1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

FH Konstanz

Anett Keller26 Agustus 2006

Di Fachhochschule (FH) Konstanz, Bahasa Indonesia menjadi salah satu bidang konsentrasi dalam bidang studi Bahasa Perekonomian dan Manajemen.

Konstanz dengan Bodensee nya, bukan hanya tempat berwisata, tapi juga mengenal Bahasa Indonesia
Konstanz dengan Bodensee nya, bukan hanya tempat berwisata, tapi juga mengenal Bahasa Indonesia

Bidang konsentrasi ini memiliki beberapa keistimewaan. Salah satunya adalah karena menjadi salah satu bidang konsentrasi termuda di Jerman, berumur baru enam tahun. Selain itu, bidang konsentrasi ini diadakan di sekolah tinggi kejuruan atau Fachhochschule. Itu berarti studi dapat ditempuh dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan bila menempuh studi yang sama di universitas. Juga, di sekolah tinggi ilmu terapan, lebih banyak ilmu praktis yang diajarkan ketimbang teori.

Mendukung Kerjasama Luar Negeri

Pada awalnya Fachhochschule Konstanz memulai dengan membuka pendidikan kejuruan dalam spesialis Cina. Tak lama setelah itu pihak sekolah tinggi berencana membuka bidang konsentrasi Bahasa Indonesia. Di negara bagian Baden- Württemberg, dimana perguruan tinggi ini berada, terdapat sejak lama perusahaan yang memiliki orientasi Asia.

Para lulusannya diharapkan dapat berkiprah di bidang ini, kerena kebanyakan perusahaan yang menjalin hubungan rekanan asing memerlukan orang ahli untuk menjaga kelancaran kontrak dan menjalin hubungan yang harmonis. Mahasiswa akan dididik di Konstanz untuk proyek manajemen seperti itu. Profesor Helmut Weber menjelaskan, apa yang dipelajari oleh mahasiswa selama studi mereka:

Helmut Weber: "Ditambah dengan Bahasa Indonesia mereka juga belajar mengenai daerah Indonesia atau Asia Tenggara, terutama faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi misalnya budaya, politik, lingkungan hidup, aspek-aspek sosial, korupsi juga termasuk dan pendidikannya. Yang kedua adalah penguasaan bidang ekonomi yaitu perekonomian nasional, ekonomi perusahaan dan aspek-aspek hukum yang juga mempengaruhi kerja sama luar negeri."

Pengetahuan Lainnya

Di tahun 2000 didirikanlah bidang konsentrasi bahasa Indonesia bisnis. Agar intensifitas belajar tetap terjaga, tiap semester bidang konsentrasi ini hanya menerima 15 mahasiswa. Di Konstanz, selain mengajar geografi dan ekonomi Indonesia, Profesor Weber juga memberikan kuliah etnik dan agama di Asia Tenggara serta komunikasi antar budaya. Pengetahuan mengenai kebiasaan budaya adalah hal terpenting untuk keberhasilan kontak dalam berbisnis.

Helmut Weber: "Oh, ada banyak yang harus diperhatikan dalam komunikasi antar budaya misalnya hirarki yaitu kedudukan dalam masyarakat. Kami di Jerman sebenarnya berangkat dari salah satu konsep yang tidak begitu distratifikasi seperti di Indonesia. Dan itu sering membingungkan mahasiswa yang mau bekerja di Indonesia. Orientasi kelompok misalnya juga sangat penting. Individualisme dalam dunia kerja tidak begitu dikembangkan dibandingkan dengan Jerman dan ini juga sering menimbulkan masalah."

Kuliah Wajib di Luar Negeri

Bagi para lulusan Konstanz masalah tersebut bukan merupakan halangan. Memang ada yang mengeluh susahnya mencari kesempatan kerja. Tetapi menurut hasil penelitian perguruan tinggi ini, 70 persen alumni pada akhirnya bekerja pada perusahaan yang memiliki hubungan dengan Asia.

Agar dalam perjalanan karirnya lancar, para mahasiswa harus mengikuti kuliah di luar negeri dan praktek kerja. Mahasiswa yang memilih jurusan Indonesia atau Bahasa Melayu, diwajibkan mengikuti kuliah di salah satu perguruan tinggi berbahasa indonesia atau Melayu. Setiap semesternya datang sekitar sepuluh mahasiswa Konstanz ke UGM Yogyakarta. Salah satu diantara mereka adalah Hanni Walter.

Hanni Walter: "Saya ikut kursus Bahasa Indonesia di UGM khusus untuk mahasiswa asing. Terus saya juga ikut tiga kuliah di fakultas ekonomi, ilmu budaya dan politik. Dan saya kejut, karena kualitasnya pelajaran tidak jelek. Memang juga ada pelajaran bosan, tetapi sama di Jerman juga."

Praktek Kerja

Setelah menyelesaikan kuliah di universitas mitra, para mahasiswa tidak langsung kembali ke Jerman. Mereka praktek kerja selama setengah tahun di salah satu perusahaan atau organisasi internasional. Contohnya Hanni. Sejak awal studinya, Hanni menjadi anggota sebuah tim yang ditugaskan untuk mengembangkan proyek lingkungan dan sosial dalam pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.

Semua ini bertujuan untuk membuat daerah terpencil ini dikenal oleh para turis. Salah satunya adalah pulau Pajanekang yang memiliki 1.000 penduduk. Pulau tersebut sangat terpencil, hingga orang setempat menerima tamu bagaikan kunjungan kenegaraan. Hanni merupakan salah satu peserta kunjungan tersebut.

Hanni Walter: "Pulau itu kecil sekali dan pertama kita ke rumah kepala desa dan semua orang berdiri di luar dan lihat ke dalam rumah lewat jendela. Terus kami jalan-jalan di desa dan selalu banyak anak ikut. Ya, kelihatan jarang orang barat datang ke pulau itu. Dan kita juga di sana merasa sedikit aneh, seperti kunjungan kenegaraan."

Ujian Masuk

Selama di Jerman Hanni hanya mendapatkan teori proyek pembangunan yang melibatkan kalangan, mulai dari mereka yang langsung terlibat hingga ke mereka yang berada di jajaran atas. Hubungan dekat dengan penduduk lokal dan juga metode kerjasama pembangunan yang bermanfaat untuk proyeknya. Pendekatan praktis dalam studi ini yang membuat Hanni suka. Kombinasi antara ekonomi, geografi dan komunikasi berbudayalah yang menarik Hanni kuliah di Konstanz. Jurusan ini sangat disukai. Setiap semesternya hampir empat atau lima kali peminat yang melamar lebih banyak dari tempat yang ada. Hanya 15 mahasiswa akan di terima setiap semesternya.

Helmut Weber: "Dalam seleksi mahasiswa kami menerapkan salah satu sistem yang menyangkut beberapa kriterium seperti misalnya indeks prestasi dari SMA, kemudian ada beberapa mata kuliah yang dianggap sebagai mata kuliah kunci seperti Bahasa Jerman, Bahasa Asing dan Matematika. Kemudian pengalaman kerja di perusahaan atau di organisasi termasuk praktikum. Jadi seorang yang melamar yang sudah memperoleh pengalaman kerja dia dapat bonus juga. Kemudian pengalaman luar negeri khususnya di negara tujuan. Dan yang sangat penting adalah motivasi: Kenapa mereka mau studi dalam program ini?"

Jurusan

Seperti di semua perguruan tinggi Jerman, juga di Konstanz, jurusan akan diubah menjadi program bachelor dan program master yang diakui secara internasional. Sejak satu tahun silam berjalan jurusan bachelor Bbahasa Asia Perekonomian dan Manajemen“. Jurusan ini memiliki jenjang pendidikan selama tujuh semester. Mahasiswanya dapat memilih antara Bahasa Cina dan Bahasa Indonesia atau Melayu. Siapa yang tidak puas akan gelar bachelornya, dapat melanjutkan kuliahnya di Konstanz dengan program master yang akan dibuka mulai semester depan. Jurusan baru ini bernama "Hubungan Asia-Eropa dan Manajemen“ dan ditempuh dalam tiga semester. Juga mahasiswa asing sangat diterima untuk melamar di kedua jurusan tersebut.

Bantuan Konsep Studi

Di jurusan program bachelor duduk sekitar 10 persen dari jumlah siswanya dari luar negeri. Untuk jurusan program master, perguruan tinggi ini menginginkan setengah dari mahasiswanya datang dari luar negeri. Professor Weber tidak hanya membangun konsep studinya di Jerman saja. Dia juga membantu universitas-universitas di Indonesia dengan kurikulum baru dan membangun Pusat Studi Pariwisata di UGM. Saat ini Profesor Weber mengerjakan konsep studi baru untuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Pembangunan di Gunung Sitoli, ibukota Nias.

Helmut Weber: "Sebenarnya matakuliah bersifat terlalu teoretis, kurang terarah kepada kualifikasi atau kemampuan yang dibutuhkan di pasar kerja. Ini baik untuk ekonomi maupun juga untuk program-program studi lain. Oleh karena itu kami mencoba menerapkan satu pendekatan seperti kami di Jerman di Fachhochschule atau Universitas Kejuruan. Kami coba mengembangkan satu program studi yang diarahkan kepada kebutuhan pasar kerja."

Kuliah bagi Mahasiswa Indonesia

Selain itu Profesor Weber dan sejumlah rekan kerjanya di Indonesia sedang merencanakan untuk membuka jurusan baru bagi para mahasiswa Indonesia yang tertarik ke Jerman. Lulusannya mendapatkan dua gelar dari salah satu universitas Indonesia dan Sekolah Tinggi Kejuruan Konstanz di bidang bahasa ekonomi Jerman dan manajemen pariwisata. Pada awalnya para mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti perkuliahan mengenai Jerman yang mencakup bahasa, ilmu politik, geografi, sejarah dan budaya di Universitas Indonesia Jakarta dan di Universitas Negeri Malang. Kemudian melanjutkan studinya di Jerman untuk mendalami ilmu bahasanya di bidang ekonomi dan pariwisata. Jika semua perizinan telah disetujui, para mahasiswa dapat memulai kuliahnya di Malang dan di Jakarta pada tahun 2007.