Foto korban serangan udara tentara Suriah terhadap kota Aleppo yang mendulang kecaman dunia memaksa Rusia memberlakukan gencatan senjata selama 48 jam. Langkah itu diambil demi menjamin bantuan kemanusiaan.
Iklan
Foto Omran, bocah Suriah yang bersimbah darah usai selamat dari serangan udara pasukan pemerintah kini menjadi simbol penderitaan penduduk kota Aleppo. Menyusul kecaman dari seluruh dunia, kini sekutu utama Presiden Bashar Assad, Rusia, mengaku siap memberlakukan "jeda kemanusiaan" selama 48 jam mulai pekan depan.
Keputusan tersebut diambil setelah muncul himbauan dari Perserikatan Bangsa Bangsa dan Uni Eropa untuk mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Aleppo. Perang di kota terbesar kedua Suriah itu memanas sejak aliansi jihadis Islam dan pemberontak melancarkan serangan besar untuk melonggarkan kepungan tentara pemerintah, 31 Juli lalu.
Namun kendati ratusan nyawa melayang, kedua pihak gagal membukukan hasil signifikan. Beberapa pekan silam pemerintah Suriah berjanji memberlakukan gencatan senjata secara berkala untuk menjamin pengiriman bantuan buat penduduk sipil.
Tapi utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mengeluhkan tidak adanya niat baik dari tentara pemerintah buat mengizinkan misi kemanusiaan. "Tidak ada satupun konvoi bantuan kemanusiaan bisa mencapai area yang dikepung dalam sebulan terakhir," ujarnya.
Pemerintah di Moskow berjanji akan menetapkan "48 jam pertama pekan depan untuk jeda kemanusiaan dan membantu pengiriman bantuan humaniter untuk penduduk Aleppo," ujar Jurubicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov.
De Mistura mengatakan pihaknya bergantung pada Moskow untuk memastikan "kepatuhan pasukan Suriah pada jeda kemanusiaan." Sejauh ini perang di Suriah telah menelan 290.000 korban jiwa dan jutaan pengungsi sejak 2011.
Apa yang Mereka Lakukan Setelah Bebas dari ISIS?
Setelah selama ini dijadikan 'tameng manusia' oleh ISIS, warga Manbij, Suriah, rayakan kebebasan, pertengahan Agustus 2016. Para warga ramai-ramai langgar aturan yang sebelumnya diterapkan ISIS.
Foto: Reuters/R. Said
Merayakan kebebasan
Para perempuan merayakan kebebasan setelah koalisi Pasukan Demokratik Suriah SDF membersihkan Manbij, yang sebelumnya dikuasai milisi ISIS. Didukung serangan udara AS, SDF meluncurkan serangan di Manbij dan pedesaan sekitarnya sejak bulan Mei. Setelah gempuran dilancarkan SDF mengatakan kota tersebut telah "dibersihkan dari geng ISIS“ pada pertengahan Agustus 2016.
Foto: Reuters/R. Said
Merokok
Seorang nenek membakar rokok, sebagai tanda 'melanggar' aturan ketat ISIS. Aturan ketat ISIS melarang keras orang-orang merokok.
Foto: Reuters/R. Said
Cukup sudah berjanggut
Para pria saling mencukur janggut. Selama ini ISIS menerapkan beberapa aturan yang wajib dipatuhii penduduk, di antaranya menuntut para pria untuk memelihara janggut.
Foto: Reuters/R. Said
Pelukan erat
Seorang tentara perempuan SDF memeluk erat seorang wanita, selepas kawasan tersebut dibebaskan. Banyak pejuang Kurdi di Suriah yang merupakan perempuan. Pasukan SDF menuding ISIS memanfaatkan warga sebagi tameng hidup.
Foto: Reuters/R. Said
Evakuasi
Seorang anak perempuan tersenyum lebar setelah dievakuasi dari wilayah yang dikuasai milisi ISIS.
Foto: Reuters/R. Said
Patroli
Selama hari-hari terakhir pembebasan, SDF terus membersihkan kota dari penguasaan ISIS.
Foto: Getty Images/AFP/D. Souleiman
Menyelamatkan warga
Pejuang perempuan SDF menggendong seorang bayi setelah evakuasi rakyat dilakukan di kawasan terakhir yang dikuasai ISIS.
Foto: Reuters/R. Said
Lepaskan nikab dan burka
Beberapa perempuan membuka nikab maupun burka yang selama ini dipaksakan oleh ISIS. Bahkan ada pula yang tampak membakar busana-busana berwarna hitam di jalan-jalan.