Hobi bisa diselaraskan dengan studi? Bisa saja, ujar Sheena Registra yang nekad meneruskan kuliah di negeri impiannya, Italia, meski kondisi keuangan pas-pasan. Demi Formula One, tuturnya. Apa motivasi dan kiatnya?
Iklan
"Saya memilih bidang studi lanjutan yang sama seperti pekerjaan saya, sehingga inginnya sekali lempar batu, langsung mengenai semuanya. Jadi, bisa menambah ilmu pengetahuan yang saya ingin pelajari dan juga saya (bisa) berada di Italia yang saya impikan. Karena saya suka Ferrari itu tadi dan F1 itu sendiri,” ujar Sheena Mega Registra, mahasiswi jurusan Internet dan Multimedia di Universitas Padua, Italia.
Dalam satu gebrakan, perempuan asal Gresik ini langsung berusaha untuk mencapai cita-citanya sekaligus menyalurkan kegandrungannya pada Formula One.
Semua itu berawal dari ikut kompetisi yang diselenggarakan Ferrari tahun 2018. Temanya adalah "Seberapa penggemar Ferrari-kah kamu?”. Dan itu dibuka untuk seluruh penggemar di seluruh dunia. Saat itu, Sheena membuat video yang menampilkan ia membuat bendera Ferrari, dengan menggunakan batik. "Jadi, memang mereka ingin kita tetap membawa budaya kita itu sebagai penggemar Ferrari. Saat itu, saya buat videonya dan masuk jadi salah satu pemenang dari 15 penggemar di dunia, yang sangat menggemari Ferrari,” ujar Sheena mengenang masa itu.
Akhirnya, ia diundang datang ke Italia. "Dan, mungkin karena penampilan saya berbeda sendiri, saya perempuan dan saya muslim, mereka ingin saya berbincang di forum saat itu,” tambahnya. Di sana ia berjumpa pebalap dunia Sebastian Vettel, Kimi Räikkönen, dan lain-lain.
Acara itu bertepatan dengan peluncuran Ferrari SF71H. "Nah, itu pertama kali saya ke Italia. Jadi, sebelumnya hanya pernah mimpi saja, mimpi untuk bisa sampai ke Maranello, Italia, tapi ternyata sampai juga. Dari situ, berhubung saya juga masih S1 saat itu, jadi saya terpikirkan bagaimana ya, saya tertarik dengan negaranya karena memang saya hobinya motor sport juga, karena saya juga ingin suatu saat magang mungkin di Ferrari atau di mana pun itu. Jadinya, saya berusaha bagaimana caranya agar mimpi yang agak tidak mungkin itu bisa tercapai," ujar Sheena berbinar-binar menceritakan pengalamannya yang berujung jadi penghuni negaranya Ferrari ini.
Akhirnya, ia mencari beasiswa untuk kuliah di universitas yang ada di Italia, untuk jurusan internet dan multimedia. "Saya cari, mulai dari yang terbaik saat itu, di urutan pertama itu ada Bologna, yang kedua ada Padua. Pada saat itu, Padua baru dibuka, yang Bologna belum dibuka. Jadi, saya daftar (Padua). Kenapa saya ambil TIK untuk internet dan multimedia, dikarenakan pekerjaan saya ada di bidang telekomunikasi. Jadi, untuk di Indonesia sendiri, saya (bekerja) di PT. Telkom Indonesia di bidang telekomunikasi, sehingga saya ingin melanjutkan di TIK untuk internet dan multimedia, untuk menambah wawasan dan pengetahuan saya di bidang itu. Semuanya tercapai,” tandasnya puas. Padahal menurutnya, saat itu kondisi finansialnya pas-pasan. Bagaimana kiatnya?
"Jadi, sebenarnya saya bermimpi berkuliah ke sini memakai uang sendiri pun agak susah, karena kebutuhan saya (untuk) hidup di Indonesia pun juga tidak sampai berlebihan, yang bisa membuat saya kuliah di sini.
Sehingga Sheena mencari cara, bagaimana bisa sekolah di negara yang ia inginkan. Akhirnya, ia mendaftar di program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari Kementerian Keuangan. Saat mencoba melamar, setelah berusaha keras, ia menyerahkan pada takdir, "Saya mencoba semuanya. Kalau misalnya saya dapat beasiswa, saya berangkat. Kalau tidak pun, berarti saya harus mengurungkan niat saat itu. Jadi, saya coba daftar dari awal. Bahkan, untuk lulusan S1 yang terhitung jauh dari saat ini, sudah sekitar sembilan tahun lebih, itu mungkin agak berat juga (untuk) menyiapkan semua dokumennya. Tapi, berbekal tekad yang kuat dan keinginan seperti "kapan lagi! Saya harus coba!” Walaupun saya gagal, yang penting saya coba dulu. Jadi, saya mendaftar LPDP, alhamdulilah diterima, sehingga sampailah saya di detik ini, di titik ini. Jadi, saya bisa sekolah di Italia, sambil mengenyam pendidikan, sambil punya hobi motor sport,” pungkasnya.
Linimasa Perjalanan Karier Pembalap F1 Sebastian Vettel
Sebastian Vettel akan menyelesaikan tahun kelima dan musim terakhirnya bersama Ferrari jika perlombaan jet darat F1 dimulai kembali setelah pandemi virus corona. Inilah linimasa perjalanan karier Vettel.
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Hanai
Vettel akan tinggalkan Ferrari
Sebastian Vettel dan Ferrari mengumumkan bahwa mereka akan berpisah begitu kontrak Vettel berakhir pada akhir 2020. Perlombaan musim ini juga ditunda selama berbulan-bulan karena virus corona, padahal musim ini adalah tahun kelima Vettel bersama Ferrari. "Saya akan mengambil waktu yang saya butuhkan untuk merenungkan apa yang benar-benar penting untuk masa depan saya," ujar Vettel.
Foto: Reuters/K. Pfaffenbach
Mengawali karier bersama BMW Sauber
Setelah menghabiskan sebagian besar musim 2006 pada Formula 3, perjalanan karier F1 Vettel baru dimulai bersama BMW Sauber. Ia menjadi pembalap uji coba untuk Sauber pada tahun 2007. Melanjutkan perjalanannya di Grand Prix Amerika Serikat, ia menjadi pembalap termuda dalam sejarah F1 yang berhasil mencetak poin setelah menggantikan Robert Kubica karena cedera.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Okten
Pecahkan rekor pembalap termuda
Vettel mendapatkan tempat F1 pertamanya pada musim 2007 bersama tim Red Bull Scuderia Toro Rosso. Pembalap asal Jerman itu memberikan kemenangan pertama tim red Bull di Grand Prix Italia 2008. Kemenangan itu juga menjadikannya pembalap termuda - di usia 19 tahun - yang memenangi seri balap sebelum digantikan Max Verstappen pada tahun 2016 ketika ia menjuarai Grand Prix Spanyol di usia 18 tahun.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Ghement
Empat kali juara dunia beruntun
Vettel mencapai puncak kesuksesan ketika ia pindah ke tim Red Bull Racing pada tahun 2009. Setelah menjadi juara dunia termuda pada tahun 2010, ia kemudian memenangkan tiga kemenangan lagi bersama Red Bull pada tahun 2011, 2012, dan 2013. Ia juga menjuarai enam balapan berturut-turut, yang terakhir di Grand Prix India 2013 yang diselenggarakan di kota New Delhi.
Foto: Reuters
Mengidolakan pembalap legenda Michael Schumacher
Kemenangan berturut-turut mensejajarkan Vettel dengan pembalap legendaris Jerman lainnya, Michael Schumacher. Puncak kesuksesan Vettel membuat ia dibandingkan dengan Schumi, yang memenangkan tujuh gelar dunia termasuk lima musim balap dari 2000 hingga 2004 bersama Ferrari. "Ketika saya masih kecil, Michael Schumacher di mobil merah adalah idola terbesar saya," ungkap Vettel di tahun 2014.
Foto: Getty Images
Performa menurun
Setelah kemenangan berturut-turut yang ia raih, performa vettel menurun pada musim 2014. Rumor kesepakatan dengan Ferrari mulai beredar sehingga kepala tim Red Bull, Christian Horner mengumumkan bahwa Vettel bergabung dengan Ferarri pada Oktober 2014. Meskipun hal itu baru dikonfirmasi oleh Ferarri sebulan setelah pernyataan tersebut.
Foto: BORIS HORVAT/AFP/Getty Images
Bergabung dengan Ferarri
Vettel bergabung dengan Ferrari pada November 2014 menggantikan Fernando Alonso. Ia mengatakan bahwa menjadi bagian dari tim kuda jingkrak tersebut berarti "mimpi seumur hidup telah menjadi kenyataan." Dipasangkan dengan juara dunia 2007 Kimi Raikkonen, Vettel membantu Ferrari bangkit dari urutan finish yang mengecewakan pada 2014 dengan menghasilkan posisi runner-up di Kejuaraan Konstruktor 2015.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Azubel
Di belakang Mercedes
Meski Vettel terus memenangkan balapan, ia terjebak di belakang Mercedes selama kariernya di Ferrari. Silver Arrows raih lima kejuaraan konstruktor beruntun dengan pembalapnya Nico Rosberg (kiri) dan Lewis Hamilton (tengah). Peluang terbaik Vettel untuk menambah gelar dunia kelima sempat datang di musim 2018. Mengawali musim dengan apik, ia harus kembali finish di belakang Mercedes di akhir musim.
Foto: picture-alliance/dpa/V. Xhemaj
Disalip oleh debutan baru
Ferrari menggandeng Charles Leclerc yang berusia 21 tahun pada tahun 2019 dan berkomitmen untuk mengontrak Leclerc hingga tahun 2024. Namun, Ferarri bersikeras bahwa Vettel tetap menjadi pembalap utama mereka. Peran tersebut tampaknya berganti sepanjang musim 2019, dengan Leclerc mengalahkan Vettel pada klasemen akhir pembalap. (Ed: fs/rap)