Film Snow White Rilis di tengah Kontroversi
19 Maret 2025
"Snow White,” begitulah judul terbaru film live-action Disney yang diadaptasi ulang dari salahsatu film klasik, dengan biaya pembuatan dan promosi sebesar 270 juta US Dollar atau sekitar 4.5 triliun Rupiah, menurut majalah Forbes.
Biasanya, film Hollywood yang menghabiskan anggaran besar akan dipenuhi wartawan saat peluncuran perdananya. Wartawan akan berkerumun mewawancarai para bintang film di atas karpet merah. Namun, para jurnalis dilarang menghadiri pemutaran perdana film tersebut di Hollywood, 15 Maret lalu, dan juga pada saat debut pertamanya di Eropa, yang diadakan 12 Maret 2025 di sebuah kastil terpencil di utara Spanyol.
Akses media kepada para bintang dan tim kreatif sangat dibatasi, hal ini dikaitkan dengan "badai" komentar negatif lewat jejaring online, serta perdebatan politik yang lebih substansial yang terjadi selama produksi film tersebut. Film ini rencannya akan tayang perdana pada tanggal 20 Maret di Jerman dan 21 Maret di Amerika Serikat.
Reaksi Rasis
Komentar rasis mulai ramai terdengar di bulan Juni 2021, ketika Rachel Zegler pertama kali diumumkan sebagai pemeran utama.
Zegler memulai debut filmnya di film remake "West Side Story” karya Steven Spielberg tahun 2021. Zigler adalah keturunan Kolombia dan Polandia. Para komentator rasis sangat marah dengan pilihan seorang keturunan Amerika Latin sebagai pemeran utama. Komentar bernada rasisme serupa itu juga pernah dilontarkan, mengecam "casting" Halle Bailey, artis perempuan kulit berwarna untuk membintangi "The Little Mermaid” (2023).
"Nama Snow White atau Putri Salju di film ini bukan karena kulitnya yang seputih salju,” kata Zegler dalam sebuah wawancara tahun 2024 dengan majalah Variety. Latar belakang nama Snow White dalam film baru ini mengacu pada versi lain dari dongeng tersebut, di mana sang gadis selamat dari badai salju saat masih bayi. "Maka raja dan ratu memutuskan untuk menamainya Snow White untuk mengingat ketangguhannya,” kilah Zegler.
Menyingkirkan ‘penguntit'
Cerita ini tidak lagi berfokus pada pandangan kuno bahwa seorang gadis hanya bisa diselamatkan melalui pernikahan - dan semoga dengan seorang pangeran.
Zegler membahas aspek ini dengan menggambarkan sang pangeran sebagai "penguntit”. "Hal ini sangat jelas terlihat di film kartun aslinya yang rilis di tahun 1937. Cerita ini berfokus pada kisah cinta Snow White dengan seorang pria yang menguntitnya,” kata Zegler pada tahun 2022.
Zegler lebih lanjut mengatakan, film baru ini berpusat pada "perjalanan internal seorang Snow White untuk menemukan jati dirinya dan pertemuannya dengan banyak orang membuat perjalanannya luar biasa.”
Komentar tersebut juga memperkuat pandangan para komentator online yang meyakini bahwa film ini akan menjadi film "woke”.
Bagaimana seharusnya ketujuh kurcaci itu digambarkan?
Peter Dinklage, aktor pemenang penghargaan dari "Game of Thrones,”meluncurkan perdebatan lain seputar Snow White, melalui sebuah wawancara di podcast "WTF” Marc Maron pada tahun 2022.
Meskipun Dinklage memuji Disney karena telah memilih seorang keturunan Amerika Latin sebagai Putri Salju, ia menilai Disney begitu "progresif dalam satu hal,” tetapi kemudian mundur dalam hal lain dengan menceritakan "tujuh kurcaci yang tinggal bersama di sebuah gua.”
Dinklage, yang bertubuh "kerdil", menjadi salah seorang figur terkenal yang merepresentasikan penyandang disabilitas. Aktor ini telah berusaha untuk menghindari peran-peran stereotip, yang biasanya diperuntukkan bagi aktor-aktor dari komunitas orang bertubuh "cebol".
Sehari setelah wawancara tersebut, Disney mengumumkan bahwa mereka akan mengubah lawan main Snow White ini menjadi "makhluk ajaib” yang dibuat dengan Computer Generated Image (CGI).
Tetapi banyak aktor dari komunitas orang bertubuh "cebol" mengatakan, hal ini menunjukkan hilangnya peran-peran potensial dalam produksi skala besar.
"Tidak ada yang salah dengan seseorang bertubuh "kerdil" yang memainkan peran sebagai kurcaci. Selama kami diperlakukan dengan setara dan dihormati, kami biasanya dengan senang hati mengambil peran apa pun yang cocok untuk kami,” kata aktor Choon Tan, yang dikenal sebagai ”binaragawan terkecil di Inggris.” Dia menggambarkan ketergantungan film ini pada CGI untuk karakter-karakternya, sebagai hal yang "tidak masuk akal dan diskriminatif.”
"Menurut saya, Disney berusaha terlalu keras untuk menjadi benar secara politis, tetapi dengan melakukan hal itu, telah merusak karier dan peluang kami,” katanya.
Seruan untuk memboikot Gal Gadot
Ketika Disney merilis teaser pertama "Snow White” pada tahun 2024, ada seruan dari para aktivis Boikot, Divestasi, dan Sanksi untuk memboikot film tersebut karena artis Israel, Gal Gadot, (pemeran utama Film "Wonder Woman”) akan memerankan Ratu Jahat.
Gadot telah menunjukkan dukungannya terhadap Israel, sejak dilancarkannya serangan teror Hamas pada 7 Oktober 2023. Pidatonya pada tanggal 7 Maret di pertemuan tahunan Anti-Defamation League berfokus pada penderitaan orang-orang Yahudi, dan kebangkitan antisemitisme di seluruh dunia. Gadot tidak sekali pun menyinggung tentang bagaimana perang Israel melawan Hamas selama lebih 17 bulan telah memberikan dampak yang sangat buruk bagi warga Palestina di Gaza.
Sementara itu, Zegler telah menambahkan tagar #freePalestine dalam promosi media sosialnya untuk film tersebut.
Pandangan politik Gadot dan Zegler yang berseberangan telah memicu rumor perseteruan antara kedua bintang tersebut.
Cerita yang berkembang
Orang-orang yang bersikeras bahwa kulit Putri Salju haruslah seputih salju, atau satu-satunya jalan menuju kebahagiaan adalah dengan menjadi seorang putri yang menikahi pangeran, harusnya juga melihat bagaimana Disney telah memberikan kebebasan dalam adaptasi ulang film Snow White versi tahun 1937 yang diadaptasi dari dongeng asli Jerman karya Grimm Bersaudara.
Grimm Bersaudara mengumpulkan dongeng-dongeng lisan dari berbagai sumber dan menyusunnya dalam buku "Kinder und Hausmärchen” atau buku "Dongeng Anak-Anak dan Keluarga", yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1812. Grimm bersaudara juga melakukan perubahan dan penambahan cerita, hingga mereka merilis edisi ketujuh buku tersebut pada tahun 1857, yang berisi 200 dongeng.
Perbedaan utama Disney dan dongeng Grimm dapat dilihat dari adegan Putri Salju yang tidak terbangun karena ciuman sang pangeran, seperti yang digambarkan dalam versi Disney tahun 1937.
Apel beracun justru keluar dari tenggorokan Snow White, ketika salah satu pelayan pangeran tersandung dan kehilangan keseimbangan saat mengangkut peti mati kaca. Atau versi lainnya, seorang pelayan pangeran sangat kesal karena dia harus membawa peti mati kaca ke mana-mana untuk pangeran, sehingga dia memukul punggung gadis yang tampaknya sudah mati itu, menyebabkan potongan apel itu keluar dari tenggorokannya.
Di akhir dongeng Grimm, Ratu Jahat diberi sandal besi panas yang digunakan untuk menari hingga tewas di pesta pernikahan Snow White. Namun Snow White versi 1937 tidak diakhiri dengan adegan penyiksaan seperti itu. Sebagai gantinya, Ratu Jahat - yang masih berpakaian layaknya wanita tua - sedang mendorong batu besar ke arah para kurcaci, ketika petir menyambar tepian tebing tempatnya berdiri. Ratu jahat pun kemudian jatuh dan mati.
Diadaptasi dari Artikel DW Bahasa Inggris