Filipina menolak gagasan Indonesia untuk menggelar patroli gabungan demi meredam kelompok Abu Sayyaf. Jiran di utara itu lebih suka melakukan patroli terpisah di wilayah masing-masing, tapi terkoordinasi.
Iklan
Pemerintah Manila mengimbau Indonesia dan Malaysia untuk memperkuat patroli di kawasan laut yang terimbas gelombang penculikan di selatan Filipina. Gagasan tersebut diungkapkan Kementerian Luar Negeri di Manilla menyusul maraknya penculikan dan perampokan oleh kelompok militan Islam, Abu Sayyaf.
Menteri Luar Negeri Filipina, Jose Rene Almendras mengatakan pihaknya menginginkan patroli terpisah, namun "terkoordinasi". Artinya "kami melakukan patroli sendiri dan mereka juga melakukannya di wilayah teritorialnya sendiri. Jadi tidak ada ancaman lagi terhadap kapal yang berlayar, termasuk penculikan."
Pernyataan itu sekaligus menolak ide Indonesia untuk melakukan patroli gabungan tiga negara.
Pekan lalu Indonesia mendesak Malaysia dan Filipina buat menggelar patroli gabungan. Gagasan tersebut melibatkan kapal perang tiga negara berlayar bersama tanpa mengindahkan batas wilayah teritorial.
Perwakilan ketiga negara akan bertemu di Jakarta pada Kamis (5/5) pekan depan untuk membahas kerjasama tersebut.
Maraknya serangan teroris di wilayah laut Filipina turut menganggu perdagangan batu bara antara Indonesia dan jiran di utara. Hampir 70% pasokan batu bara Filipina didapat dari Indonesia. Belum lama ini dua pelabuhan batubara di Kalimantan timur melarang semua kapal berlayar ke Filipina dan Sabah di Malaysia.
Sejak awal pekan militer Filipina membombardir kawasan yang diduga tempat persembunyian gerilayawan Abu Sayyaf di pulau Jolo. Presiden Benigno Aquino yang bakal lengser sebelumnya berjanji akan menggunakan sisa waktunya untuk melumat kelompok teror tersebut,
Air Mata, Doa dan Batu Akik: Manny Pacquiao Bertemu Mary Jane
Petinju Manny Pacquiao berkunjung ke Yogyakarta buat menemui Mary Jane Veloso. Filipina saat ini tengah mendakwa dua perekrut Jane. Negeri jiran itu berpacu dengan waktu buat menyelamatkan sang terpidana mati narkoba itu
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Kunjungan Kemanusiaan
Petinju kelas dunia asal Filipina, Manny Pacquiao, sejak lama aktif berkampanye buat menyelamatkan nyawa Mary Jane. Perempuan berusia 30 tahun itu divonis mati lantaran terlibat sindikat perdagangan narkoba. Untuk memberikan dukungan moral, atlet terkaya kedua di dunia itu mengunjungi Jane di Lapas Wirogunan, Yogyakarta. "Saya cuma ingin membantu dengan apa yang bisa saya lakukan," ujarnya.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Mary Jane Yang Menunggu Mati
Mary Jane (kiri) sejatinya dijadwalkan dieksekusi mati bersamaan dengan duo Bali Nine akhir April silam. Namun pelaksanaannya ditunda karena ia diminta bersaksi dalam kasus hukum lain di Filipina. Kejaksaan Agung melalui H.M Prasetyo bersikeras mengeksekusi mati Jane walaupun jika ia dibuktikan sebagai korban perdagangan manusia dalam kasus di Filipina.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Dukungan Moral
Manny Pacquiao yang berjuluk Pacman berbincang selama 30 menit dengan Mary Jane di Lapas Wirogunan. Sang petinju mengaku "belum pernah" bertemu dengan Mary. Ia berterimakasih kepada "presiden dan rakyat Indonesia" karena diberikan kesempatan bersua dengan terpidana mati narkoba itu.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Berdoa Dalam Tangis
Manny yang ditemani sang isteri, Jinkee (ka.) menyempatkan berdoa bersama dengan Mary Jane. Menurut kesaksian tamu yang hadir, ketiganya meneteskan air mata saat mengucap doa. Mary Jane lalu memberikan batu akik dan sebuah syal kepada Manny. Sebagai gantinya sang petinju menyerahkan uang sumbangan.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Investigasi demi Mary Jane
Manny yang juga seorang senator di Filipina berjanji akan menggelar ulang penyelidikan kasus Mary Jane. "Kami akan melakukan investigasi terhadap perekrut Mary Jane, saya percaya dari informasi yang saya terima, Mary Jane tidak bersalah," katanya seperti dikutip Suara.com.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Filipina Berpacu dengan Waktu
Kasus yang menimpa Mary Jane mendapat perhatian besar di Filipina. Warga negeri jiran itu sempat menggelar aksi demonstrasi di depan kedutaan besar Indonesia di Manila buat menuntut keringanan hukuman jelang eksekusi April lalu. Saat ini pengadilan di Filipina tengah menyidang dua terduga perekrut Mary Jane. Penduduk khawatir, lambatnya proses hukum akan merugikan kasus Mary Jane.
Foto: Reuters/E. De Castro
"Dosa orang lain"
Jane memiliki dua anak laki-laki, yakni Mark Daniel Candelaria yang berusia 12 tahun dan adiknya Mark Darren Candelaria, 8 tahun. Saat akan dieksekusi mati April silam, keduanya sempat mengunjungi Mary Jane. "Jadilah bangga pada ibumu karena dia meninggal dengan membawa dosa orang lain," ujarnya pada sang anak saat itu. Jane meyakini ia tidak bersalah.