1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gaddafi Bantah Dirinya Kabur ke Luar Negeri

8 September 2011

Dalam pesan audio yang disiarkan secara live oleh Ar Rai TV, Gaddafi mengecam laporan yang menyebutkan dirinya kabur ke Niger, sebagai perang psikologi dan kebohongan. Ia juga menyatakan yakin dapat mengalahkan NATO.

GaddafiFoto: dapd

Mantan penguasa Libya itu menegaskan, akan terus memerangi tikus-tikus dan tentara bayaran. Dewan Transisi Nasional melaporkan, Selasa (06/09), sebuah konvoi kendaraan yang biasanya digunakan clan Gaddafi sudah melintasi perbatasan ke Niger, negara Afrika Barat tetangga Libya. Namun pemerintah Niger langsung membantah informasi tersebut.

Diduga Berada di Bani Walid

Ketua juru runding Dewan Transisi, Abdullah Kenshil, dalam pernyataan yang disiarkan stasiun televisi Al Jazeera memperkirakan, Saif al Islam, anak lelaki tertua Gaddafi, dan sejumlah mantan petinggi rezim Gaddafi masih berada di kota Bani Walid. Kenshil menegaskan, "Saif diduga kembali ke Bani Walid. Ia terlihat kemarin. Juga kemungkinan tokoh kakap lainnya. Saya tidak tahu siapa mereka, mungkin termasuk Mussa Ibrahim."

Saif al-Islam GaddafiFoto: AP

Dugaan bahwa Gaddafi dan anak-anak lelakinya masih berada di kota Bani Walid juga dilontarkan komandan pemberontak Jamal Gourji. Ia memperkirakan, Gaddafi bersembunyi dalam gua bawah tanah di kota tersebut. Itu sebabnya para pendukungnya tetap ngotot mempertahankan Bani Walid.

Pemberontak Libya melaporkan terus memperketat kepungan serta meningkatkan tekanan ke kubu terakhir yang masih dikuasai pendukung Gaddafi itu. Sejauh ini perundingan damai dengan para pendukung Gaddafi belum membuahkan hasil yang memuaskan, ujar wakil pemberontak.

Niger Tidak Mampu Tutup Perbatasan

Musa IbrahimFoto: dapd

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Niger Mohammad Bazoum, di sela-sela konferensi kawasan Sahel yang digelar di Aljazair Rabu (07/09), mengakui, mantan komandan pasukan keamanan Gaddafi, Abdallah Mansur, dan seorang pejabat tinggi dinas rahasia Libya sudah tiba di Niger. Mereka diizinkan bebas bergerak di ibukota Niamey atau juga meninggalkan Niger, ujar Bazoum.

Dalam waktu bersamaan, pemerintah Niger juga menegaskan, pihaknya tidak memiliki kemampuan untuk mengamankan atau menutup kawasan perbatasannya ke Libya. Menlu Niger Bazoum menegaskan, sejauh ini Gaddafi belum memasuki negaranya atau meminta izin untuk masuk. Niger belum memutuskan, jika Gaddafi memasuki negaranya, apakah memberi suaka atau menyerahkannya ke mahkamah pidana internasional di Den Haag.

Sebuah delegasi tinggi dari dewan transisi nasional Libya, Kamis (08/09) ini, akan datang ke Niger, untuk merundingkan pengawasan perbatasan yang lebih ketat. Juga Amerika Serikat telah menjalin kontak dengan pemerintah negara-negara di kawasan Sahel, yakni Mali, Mauritania, Chad dan Burkina Fasso, untuk memperketat pengawasan daerah perbatasannya. Selain untuk mencegah kaburnya Gaddafi, Washington juga mencemaskan penyelundupan senjata secara besar-besaran ke kawasan Sahel yang kondisi keamanannya masih amat rawan.

Agus Setiawan/rtr/dpa/afp/dapd/dw

Editor: Vidi Legowo

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya