Pameran Buku Frankfurt Gelar Kampanye 70 Tahun Deklarasi HAM
24 Agustus 2018
Peringati Deklarasi HAM, Frankfurter Buchmesse dan program TV ARTE gelar kampanye "I'm On The Same Page". Diskusi podium tentang hak asasi juga menghadirkan penulis Indonesia, Laksmi Pamuntjak.
Iklan
Tahun 2018, PBB memperingati 70 Tahun Deklarasi Umum HAM. Berkaitan dengan itu, Frankfurt Book Fair menggelar kampanye "I'm On The Same Page" untuk penegakan hak asasi manusia. Bersama dengan stasiun TV ARTE dan ZDF, majalah berita Der Spiegel dan dukungan organsiasi HAM Amnesty International, aksi itu diharapkan dapat menarik lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam upaya penegakan hak asasi di seluruh dunia.
Ajang Pameran Buku Frankfurt yang diselenggarakan setiap tahun pada bulan Oktober dianggap sebagai ajang yang tepat. Karena pameran itu dihadiri ribuan peserta dunia media dan industri buku. Mereka diajak turut berpartisipasi mempromosikan hak asasi manusia.
Terutama hak kebebasan berpendapat yang tertera di Artikel 19 Deklarasi HAM sangat penting untuk industri buku dan penerbitan, kata Alexander Skipis, Direktur Boersenverein, lembaga penyelenggara Frankfurt Book Fair, atau nama Jermannya Frankfurter Buchmesse.
"Di mana hak asasi manusia ditindas, kalau seseorang ditahan hanya karena keyakinannya atau ditindas oleh pemerintah karena kegiatannya sebagai penulis, di sanalah kita tidak boleh berdiam diri" tandasnya.
FBF dan Boersenverein menyediakan materi kampanye secara cuma-cuma di Internet dan akan memulai kampanye di media sosial bulan September ini.
Rangkaian diskusi tentang HAM
Di ajang Pameran Buku Frankfurt akan digelar rangkaian diskusi tentang HAM yang disiarkan langsung atau dalam bentuk reportase oleh stasiun TV ARTE dan ZDF.
Diskusi podium akan menampilkan pembicara dari berbagai bidang dan berbagai negara. Dari Indonesia akan hadir penulis Indonesia Laksmi Pamuntjak, yang juga memperkenalkan buku terbarunya yang terbit bulan Agustus di Jerman, Herbstkind (Ullstein Verlag).
"Laksmi akan tampil di ARTE Special Panel on Human Rights 'On the Same Page', tanggal 13 Oktober di panggung ARTE di Hall 4", kata Kathrin Gruen, Kepala Humas dan Komunikasi FBF. Laksmi akan berdiskusi antara lain dengan Direktur FBF Juergen Boos dan Direktur ARTE Wolfgang Bergmann.
"Sejak awalnya, Frankfurter Buchmesse memang bergerak dengan landasan pluralisme, kebebasan berpendapat dan berbicara dan kebebasan menerbitkan. Di ajang ini ratusan ribu orang dari berbagai bagian dunia berkumpul", kata Direktur Frankfurt Book Fair Juergen Boos.
"Hak asasi kebebasan berpendapat dan hak untuk pendidikan adalah DNA kami", tambahnya. "Bersama-sama dengan institusi dan media mitra, kami ingin memberi sinyal pertemuan damai berbagai budaya".
Frankfurt Book Fair adalah pameran buku terbesar dunia. Tahun 2017, hampir 300.000 penunjung datang ke ajang ini, yang menampilkan lebih 4000 agenda acara. Tahun 2018, Georgia yang menjadi sorotan sebagai Tamu Kehormatan. Indonesia menjadi Tamu Kehormatan tahun 2015, salah satu penampilan paling sukses, kata Juergen Boos.
Ketika Budaya Indonesia Merambah Jerman: FBF 2015
Indonesia diundang menjadi Tamu Kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015, mengambil alih status itu dari Finlandia (2014).
Foto: Yayat Supriyatno
Indonesia Jadi Tamu Kehormatan
Oktober 2014, pada penutupan Frankfurt Book Fair, Guest of Honour (Tamu Kehormatan) Finlandia secara resmi menyerahkan status itu kepada delegasi Indonesia.
Foto: Frankfurter Buchmesse/A. Heimann
Gulungan Guest of Honour
Dengan menerima gulungan Guest of Honour, dimulailah kerja keras satu tahun mempersiapkan penampilan prima di Pameran Buku Frankfurt 2015.
Foto: Frankfurter Buchmesse/A. Heimann
Ketua Komite Nasional Indonesia: Slamet Rahardjo dan Goenawan Mohamad
Dua tokoh budaya Indonesia terpilih memimpin Komite Nasional Guest of Honour FBF 2015: Sutradara, aktor dan pemeran panggung kawakan Slamet Rahardjo, dan budayawan kondang Goenawan Mohamad.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Pameran Buku Leipzig, 12 - 15 Maret 2015
Penampilan pertama Indonesia di Jerman dimulai dari Pameran Buku Leipzig, 12 sampai 15 Maretb 2015. Indonesia memboyong banyak penulis dan buku-buku ke ajang ini. Sekitar 2000 penerbit dari 42 negara tampil di Leipzig.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Schmidt
Laksmi Pamuntjak dan Amba (Alle Farben Rot)
Salah satu penulis perempuan Indonesia, Laksmi Pamuntjak, digaet penerbut besar Jerman Ullstein Verlag. Penerbit itu langsung melakukan promosi gencar buku Amba, yang diterbitkan dengan titel Jerman "Alle Farben Rot". Dalam foto acara pembacaan dan diskusi buku, bersama artis Jerman Milena Karas.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Sukses menembus pasar buku Jerman
Alle Farben Rot yang terbit di Ullstein Verlag segera menduduki peringkat atas untuk buku-buku dari penulis non-Eropa, dan menjadi satu buku dengan angka penjualan tertinggi di Jerman.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Kunjungan 17 Jurnalis Jerman ke Indonesia
Panitia FBF di Frankfurt, bekerjasama dengan Komite Nasional di Indonesia, menyelenggarakan program kunjungan wartawan Jerman dari media online. cetak dan elektronik ke Jakarta dan Makassar, awal Juni 2015. Semua media terkemuka Jerman ikut dalam delegasi ini.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Terjebak Macet di Jakarta
Hari pertama kunjungan ke Indonesia, bis para wartawan Jerman terjebak macet di Jakarta. Tapi mereka kagum dengan ketenangan sopir bis, yang menurut mereka seharusnya sudah menderita sakit jantung menghadapi lalu lintas yang serba kacau.
Foto: DW/H. Pasuhuk
Diundang ke Istana bertemu Presiden Jokowi
Tanggal 3 Juni 2015, sehari sebelum bertolak ke Makassar International Writers Festival, para wartawan diundang Presiden Joko Widodo ke Istana Kepresidenan.
Foto: Yayat Supriyatno
Mendikbud Anies Baswedan membuka FBF 2015
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mendapat kehormatan membuka Frankfurt Book Fair 2015 dan berpidato tanggal 13 Oktober 2015 di hadapan ribuan tamu undangan.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Dedert
Pavilyun Indonesia mengundang decak kagum pengunjung
Penampilan Pavilyun Indonesia menjadi salah satu atraksi utama Pameran Buku Frankfurt. Panitia FBF memuji Indonesia dengan menyatakan, inilah penampilan negara Guest of Honour yang terbaik selama 10 tahun terakhir. Artinya, Indonesia masih lebih baik daripada Cina, Brasil dan Turki.
Foto: DW/R. Nugraha
Ajang Pameran Buku terbesar dunia
Frankfurt Book Fair adalah ajang Pameran Buku terbesar dunia yang diselenggarakan setiap tahun. Sebagai Tamu Kehormatan, Indonesia memboyong sekitar 300 penulis, budayawan dan pelaku seni pertunjukkan untuk mengisi lebih dari 400 agenda acara yang digelar di berbagai kota di Jerman.
Foto: DW/R. Nugraha
Belasan seniman tampil di Frankfurter Kunstverein
Belasan seniman lukis, grafis dan seni rupa menggelar pameran di lokasi bergengsi Frankfurter Kunstverein dan di berbagai museum lain di Frankfurt. Film Indonesia diputar setiap malam di Deutsches Filmmuseum, Frankfurt. Sebelum pemutaran film, ada sesi diskusi dengan para sutradara yang khusus datang ke Jerman untuk acara ini.
Foto: DW/R. Nugraha
Pertunjukan Seni dan Musik
Berbagai pertunjukan tari dan musik digelar di arena FBF 2015. Ada juga pameran kuliner Indonesia dan peragaan memasak yang menyedot perhatian banyak pengunjung.
Foto: DW/R. Nugraha
Seni Instalansi Bambu di Frankfurter Kunstverein
Di sekitar gedung Frankfurter Kunstverein di pusat kota Frankfurt, dipasang instalasi bambu raksasa dari Indonesia, yang segera menjadi sorotan media dalam dan luar negeri.