1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Forum Bisnis Indonesia-Jerman Ingin Gaet Investor Asing

5 April 2023

Indonesia sedang menggalakkan promosi untuk menarik investor asing. Berbagai program insentif berupa keringanan pajak ditawarkan dalam upaya transfer teknologi dan pengembangan sumber daya.

Forum Bisnis Indonesia-Jerman di Düsseldorf, 3 April 2023
Forum Bisnis Indonesia-Jerman di Düsseldorf, 3 April 2023Foto: Hendra Pasuhuk/DW

Setelah berhasil meredam pandemi corona, Indonesia saat ini sedang menggalakkan promosi untuk mengundang para investor asing mengerjakan berbagai proyek infrastruktur. Memang banyak proyek yang sekarang sedang digelontorkan dan dijajakan. Selain proyek-proyek infrastruktur besar, masih banyak proyek yang direncanakan, terutama dalam bidang energi, kesehatan, digitalisasi, dan agenda perubahan iklim.

Bertempat di gedung perbankan di Kota Düsseldorf, ibu kota negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW), pada hari Senin (03/04) digelar acara "Indonesian-Germany Business Forum". Acara ini diprakarsai oleh Konsulat Jenderal RI di Frankfurt, NRW.BANK di Düsseldorf, dan Kamar Dagang Bonn/Rhein-Sieg, bekerja sama dengan Kamar Dagang NRW, didukung oleh German Asia-Pacific Business Association, OAV. Lebih dari 60 peserta menghadiri acara ini, yang datang dari berbagai kota dan mewakili berbagai perusahaan Jerman, mulai dari sektor manufaktur, teknologi, digitalisasi, hingga pendanaan investasi.

Acara ini bertema "Optimizing Trade and Investment Opportunities between Indonesia and Germany". Forum bisnis ini juga merupakan bagian dari rangkaian acara menuju Hannover Fair 2023 (Hannovermesse), yang akan diselenggarakan pada 17-21 April April 2023. Ajang pameran industri terbesar dunia itu memang akan menghadirkan Indonesia sebagai Partner Country.

Di Forum Bisnis Indonesia-Jerman di Düsseldorf hadir Duta Besar RI di Berlin, Arif Havas Oegroseno (tengah), dan Konsul Jenderal RI di Frankfurt, Acep Somantri, 3 April 2023Foto: Hendra Pasuhuk/DW

Karena tujuannya untuk menarik minat investor, pihak Indonesia khusus menghadirkan empat staf ahli, antara lain Bidang Transformasi Digital, Kreativitas dan Sumber Daya Manusia di Kementerian Koordinator Perekonomian, Dr. Rizal Edwin Manansang dan staf ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi di Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi, Asisten Deputi Investasi Strategis di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Dr. Bimo Wijayanto, dan pejabat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr. Herbert Wilbert V. Hasudungan.

Mengundang investor dengan berbagai insentif

Konjen RI Frankfurt Acep Somantri dalam sambutannya menegaskan forum bisnis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang potensi ekonomi Indonesia dan "kerja sama yang lebih erat, khususnya di bidang investasi dan perdagangan antara Indonesia-Jerman".

Staf ahli bidang Transformasi Digital, Kreativitas dan Sumber Daya Manusia di Kementerian Koordinator Perekonomian, Dr. Rizal Edwin Manansang, menjelaskan perkembangan ekonomi Indonesia dan berbagai peluang investasiFoto: Hendra Pasuhuk/DW

Salah satu bidang investasi yang dipromosikan adalah kendaraan listrik. Indonesia memulai program subsidi untuk motor listrik dan kini sedang menyiapkan program subsidi mobil listrik sebagai upaya mendorong berkembangnya transportasi bebas emisi. Berbagai program keringanan pajak juga diperkenalkan untuk memikat para investor.

Selain itu, Indonesia berjanji akan merampingkan birokrasi yang sering menjadi keluhan pengusaha yang ingin berinvestasi. Para investor terutama akan diarahkan menuju zona-zona ekonomi khusus yang sudah ada dan masih akan dibangun. Di zona ekonomi khusus, investor juga akan menikmati lebih banyak insentif berupa keringanan pajak, antara lain pembebasan pajak usaha dan pajak pendapatan untuk jangka waktu tertentu, dan pembebasan pajak impor barang mewah.

"Target yang ingin kami capai, paling tidak investasi asing sampai 50 miliar dolar,” kata Dr. Rizal Edwin Manansang, staf ahli bidang Transformasi Digital, Kreativitas, dan Sumber Daya Manusia di Kementerian Koordinator Perekonomian.

Staf ahli Kementerian Perindustrian, Dr. Andi Rizaldi (kiri) dan staf ahli Kementerian Koordinator Perekonomian, Dr. Rizal Edwin Manansang (tengah), dalam diskusiFoto: Hendra Pasuhuk/DW

Sebagian investor masih dalam "posisi tunggu"

Dari Eropa diharapkan akan muncul proyek-proyek kerja sama teknologi, sambung Dr. Rizal Edwin. "Eropa kan terkenal dengan teknologinya, apalagi Jerman. Jadi, bagaimana kita bisa melakukan transfer teknologi itu. Selain itu, Jerman juga kuat dalam pendidikan vokasi dan itu yang kita kejar juga, vocational education...” Untuk perusahaan yang melakukan pendidikan vokasional, ada juga keringanan pajak ekstra, jelasnya.

Namun sebagian investor, terutama dari kalangan perusahaan kecil sampai menengah, kelihatannya masih mengambil posisi tunggu. Pemerintahan Joko Widodo belakangan memang memperkenalkan banyak regulasi baru terkait investasi asing, dari regulasi ekspor mineral sampai UU Cipta Kerja. Kebanyakan aturan baru itu masih belum jelas pelaksanaannya, sehingga banyak informasi dan spekulasi yang beredar tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Staf ahli bidang Iklim Usaha dan Investasi di Kementerian Perindustrian, Dr. Andi Rizaldi, menjelaskan peluang bagi investor asing di IndonesiaFoto: Hendra Pasuhuk/DW

Selain itu, di Indonesia tahun depan dilangsungkan pemilihan umum yang diikuti oleh pergantian pemerintahan. Apakah pemilu akan berjalan mulus atau akan terjadi ketegangan politik? Apakah presiden yang baru nanti akan mengubah haluan ekonomi dan merombak lagi regulasi-regulasi yang ada? Kebanyakan regulasi ekonomi di Indonesia memang ditetapkan lewat Keputusan Presiden, sehingga dengan mudah diganti oleh presiden yang baru tanpa perlu mendapat persetujuan parlemen.

Namun, di luar berbagai situasi sulit itu Indonesia memang sedang menjadi incaran Jerman dalam upaya melepaskan diri dari ketergantungan Cina. Dan penting untuk diinat, kata Duta Besar RI di Jerman, Arif Havas Oegroseno, "Jerman dan Indonesia keduanya adalah negara demokrasi dan berkomitmen dalam agenda perubahan iklim dan transisi energi." Karena itu, Jerman dan Indonesia adalah natural partner dalam hubungan dagang. "Kami siap menjadi penyangga utama dalam upaya diversifikasi rantai pasokan Jerman," tegasnya.

(hp/ha)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya