51 trilyun mikroplastik di lautan dunia. Penulis: vlz/yf (dari berbagai sumber)
Materinya diperoleh dari 3.000 nelayan yang bekerja sepanjang pantai Spanyol di Mediterania sepanjang pantai Spanyol di Mediterania. Yang tertangkap jaring bukan hanya ikan melainkan sampah dalam jumlah besar. Kini mereka tidak membuangnya kembali ke lautan, melainkan disalurkan ke Ecoalf.
"Tantangannya bukan memperoleh sampah untuk diolah, karena sampah di mana-mana, melainkan memperoleh teknologi untuk mengubahnya," demikian dikatakan Álvarez-Ossorio kepada DW. Ia menambahkan, nelayan ikut serta secara sukarela karena mereka juga "prihatin dan khawatir" tentang polusi yang mereka lihat sehari-hari.
Model bisnis Ecoalf kini menawarkan cara mengatasi polusi, tapi dulu pendirinya, Javier Goyeneche, mendirikan perusahaan tahun 2009 karena ia terkejut akibat kuranganya garmen hasil daurulang di pasaran.
Avani Cegah Bumi Jadi Planet Plastik
Indonesia tercatat sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia, Sebuah perusahaan peduli lingkungan di Bali tak ingin melihat Bumi Indonesia jadi rusak akibat sampah plastik. Apa yang dilakukannya?
Foto: Avani-Eco 2017
Dari darat ke lautan
80 persen sampah plastik di lautan berasal dari daratan. Tempat penampungan sampah terbuka menyebabkan sampah bisa terbawa angin. Lewat sungai, sampah kemudian sampai ke lautan. Rata-rata kantung plastik digunakan hanya 25 menit. Tetapi untuk hancur dan terurai di alam dibutuhkan hingga 500 tahun.
Foto: Avani-Eco
Gerakan 3R? Tidak cukup
Seorang pengusaha di Bali merasa muak terhadap maraknya sampah plastik yang mengotori Pulau Dewata. Kevin Kumala mencoba untuk mengatasi masalah tersebut dengan mencari solusi alternatif untuk menggantikan plastik konvensional. Baginya, plastik yang bisa terurai akan melengkapi gerakan 3R: Reduce, Reuse, Recycle. Ditambah satu R lagi, Replace atau membuat pengganti.
Foto: Avani-Eco 2017
Buat produk ramah lingkungan
Lewat perusahaan Avani Eco, sang pengusaha itu kemudian memproduksi barang-barang unik: tas dari bahan dasar singkong, wadah makanan terbuat dari tebu dan sedotan dibuat dari jagung.
Foto: Avani-Eco 2017
Dasyatnya efek sedotan plastik
Bayangkan jika setiap hari, tiap warga Indonesia yang jumlahnya 250 juta orang menggunakan satu sedotan plastik dan membuangnya setelah sekali pakai. Sedotan yang mungil itu jadi masalah karena jika sampahnya terakumulasi, maka bisa mencapai 5.000 kilometer.
Foto: Avani-Eco 2017
Plastik ekologis
Produk baru diharapkan jadi solusinya, yakni: berbagai produk plastik ekologis. Bahan bakunya berasal dari sumber daya terbarukan. Karena itu dapat terurai dengan cepat menjadi kompos. Walau begitu, plastik ekologis ini juga tidak mudah sobek, bisa dibubuhi cap atau logo perusahaan, dan dapat diproses di mesin pengolah plastik konvensional.
Foto: static1.squarespace.com
Tak meninggalkan residu beracun
Pendiri perusahaaan ramah lingkungan tersebut, Kevin Kumala mengatakan materi produk-produknya dapat terurai di alam dengan relatif cepat dan tidak meninggalkan residu beracun. "Saya seorang penyelam dan peselancar. Selama ini saya banyak melihat sampah plastik ini di depan mata saya," kata Kumala menjelaskan mengapa ia memutuskan untuk masuk ke bisnis "bioplastik".
Foto: Avani-Eco 2017
Produk paling diminati
Proyeknya dimulai saat masalah sampah plastik makin merajalela di Bali dan Jawa. Berkantor pusat di Bali, dengan pabrik utamanya di pulau Jawa, produk bioplastik Avani Eco mulai dijual pada tahun 2015. Produk yang paling populer adalah tas yang terbuat dari singkong – bahan makanan yang murah dan melimpah di Indonesia - dengan kata-kata "Saya bukan plastik" yang terpampang di tas tersebut.
Foto: Avani-Eco 2017
Bisa diminum
Kevin Kumala yang merupakan lulusan biologi, mengatakan tas kantung palstik ini bahkan juga bisa diminum. Caranya, celupkan tas yang terbuat dari singkong ke dalam segelas air panas. Tas itu kemudian larut dalam air dan bisa langsung diminum. "Jadi, ini memberi harapan kepada hewan laut, mereka tidak lagi tersedak atau tertelan sesuatu yang bisa berbahaya," katanya.
Foto: Avani-Eco
Masih mahal
Produk bioplastik lainnya telah lama ada di pasar, namun United Nations Environment Programme (UNEP) tampak ragu akan industri tersebut. Dalam laporan tahun 2015, Badan PBB itu menyimpulkan bahwa produk bioplastik cenderung lebih mahal dan tidak memainkan peranan utama dalam mengurangi sampah laut. (Ed: Purwaningsih/AS/copyright gambar: Avani Eco)
Foto: Avani-Eco 2017
9 foto1 | 9
Mendaurulang sampah plastik jadi pakaian
Namun akibat maraknya berita mengenai lautan bumi yang lebih berisi plastik daripada ikan tahun 2050 nanti, dan ikat paus yang mati karena memakan kantung plastik, semakin banyak perusahaan serupa Ecoalf yang mengikutsertakan sampah dalam koleksinya.
Misalnya, duet desainer Vin dan Omi membuat kreasi futuristik dengan materi dari sampah plastik. Selain itu semakin banyak perusahaan besar seperti The North Face yang baru-baru ini mengubah botol plastik yang dikumpulkan dari semua taman nasional AS menjadi serangkaian tas dan t-shirt. Patagonia, juga perusahaan garmen dengan spesialisasi pakaian bagi udara terbuka, sudah mendaurulang sampah plastik menjadi jaket sejak 1993.
Mendaur ulang sampah plastik menjadi pakaian memang mengurangi sampah di dunia. Tapi ini tetap meninggalkan jejak ekologis, walaupun lebih kecil dari jejak perusahaan fesyen konvensional.
Tapi Vin dan Omi, misalnya, mengatakan, produksi tekstil hasil daur ulang dari plastik bekas butuh energi 50% lebih sedikit, dan menghasilkan CO2 sepertiga lebih sedikit.
Alternatif Untuk Alat Makan Sekali Pakai
Komisi Uni Eropa merencanakan larangan alat makan plastik sekali pakai, seperti sedotan, sendok, garpu, pisau, gelas dan piring plastik. Jadi apa alternatif untuk sedotan plastik?
Miliaran sedotan plastik berakhir sebagai sampah. Uni Eropa bermaksud melarang sedotan plastik sekali pakai. Tetapi bagi mereka yang tidak bisa berhenti menggunakan sedotan - seperti Marco Hort, yang membuat rekor dunia dengan 259 sedotan plastik di mulutnya - ada alternatif ramah lingkungan.
Foto: AP
Sedotan yang bisa dimakan
Binatang laut sering menelan sedotan plastik. Demi perlindungan lingkungan, Anda sekarang bisa menggunakan sedotan yang bisa sekalian dimakan. Di Jerman, perusahaan Wisefood mengembangkan sedotan semacam itu dari sari jus apel. Sebagai alternatif lain, Anda tentu bisa menggunakan sedotan yang bisa dicuci dan dipakai lagi, misalnya sedotan dari kaca.
Foto: Wisefood
Tidak hanya sedotan
Banyak alat makan lain seperti sendok dan garpu sekali pakai dari plastik yang berbahaya bagi lingkungan. Uni Eropa sekarang bermaksud melarang penggunaannya. Perusahaan India Bakey sekarang memproduksi garpu yang bisa ikut dimakan. Perusahaan AS SpudWares juga membuat alat makan dari tepung kentang. Mungkin makanan jadi lebih enak!
Foto: picture-alliance/dpa/M. Scholz
Murni dari bahan organik
Anda mungkin juga ingin mencoba piring yang dapat dimakan. Perusahaan Polandia, Biotrem, telah mengembangkan piring yang terbuat dari bahan yang bisa dimakan. Seandainya Anda sudah kenyang, piring itu tidak perlu Anda makan. Piring terbuat dari bahan organik dan bisa terurai seluruhnya setelah 30 hari.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Reszko
Bagaimana dengan gelas plastik?
Uni Eropa dalam jangka panjang juga ingin mendorong jaringan restoran cepat saji, kafe dan bar untuk mereduksi penggunaan gelas plastik. Setengah triliun gelas plastik digunakan setiap tahun - sebagian besar digunakan satu kali saja. Beberapa perusahaan sekarang menawarkan alternatif berbasis tanaman.
Foto: picture-alliance/empics/D. Thompson
Alternatif dari Bali
Perusahaan dari Bali, Avani, mengembangkan bioplastik kompos yang terbuat dari sari jagung. Gelasnya terlihat seperti gelas plastik biasa, tapi gelas ini dapat terurai di alam. Tapi sebaiknya gelas ini didekomposisi di fasilitas kompos komersial, jangan di belakang rumah Anda.
Foto: Avani-Eco
Cangkir yang bisa digunakan lagi
Cara mudah mengurangi sampah plastik adalah menggunakan gelas yang bisa digunakan berkali-kali. Tapi kita tidak selalu membawa gelas itu ke mana saja. Di Berlin sedang dilakukan uji coba dengan gelas bambu yang bisa dipinjam. Gelas itu diberikan dengan membayar uang jaminan. Kalau gelas itu dibawa kembali, uang jaminan akan dikembalikan.
Foto: justswapit
Korek kuping yang tidak mencemari laut
Produk plastik lain yang akan dilarang di Uni Eropa adalah korek kuping. Sekarang ada alternatifnya: batang yang terbuat dari bambu atau kertas. Tetapi aktivis lingkungan mengatakan, yang terbaik adalah membersihkan telinga Anda dengan handuk saja. Penulis: Katharina Wecker (hp/vlz)
Foto: picture alliance/dpa/Wildlife Photographer of the Year /J. Hofman
Perusahaan fesyen besar seperti Target, Zara dan Primark, juga pembuat sepatu seperti Nike dan Adidas juga ikut dalam tren fesyen "hijau" ini. H&M katanya akan mendaurulang semua garmennya. Tetapi dalam wawancara, Anna Gedda yang menjabat kepala bagian kesinambungan pada H&M mengatakan, suksesnya tergantung perkembangan teknologi baru.
Lucy Norris, profesor di bidang penelitian desain dan pengembangan materi mengatakan konsorsium daur ulang sedang membuat sistem pemilahan infra merah untuk pakaian bekas. Sistem ini akan mampu memilah bahan-bahan berbeda untuk didaurulang. Mereka juga mengembangkan teknologi prosesi kimia yang akan mampu mengurai serat campuran untuk memisahkan poliester dan katun.
"Tapi semua teknologi ini masih dalam tahap prototipe," demikian dikatakan Norris dalam wawancara dengan DW. Ia memperkirakan, mungkin masih perlu 20 tahun sebelum teknologi daur ulang akan mampu melangkah cepat sesuai ambisi untuk membantu mengatasi masalah sampah di lingkungan hidup.
Seni dari Plastik
Plastik ada di mana-mana. Saat Uni Eropa ambil langkah untuk larang penggunaan produk plastik agar tidak mendarat di laut dan sebabkan polusi, seniman temukan cara untuk daur ulang barang yang tak dapat diurai alam itu.
Foto: Washed Ashore
Dari mainan jadi patung
Kesenangan membuat istana pasir bisa kehilangan daya tariknya jika disadar, sekop, dan mainan plastik itu akan mendarat di laut. "Washed Ashore" (dibawa arus ke pantai) adalah patung mahluk laut berukuran 4 x 3 meter, yang dibuat dari mainan plastik yang ditemukan di pantai Oregon. Ini dibuat untuk meningkatkan kesadaran akan masalah plastik. Seniman pembuatnya: Angela Haseltine Pozzi.
Foto: Washed Ashore
Monster-monster oleh Joan Miro
Seniman Joan Miro (1893-1983) melewatkan hari-hari terakhirnya di pulau Mallorca. Saat berjalan-jalan di tepi pantai, pematung itu mengumpulkan barang yang dibawa arus kembali ke pantai dan darinya ia membuat patung semacam monster. Banyak patungnya berukuran sebesar manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Read
Manusia-manusia sampah
Seniman HA Schult yang tinggal di Köln jadi terkenal karena karyanya berupa manusia-manusia sampah (foto), misalnya yang berdiri dekat gereja Friedrichswerder di Berlin. Dengan menggunakan sampah yang dipadatkan, termasuk botol soda, seniman itu menempatkan patung-patung seukuran manusia itu di sejumlah lokasi alamiah terkenal, seperti di padang pasir dekat piramida Mesir.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kembowski
Topeng dari sampah plastik
Seniman Ed Franklin Gavua yang lahir di Ghana jadi terkenal karena membuat topeng-topeng Yiiiiikakaii dari sampah plastik. "Karya seni kami digunakan untuk meningkatkan kesadaran orang, agar memikirkan kembali, bagaimana sampah yang diproduksi komunitas mereka bisa digunakan lagi," demikian dikatakannya kepada DW.
Foto: Ed Franklin Gavua
Istana plastik
Warga Kanada Robert Bezeau mendirikan istana ini di Isla Colon, pulau utama di provinsi Bocas del Toro, Panama. Gayanya dari Abad Pertengahan. Istana ini dibuat dari sekitar 40.000 botol plastik yang ditempatkan di antara kerangka baja dan dibungkus seman. Bagian depannya didekorasi dengan karya seni yang mengilustrasikan bagaimana lautan dunia terpolusi plastik.
Foto: Oliver Ristau
Sepatu keren dari jaring ikan
Bukan hanya sampah plastik di lautan yang dikhawatirkan para seniman. Perusahaan pembuat pakaian juga berupaya mengurangi sampah. Perusahaan parangkat olah raga, Adidas membuat seri sepatu Adidas x Parley yang diluncurkan 2016, dari sampah yang didaurulang. Sepatu olah raga ini didekorasi benang dari jaring plastik yang didaur ulang.
Foto: adidas
Monster kantung plastik
Menangani sampah plastik sudah ada dalam agenda Uni Eropa sejak lama. Tahun 2011, karya seni bernama Plastic Bag Monster, yang terdiri dari 40.000 kantung plastik bekas dan 7.500 cangkir plastik bekas, didirikan di depan kantor pusat Komisi Eropa do Brussel. Penulis: Courtney Tenz (ml/ap)