Jasad seorang anak terdampar di pantai. Sebuah foto mengerikan yang menunjukkan kebrutalan dari upaya yang gagal untuk keluar dari perang saudara yang mengoyak Suriah. Perspektif Alexander Kudascheff
Iklan
Ini sebuah foto kejadian, yang merekam bagaimana keseharian di Suriah. Tapi dalam foto ini juga diabadikan horor dari perang saudara yang mengerikan. Sebuah foto yang amat menyentuh perasaan. Sebuah foto yang membuat kita terdiam untuk merasakan solidaritas yang menyakitkan. Sebuah foto yang membuat kita merasa tidak berdaya.
Inilah foto yang memicu kita untuk merefleksi diri. Merenungkan. Inilah foto tahun ini atau bahkan foto dekade ini. Citra ini menjadi cerminan bagi apa yang menggerakkan kita di bulan-bulan belakangan, menyentuh kita dan membuat kita geram. Dan ini gambar yang mengerikan.
Apakah Deutsche Welle dapat atau harus mempublikasikannya? Ada alasan dan pemikiran kuat untuk tidak mempublikasikan foto ini. Karena menyangkut martabat kemanusiaan seorang anak, yang memaksa media bersikap menahan diri. Tapi kami memutuskan, untuk mempublikasikannya.
Bukan dengan alasan mencari sensasi, atau untuk menambah jumlah klik di laman kami. Juga tidak berdasar niat memperluas cakupan tayang televisi DW. Kami menunjukannya, karena kami semua merasa tersentuh. Karena tragedi pengungsi punya sebuah simbol: seorang anak tak berdosa, yang memaksa orang tuanya mengungsi melintasi jalan yang mematikan, demi masa depan yang lebih baik, berakhir dengan kematian di laut.
Kami menunjukannya kepada publik, karena dalam konferensi para redaktur kami semua terhenyak, terharu dan tersentuh. Oleh kesengsaraan dan kematian. Kami mempublikasikannya karena DW ikut merasakan penderitaan.
Menempuh Bahaya Demi Hidup Baru di Eropa
40.000 pengungsi via Laut Tengah pada 2014 diselamatkan dari ancaman mati karam oleh kapal dagang swasta. Bandit penyelundup manusia makin agresif, sejak misi pertolongan Italia - Mare Nostrum dihentikan tahun silam.
Foto: picture-alliance/epa/F. Arena
Menyelamatkan Imigran
Sejumlah imigran yang nyaris tenggelam diselamatkan dengan perahu karet milik kapal dagang swasta OOC "Jaguar". Kapal swasta ini tugas utamanya adalah mengangkut logistik untuk anjungan pengeboran minyak di Laut Tengah, bukan menyelamatkan imigran.
Foto: OOC Opielok Offshore Carriers
Penyelamat Swasta
Kapal-kapal dagang seperti "Jaguar" atau kapal nelayan yang beroperasi di Laut Tengah di tahun-tahun belakangan makin sering jadi penolong utama para pengungsi yang terancam mati karam. Misi Triton yang diluncurkan Uni Eropa lebih banyak menekankan tugasnya pada patroli kawasan Laut Tengah sejarak maksimal 30 mil laut dari garis pantai Eropa. Misi EU ini tidak banyak menyiapkan kapal penolong.
Foto: OOC Opielok Offshore Carriers
Nyaris Mati Karam
Para pengungsi yang nyaris mati karam ini bernasib baik karena diselamatkan kapal dagang Jaguar April 2015. Banyak pengungsi yang mati tenggelam karena perahu bobrok yang mereka tumpangi kelebihan muatan. Sejak Desember tahun silam 1500 pengungsi berhasil diselamatkan kapal barang Jerman Christopher Opielok, yang sedang bertugas menyuplai anjungan pengeboran minyak di Laut Tengah.
Foto: OOC Opielok Offshore Carriers
Berfungsi Ganda
Kapal Christopher Opieloks bertugas mengangkut logistik dan peralatan teknis dari Malta ke anjungan pengeboran minyak di Laut Tengah. Sekarang kapal ini harus berfungsi ganda, selain mengirim Logistik, juga menyiapkan selimut, air, bahan pangan dan obat-obatan sebagai antisipasi jika menolong imigran asal Afrika via Laut Tengah.
Foto: OOC Opielok Offshore Carriers
Selamat Belum Tentu Aman
Pengungsi yang tertolong dan dinaikkan ke kapal logistik "Jaguar" ini memang selamat dari mati karam. Namun belum berarti mereka aman. Banyak yang kondisinya sangat payah dan tewas kedinginan serta kelaparan di atas dek. Awak kapal dagang ini sedang menghitung pengungsi yang berhasil diselamatkan ke atas kapal.
Foto: OOC Opielok Offshore Carriers
Tunggu Saatnya Karam
Perahu bobrok kelebihan penumpang ini ditemukan saat nyaris karam ke dasar Laut Tengah. Kapten kapal kargo dan kapal dagang memiliki kewajiban menolong perahu dalam kondisi darurat nyaris karam. Situasi ini dimanfaatkan para andit penyelundup manusia, dengan mengarahkan haluan kapalnya ke rute pelayaran kapal swasta tersebut.
Foto: OOC Opielok Offshore Carriers
Bertugas 24 Jam
Tidak jarang kapal dagang dan kapal kargo harus bertugas 24 jam terus menerus menyelamatkan pengungsi dari ancaman mati tenggelam. Kapal Jaguar beberapa puluh menit setelah menolong perahu nyaris karam, harus mulai lagi penyelamatan sejumlah pengungsi yang terapung di Laut Tengah. Kapal dagang itu juga mengontak pasukan penjaga pantai untuk minta bantuan.