1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

G20 Gagal Sepakat Soal Suriah

Henrik Böhme, di St. Petersburg6 September 2013

Dua front mengeras, terkait tema konflik Suriah pada KTT G20 di St. Petersburg.

Foto: Reuters

Pertanda awalnya memang buruk dengan harapan tipis bahwa akan ada solusi. Kenyataannya, kaum pesimis betul. KTT G-20 di St Petersburg memang merupakan forum internasional yang dihadiri oleh semua pemeran penting, tapi solusi untuk konflik Suriah yang berkembang dramatis gagal ditemukan. Sebaliknya dua front mengeras, yakni pendukung solusi politik dan pendukung intervensi militer.



Kanselir Jerman Angela Merkel termasuk yang sebelumnya sedikit optimis. Menjelaskannya dalam konferensi pers, ia katakan:

Kanselir Merkel bersama PM Inggris CameronFoto: Reuters


"Bagaimanapun pembicaraan di sini penting, penting untuk bertukar pendapat. Ada kesepakatan luas bahwa proses-proses politik dikedepankan dan diluncurkan. Dan saya berharap bahwa negara-negara seperti Rusia dan Cina turut mendukung agar terlaksana Konferensi Jenewa yang kedua terkait ini. Perdebatan kontroversial yang berlangsung tadi itu betul dan penting untuk dibicarakan. Tapi saat ini, belum mungkin untuk mengatakan bahwa dari pembicaraan di sini akan terumus sebuah resolusi PBB“


Permainan kata Merkel bisa dinyatakan secara gamblang: G-20 gagal dalam tema Suriah! Pembicaraan baru akan dilanjutkan di pertemuan para Menteri Luar Negeri Uni Eropa di Vilnius, Lithuania. Di sana Menlu AS, John Kerry juga akan hadir.

Agenda utama KTT G-20 di St. Petersburg, Rusia memang masalah ekonomi. Pembangunan yang berkelanjutan, tindakan yang bisa menjamin lapangan kerja dan pertumbuhan G-20, serta langkah-langkah yang mengurangi penggelapan pajak merupakan tema yang biasanya dibahas dalam pertemuan puncak yang berlangsung dua hari ini.

Namun perkembangan konflik Suriah menuntut tindakan dan membayangi jalanannya pertemuan. Tak pelak, hadirin pun terpecah dalam dua kubu utama, diwakili Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Barack Obama.

Membahas Situasi Kemanusiaan di SuriahFoto: Reuters

Sikap dingin antara kedua kepala Negara ini, bukan semata akibat suaka yang diberikan Rusia kepada mantan intel AS yang buron, Edward Snowden. Jurang antara Rusia dan AS tercermin dalam pernyataan politisi Sergei Ivanov yang dekat dengan Putin.

Dikatakannya, “Setelah saya mendengar bahwa kepala Pentagon mengatakan Rusia telah memasok senjata kimia ke Suriah, lalu membetulkannya lagi dengan menyatakan bahwa yang dimaksudkan bukan senjata kimia, melainkan bahan-bahan untuk pengembangan dan produksinya, saya harus katakan itu sama sekali tidak masuk akal”.

Sementara itu, Duta Besar AS untuk PBB menuding Rusia menyandera Dewan Keamanan.

Secercah harapan

Kepada para pemimpin di St. Petersburg, Sekjen PBB Ban Ki-moon, mengatakan bahwa tidak ada solusi militer bagi Suriah. Namun selain itu, banyak posisi hadirin lainnya yang berbeda jauh. Padahal untuk pertama kalinya, para menteri luar negeri serta Pejabat Khusus PBB untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, sengaja turut datang untuk mencoba jalur diplomasi. Namun, pembicaraan hingga larut malam pun gagal menghasilkan kompromi. Sebaliknya, posisi kedua kubu justru mengeras.

Presiden Obama berama Sekjen PBB Ban Ki MoonFoto: Reuters

Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel masih melihat secercah harapan, ketika tiba di St Petersburg, hari Kamis (05/09/13). Disebutkannya, Jerman akan mengupayakan peluang bagi sebuah proses politik, meskipun mungkin hanya sebuah proses kecil.

Perserikatan Bangsa-Bangsa layak tetap berperan, juga pada Konferesi Suriah yang mendatang. "Situasinya sangat sulit, sangat bagus bahwa G-20 ini menawarkan forum, karena siapa yang berbicara, juga berusaha untuk saling mengerti ", ungkap Merkel, yang juga tidak ingin membangun harapan besar.

Ekonomi dan Pembangunan

Agenda ekonomi G-20 melahiran hasil yang lebih positif. Pada hari pertama pertemuan, disepakati rancangan langkah untuk menjadi pertumbuhan dan lapangan kerja. Meski belum dirinci secara konkrit, disepakati bahwa anggaran setiap negara anggota akan dbenahi. Penggelapan pajak akan diperangi, pengaturan dan pengawasan instrumen-instrumen perbankan akan ditingkatkan.

Situasi ekonomi negara-negara ambang industri juga menjadi sorotan. Pengumuman bank sentral Amerika untuk mengakhiri kebijakan uang murah telah menyebabkan pelarian modal ke luar negeri. Kanselir Merkel telah menawarkan strategi keluar, namun mengingatkan juga agar tidak gegabah. Langkah itu katanya, „harus dirancang agar perkembangan ekonomi tidak terputus ". G-20 disebutnya telah mengenali, bahwa setiap keputusan nasional memiliki dampak internasional. "Karenanya kita perlu memastikan, bahwa setiap langkah berjalan secara terkoordinasi“

G-20 juga membahas masalah pembangunan dan membuat neraca yang membandingkan dengan capaian saat KTT G-20 di Seoul pada 2010. Pada hari kedua berlangsung pembicaraan-pembicaraan bilateral, serta pertemuan antara pengusaha dan serikat-serikat buruh hingga saat KTT berakhir pada siang hari Jumat (06/09/13)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait