1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Film Disney 'Mulan' Tuai Kritik atas Uighur dan Hong Kong

9 September 2020

Film Disney ‘Mulan’ memicu reaksi negatif di media sosial karena syuting di Xinjiang, Cina. Pemeran utamanya juga dikritik karena dianggap mendukung tindakan brutal polisi terhadap pengunjuk rasa di Hong Kong.

Walt Disney | Schauspielerin Liu Yifei im Film "Mulan"
Liu Yifei, aktris pemeran utama film MulanFoto: Courtesy of Disney Enterprises Publicity

Aktivis Hong Kong Joshua Wong dan warganet di Taiwan dan Thailand ramai-ramai menyerukan boikot film Disney 'Mulan' dengan menulis tagar #BoycottMulan" dan "#BanMulan" di Twitter, setelah peluncuran film Mulan di platform streaming Disney.

Kritik terhadap film live-action dari versi animasi tahun 1998 itu dimulai tahun lalu, ketika pemeran utama Mulan yang merupakan aktris kelahiran Cina daratan Liu Yifei, menyatakan dukungannya di media sosial untuk polisi di Hong Kong yang bertindak keras terhadap para pengunjuk rasa pro demokrasi.

Namun, Liu tidak segera menanggapi permintaan wawancara saat dihubungi melalui Weibo, sebuah situs microblogging yang populer di Cina.

Wong menuduh Disney "bersujud" ke Cina, merujuk pada dukungan Liu dan aktor lain untuk tindakan yang dilakukan polisi Hong Kong.

"Kami mendesak orang-orang di seluruh dunia untuk memboikot film baru Mulan," katanya kepada Reuters, Selasa (8/9).

Pekan ini, seruan boikot terhadap Mulan semakin marak karena syuting film tersebut diketahui berada di beberapa wilayah Cina yang diduga merupakan lokasi kasus pelanggaran hak asasi manusia serius.

Kritik mencuat karena ada ucapan terima kasih kepada badan keamanan pemerintah di Provinsi Xinjiang yang tertulis di penghujung film. Di wilayah itu diperkirakan satu juta warga Muslim Uighur ditahan.

"Dalam #Mulan baru, @Disney berterima kasih kepada biro keamanan publik di Turpan, yang telah terlibat dalam kamp interniran di Turkistan Timur," cuit Kongres Uighur Dunia yang berbasis di München pada Senin (07/09).

ha/pkp (Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait