Film Kisah Pekerja Rumah Tangga (PRT) Tampil di Busan
10 Oktober 2016
Film dokumenter "Sunday Beauty Queen" ditayangkan pertama kali di Festival Film Busan, Korea Selatan. Pembuat filmnya ingin menampilkan suka-duka para migran Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Hongkong.
Iklan
Film dokumenter "Sunday Beauty Queen" yang menyoroti suka-duka para migran pekerja rumah tangga di Hongkong ditayangkan perdana di Busan International Film Festival. Inilah festival film terbesar di Asia.
"Saya ingin menunjukkan bagaimana kehidupan sehari-hari mereka, harapan dan impian mereka sendiri. Mudah-mudahan ini bisa membuka dialog tentang siapa sebeanarnya orang-orang ini dan apa peran mereka dalam kehidupan global saat ini," kata pembuat film Baby Ruth Villarama di sela-sela Busan International Film Festival ke-21 di Korea Selatan.
Film "Sunday Beauty Queen" bersaing dengan beberapa film lain untuk meraih penghargaan sebagai film dokumenter terbaik. Film ini menampilkan kehidupan sehari-hari sekelompok pekerja rumah tangga asing di Hong Kong, ketika sedang mempersiapkan diri mengikuti kontes kecantikan tahunan.
"Mereka bekerja enam hari seminggu, namun mereka menghabiskan hari libur mereka mempersiapkan diri dan berlatih untuk acara tahunan ini - saya ingin tahu mengapa," kata Villarama.
"Ternyata acara ini memberi mereka rasa identitas. Ini tentang mimpi menjadi bahagia, sekalipun mereka harus berjuang, dan bukankah kita semua mencari happy ending dalam hidup kita," lanjutnya.
Organisasi Buruh Internasional ILO memperkirakan ada sekitar 50 juta migran pekerja rumah tangga di seluruh dunia. Di Hong Kong diperkirakan ada sekitar 300.000 pekerja rumah tangga asing, kebanyakan berasal dari Filipina dan Indonesia.
Villarama yang tinggal di di Manila mengatakan, dia memang ingin menghindari kontroversi politik ketika membuat dokumenternya.
"Saya pikir, penonton lebih mencari kisah-kisah yang memberi kecerahan jiwa. Dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menampilkan kisah kehidupan para individu untuk memahami perjalanan hidup mereka, bukan hanya mencari sensasi," kata Villarama.
"Saya pikir, ini adalah cara yang tepat untuk memupuk saling pengertian. Cita-cita saya adalah bahwa orang-orang di mana saja dapat memahami situasi pekerja migran, yang harus bekerja di negeri jauh."
Tujuh Negara Tujuan Favorit TKI
Sebanyak lebih dari 6 juta tenaga kerja Indonesia saat ini bekerja di 146 negara di seluruh dunia. Tujuh di antaranya adalah negara yang paling banyak mempekerjakan buruh asal Indonesia.
Foto: Getty Images
#1. Malaysia
Dari tahun ke tahun Malaysia menjadi tujuan utama tenaga kerja asal Indonesia. Menurut data BNP2TKI, sejak tahun 2012 sudah lebih dari setengah juta buruh migran melamar kerja di negeri jiran itu. Tidak heran jika remitansi asal Malaysia juga termasuk yang paling tinggi. Selama tahun 2015, TKI di Malaysia mengirimkan uang sebesar dua miliar Dollar AS kepada keluarga di Indonesia.
Lebih dari 320.000 buruh Indonesia diterima kerja di Taiwan sejak tahun 2012. Lantaran Taiwan membatasi masa kerja buruh asing maksimal 3 tahun, kebanyakan TKI mendarat di sektor formal. Tahun lalu TKI Indonesia yang bekerja di Taiwan menghasilkan dana remitansi terbesar ketiga di dunia, yakni 821 juta Dollar AS.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Chang
#3. Arab Saudi
Sejak 2011 Indonesia berlakukan moratorium pengiriman TKI ke Timur Tengah, terutama Arab Saudi. Namun larangan itu cuma berlaku buat sektor informal seperti pembantu rumah tangga. Sementara untuk sektor formal, Indonesia masih mengrimkan sekitar 150 ribu tenaga kerja ke Arab Saudi sejak tahun 2012. Dana yang mereka bawa pulang adalah yang tertinggi, yakni sekitar 2,5 miliar Dollar AS tahun 2015
Foto: picture-alliance/dpa/M. Irham
#4. Hong Kong
Sedikitnya 137 ribu TKI asal Indonesia diterima bekerja di Hongkong sejak 2012. Uang kiriman mereka pun termasuk yang paling besar, yakni sekitar 673,6 juta Dollar AS. Kendati bekerja di negara makmur dan modern, tidak sedikit TKI yang mengeluhkan buruknya kondisi kerja. Tahun 2014 silam ribuan TKW berunjuk rasa di Hong Kong setelah seorang buruh bernama Erwiana dianiaya oleh majikannya.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lopez
#5. Singapura
Menurut BNP2TKI, sebagian besar buruh Indonesia di Singapura bekerja di sektor informal sebagai pembantu rumah tangga. Sejak 2012 sebanyak 130 ribu TKI telah ditempatkan di negeri pulau tersebut. Tahun 2015 saja tenaga kerja Indonesia di Singapura mengirimkan duit remitansi sebesar 275 juta Dollar AS ke tanah air.
Foto: Getty Images
#6. Uni Emirat Arab
Lebih dari 100 ribu tenaga kerja Indonesia ditempatkan di Uni Emirat Arab sejak tahun 2012. Dana remitansi yang mereka hasilkan pun tak sedikit, yakni 308 juta Dollar AS pada tahun 2015.
Foto: picture-alliance/dpa
#7. Qatar
Lantaran moratorium, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Timur Tengah banyak menurun. Qatar yang tahun 2012 masih menerima lebih dari 20 ribu TKI, tahun 2015 jumlahnya cuma berkisar 2400 tenaga kerja. Sejak 2012 sedikitnya 46 ribu buruh Indonesia bekerja di negeri kecil di tepi Arab Saudi itu. Hampir 100 juta Dollar AS dibawa pulang oleh TKI Indonesia tahun 2015 silam.