IPBES: 1 Juta Spesies Hewan dan Tumbuhan Terancam Kepunahan
7 Mei 2019
Sedikitnya 680 spesies vertabrata punah sejak abad ke-16. Lebih sembilan persen mamalia jinak yang dimanfaatkan manusia untuk pangan dan pertanian juga sudah punah, setidaknya 1000 jenis lain terancam kepunahan.
Iklan
Secara keseluruhan ada sekitar 1 juta spesies hewan dan tumbuhan yang terancam kepunahan dalam beberapa dekade ke depan, kata laporan terbaru Intergovernmental Science Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES).
Forum Ilmuwan PBB yang bersidang di Paris pekan lalu itu dalam laporan terakhirnya mengatakan, hilangnya keanekaragaman hayati yang terus-menerus akan merusak kemampuan dunia untuk mengurangi kemiskinan, keamanan pangan dan air dan peningkatan kesehatan manusia.
Laporan tersebut, yang pertama sejak 2005, memperingatkan konsekuensi serius bagi kemanusiaan dari kematian massal dan degradasi alam. Laporan IPBES yang menggabungkan kerja dari lebih 400 ilmuwan itu melukiskan gambaran suram, di mana hal-hal penting seperti makanan dan air minum terancam punah melalui penurunan spesies dan ekosistem.
Kerusakan alam yang belum pernah terjadi sebelumnya dan semakin cepat dalam 50 tahun terakhir telah didorong oleh perubahan dalam penggunaan lahan dan laut, eksploitasi makhluk hidup, perubahan iklim, polusi dan spesies invasif. Perkembangan ini juga didorong oleh perilaku masyarakat, mulai dari konsumsi hingga tata kelola.
Mengapa keanekaragaman hayati penting?
Tanpa lebah menyerbuki tanaman dan pohon mengubah karbon dioksida menjadi oksigen, kebutuhan dasar manusia seperti makan dan bernafas menjadi lebih sulit dipenuhi. Namun ada juga kerugian lain yang jarang menjadi sorotan, seperti penurunan tanaman obat dan hilangnya tanaman bakau yang melindungi garis pantai.
Sementara ini ada sekitar 1,5 juta spesies yang teridentifikasi di dunia. Para ilmuwan memperkirakan, jumlah sebenarnya mungkin mendekati sepuluh juta atau bahkan sampai dua miliar. Banyak organisme yang sangat kecil sehingga mereka hanya dapat diidentifikasi sebagai spesies berbeda melalui pengurutan DNA.
Hewan-Hewan Yang Bisa Kembali dari Kepunahan
Biodiversitas bisa hilang sekejap. Ilmuwan menyebut kepunahan masal ke-6 di dunia ini setara punahnya dinosaurus. Tapi bisakah kemampuan merusak milik manusia diimbangi kekuatan untuk bangkitkan hewan-hewan ini kembali?
Foto: Imago/Science Photo Library/L. Calvetti
Tidak usah takut t-rex
Film.film Jurassic Park menyebabkan orang membayangkan harus berhadapan dengan dinosaurus berbahaya. Tapi fantasi membangkitkan dinosaurus dari DNA milik seekor nyamuk purba yang terperangkap dalam resin pohon sangat jauh dari kenyataan. Menggunakan materi genetik yang berusia jutaan tahun tidak bisa dilakukan. Demikian pakar kebangkitan spesies punah.
Foto: picture-alliance/United Archiv/IFTN
Kemudian ada dua ekor...
Sejak meninggalnya Sudan, badak putih utara jantan yang terakhir dalam usia 45 tahun dua badak jantan betina, Najon dan Fatu, adalah yang terakhir dari spesies itu. Tapi ilmuwan berharap, embrio yang dibekukan nantinya bisa mengembalikan spesies itu dari jurang kepunahan. Embrio itu hasil penyatuan sperma Sudan dan telur dari badak putih selatan, spesies yang hampir serupa.
Foto: DW/Andrew Wasike
Rupanya tidak "terlalu punah"?
Ketika burung dodo hilang dari Mauritius di abad ke -17, hanya sedikit orang yang percaya, manusia bisa menyebabkan kepunahan seluruh spesies. Baru abad ke-19, ilmuwan Georges Cuvier membuktikan itu benar. Sejak itu dodo jadi simbol kekuatan destruktif manusia. Sekarang dicari DNA dodo dengan harapan, manusia bisa membuktikan kemampuan untuk membangkitkan spesies dari kepunahan.
Foto: Imago/StockTrek Images/D. Eskridge
Hidup rentan bahaya
Ketika Celia, ibex Pirenea terakhir meninggal tahun 2000, ilmuwan sudah kumpulkan dan bekukan sel-sel jaringannya. Tiga tahun kemudian, seekor kambing lahirkan klone Celia, yang diciptkan dengan menempatkan DNA Celia ke sebuah telur kambing. Sebenarnya, pembuahan dilakukan pada puluhan. Hanya 7 kambing hamil dan hanya seekor tidak keguguran. Klone Celia hanya hidup beberapa menit setelah lahir.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/C. Wermter
Jalan dari masa lalu
Ini Martha, merpati penumpang terakhir yang mati 1914. Mereka punah karena dimakan, perburuan ilegal dan deforestasi. Organisasi Revive & Restore, yang mempromosikan kebangkitan dari kepunahan, menilai merpati jenis ini jadi model sempurna untuk proyek model yang menunjukkan potensi kebangkitan spesies.
Foto: Donald E. Hurlbert, Smithsonian Institution
Ibu numbat
Warga Eropa yang datang ke Australia meyebabkan kepunahan thylacine, atau harimau Tasmania. Hewan terakhir dari spesies ini mati di kebun binatang Hobart tahun 1936. Sekarang ilmuwan telah mengkungkap kode genetik hwan ini dan berharap bisa menyisipkan gennya ke DNA milik spesies "saudara terdekatnya," yang disebut numbat.
Foto: Getty Images/AFP/T. Blackwood
Kebangkitan mamut
Spesies paling menarik yang mungkin bisa bangkit adalah mamut berambut lebat. "Saudara terdekat" spesies ini adalah gajah Asia. Ilmuwan di Universitas Harvard mengatakan, spesies ini bisa berperan dalam memperlambat pelumeran permafrostdan memperlambat perubahan iklim. Tapi untuk konsep yang disebut "Pleistocene Park" diperlukan sekitar 80.000 hewan supaya ada manfaatnya.
Foto: Imago/Science Photo Library/L. Calvetti
Sapi istimewa
Spesies yang disebut auroch dulunya hidup di kawasan Eurasia. Mereka punah 400 tahun lalu akibat kehilangan habitat. Tapi keturunan mereka, yaitu sapi, terus hidup. Sejauh ini sudah ada program-program untuk "kembali membiakkan" auroch. Upaya yang dilakukan di Jerman membuahkan spesies yang disebut sapi Heck. Penulis: Ruby Russell (ml/ap)
Foto: Imago/Nature Picture Library/P. Clement
8 foto1 | 8
"Jika Anda berpikir tentang keanekaragaman hayati, Anda berpikir tentang harimau dan beruang kutub," kata Rebecca Shaw, kepala ilmuwan di World Wildlife Fund (WWF). "Spesies itu sangat penting - tetapi juga penting adalah spesies yang tidak pernah Anda lihat dan bicarakan."
"Tidak memperhatikan semua interaksi kompleks di dalam tanah - dan berpikir kita bisa memakai pupuk atau pestisida dan membiarkannya tetap menjadi tanah produktif yang sama ke generasi berikutnya - itu bodoh," kata Rebecca Shaw.
Laporan IPBES menemukan bahwa sekitar seperempat dari spesies tanaman dan hewan akan menghadapi kepunahan dalam beberapa dekade mendatang, kecuali jika segera diambil tindakan.
Bagaimana kita bisa menghentikannya?
Pada 2010, PBB mendeklarasikan "dekade keanekaragaman hayati" untuk mengurangi penurunan biodiversitas. Tetapi menurut laporan terbaru IPBES ini, dari 20 target yang ditetapkan anggotanya, hanya sedikit yang berhasil dilaksanakan. Laporan itu mengatakan, "upaya yang mendesak dan terkonsentrasi" masih dapat memperbaiki memulihkan alam sehingga tetp bisadigunakan secara berkelanjutan.
Untuk menghindari efek negatif dari hilangnya keanekaragaman hayati hingga tahun 2050 dan seterusnya dibutuhkan perubahan kebijakan "transformatif", tulis para penulis laporan IPBES. Mereka mengusulkan perangkat kebijakan yang luas, termasuk praktik pertanian berkelanjutan, memberikan insentif pengurangan konsumsi dan pengurangan limbah, menerapkan kuota penangkapan ikan yang efektif, dan mengupayakan pengelolaan air kolaboratif.
Para ilmuwan juga mengatakan, perilaku konsumen juga sangat penting untuk pelestarian ekosistem dan perbaikan perlindungan alam. Konsumen misalnya bisa memilih untuk mengurangi konsumsi daging sapi dan makan ikan yang bersumber dari cara produksi berkelanjutan. Para penulis juga menyoroti pentingnya mengembangkan sistem keuangan global yang menjauhi "paradigma terbatas" yang hanya menyoroti pertumbuhan ekonomi.
Keanekaragaman Satwa dan Fauna
Pulau-pulau dan lingkup lautan sekelilingnya jadi fokus Hari Keanekaragaman Hayati tahun 2014. Pulau terdiri dari berbagai ekosistem yang unik dan kerap mencakup banyak tumbuhan dan hewan endemis.
Foto: John Weller/AP/dapd
Pulau Jadi Fokus
Pulau-pulau dan daerah laut sekelilingnya jadi fokus Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, yang jatuh 22 Mei. Pulau adalah ekosistem unik dengan tumbuhan dan spesies hewan yang kerap endemis, dan tidak ditemukan di tempat lain. Pulau juga jadi tempat tinggal sepersepuluh populasi manusia, dan di seluruh bumi mereka semakin terdesak masalah populasi dan iklim.
Foto: picture-alliance/DUMONT Bildarchiv
Di Bawah Tekanan
Dari 724 hewan yang punah dalam 400 tahun terakhir, sekitar separuhnya adalah spesies yang hidup di pulau. Demikian keterangan Konvensi Keanekaragaman Hayati PBB. Selama seabad lalu, biodiversitas pulau menderita akibat desakan spesies invasif dari daerah lain, perubahan habitat dan eksploitasi besar-besaran, juga perubahan iklim dan polusi yang disebabkan manusia.
Foto: AP
Spesies Invasif
Ular Coklat Pohon (Boiga Irregularis) terkenal sebagai spesies invasif yang bertanggungjawab mematikan sebagian besar populasi binatang asli di pulau Guam, di Pasifik. Diyakini ular ini menyebabkan punahnya 12 spesies burung di pulau itu. Ini juga berdampak pada keanekaragaman spesies, dan bahkan ekonomi, demikian pakar.
Foto: public domain
Proyek Pilot
Dalam tiga dekade, pengurus konservasi telah berusaha membangun kembali ekosistem asli Mauritius di pulau Ile aux Aigrettes. Mereka sekarang sudah berhasil membasmi sebagian besar hewan asing seperti tikus, kelinci dan kambing, juga menanami kembali hutan. Mereka juga berhasil menggantikan beberapa spesies yang punah dengan spesies lain yang serupa, agar ekosistem tetap seimbang.
Foto: picture-alliance/dpa
Madagaskar: Sorotan Biodiversitas
Sorotan biodiversitas adalah daerah dengan jumlah spesies endemis yang terancam manusia. Daerah yang terancam tersebar di seluruh dunia, sebagian besar daerah hutan dan berlokasi di daerah tropis. Daerah hutan peluruh di Madagaskar dan hutan tropis di dataran rendah punya ekosistem kompleks, tapi banyak hutan sebagian besar rusak karena terlalu digunakan untuk merumput dan akibat pembalakan liar.
Foto: Photoshot/Balance/picture alliance
Suhu Baru, Pemukim Baru
Dalam 50 tahun terakhir, kondisi pulau Jerman, Helgoland, berubah secara dramatis. Pakar pada Institut Biologi Helgoland mengatakan, suhu air meningkat sekitar 1,7° Celcius ketika itu. Sekarang hidup 60 spesies baru yang dulunya tidak ada di kawasan ini. Termasuk sejenis kepiting, keong air asin, cacing Polychaeta dan ubur-ubur.
Foto: picture-alliance/dpa
Hutan Yang Hilang di Pulau Norfolk
Sebelum kolonisasi Eropa, Pulau Norfolk di Pasifik tertutup hutan rimba sub tropis, di mana banyak tumbuh jenis palem dan tusam yang khas pulau itu. Sekarang, hutan hanya tersisa sedikit, dan dinyatakan sebagai taman nasional. Hutan tetap terserang spesies tumbuhan baru yang dibawa dari daerah lain.
Foto: public domain
Firdaus di Gunung
Taiwan tempat tinggal sejumlah besar tumbuhan dan hewan. Ini kemungkinan diakibatkan situasi alam yang sangat bervariasi, yang membentang antara pantai dan pegunungan yang tinggi. Lebih dari 17 jenis burung khas Taiwan tinggal di daerah pegunungan, terlindung dari perkembangan kota yang cepat, di dataran rendah. Salah satunya burung pegar Mikado, yang hanya hidup di atas ketinggian 1.800 meter.
Foto: CC/Snowyowls
Anjing Laut Hawaii
Anjing laut jenis Hawaiian Monk Seal adalah satu-satunya anjing laut asli yang tinggal di Hawaii dan sangat terancam. Populasi kecil yang terdiri dari 1.100 ekor terancam aktivitas manusia, antara lain penangkapan ikan, dan reruntuhan di laut. Badan Perikanan Laut Nasional AS menetapkan rencana pembiakan anjing laut ini sejak 1983, tetapi jumlahnya tetap sangat rendah.
Foto: picture-alliance/Wildlife
Bagian Rencana Besar
Sebagai bagian kegiatan dalam dekade biodiversitas yang ditetapkan PBB, negara-negara diminta melaksanakan apa yang disebut 20 'Target Biodiversitas Aichi.' Target ini bertujuan untuk mengurangi punahnya spesies di seluruh dunia.