1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Film

Game of Thrones: Inilah Tokoh Penjahat Perang Terburuknya

Rebecca Staudenmaier
11 April 2019

Serial Game of Thrones banyak menampilkan adegan kekerasan, tapi tokoh mana yang paling jahat dalam perang? Palang Merah Australia menganalisis setiap episode jelang musim terakhir. Hasilnya mungkin mengejutkan Anda.

«Game of Thrones»
Foto: picture-alliance/dpa/Sky

Penyiksaan, perlakuan tidak manusiawi, kekerasan seksual dan pengerahan prajurit anak-anak – semua hal ini muncul berkali-kali sepanjang tujuh musim pertama dari serial yang  mendunia, Game of Thrones. Setiap tindakan-tindakan dalam film ini bisa dikategorikan kejahatan perang, kata lembaga palang merah.

Palang Merah Australia menemukan setidaknya ada sebanyak 103 pelanggaran hukum perang dari serial populer keluaran HBO ini. Penelitian ini baru saja dipublikasikan hari ini, jelang peluncuran episode perdana musim ke-8 serial Game of Thrones, 12 April.

Analisis ini bukan untuk merayakan kesuksesan serial ini, melainkan untuk membangun kesadaran soal perlindungan hukum humaniter internasional dan untuk memperlihatkan kemalangan para korban perang di seluruh dunia.

Palang Merah Australia mencatat setiap kekerasan yang diperbuat oleh tokoh-tokoh utama serial. Berikut adalah daftar tindakan kejahatan perang terburuk dari Game of Thrones:

- Ramsay Bolton, salah satu tokoh yang paling keji. Bolton menduduki posisi teratas dengan total 17 tindakan kejahatan perang, termasuk menyiksa, menyandera dan memerkosa. 

- Daenerys Targaryen, si ibu naga, menduduki posisi ke dua dengan total 15 tindakan kekerasan. Utamanya ia menggunakan api naga yang menimbulkan cidera berlebihan atau kesakitan yang tidak perlu.

- Roose Bolton, ayah Ramsay ini menduduki posisi ke tiga dengan delapan kekerasan, termasuk diantaranya penyiksaan dan pembunuhan yang disengaja – Terutama atas peran kuncinya dalam episode Red Wedding "Pernikahan Merah” yang mengejutkan.

-  Jon Snow dan The Night King, keduanya ada di peringkat ke empat dengan masing-masing enam perbuatan kekerasan. Keduanya mengerahkan tentara anak-anak. Kejahatan lain yang juga dilakukan The Night King antara lain perbudakan dan penyerangan terhadap objek keagamaan dan budaya.

Desa di Finlandia ini Terbuat Dari 20 Juta Kilogram Salju

03:35

This browser does not support the video element.

Bagaimana dengan Joffrey?

Bagi Anda yang familiar dengan serial adaptasi buku karya George R. R. Martin ini pasti penasaran dengan peringkat tokoh utama lainnya.

Terlepas dari kekejamannya di awal-awal musim, Joffrey Baratheon hanya tercatat tiga kali melakukan tindak kekerasan, yakni sengaja membunuh prajurit yang terluka dan juga tahanan.

Ibunya, Cersei Lannister, juga melakukan tindak kekerasan sebanyak tiga kali, termasuk penyanderaan dan pengkhianatan, serta melanggar sumpah untuk bersikap baik. Palang Merah Australia melihat kejahatan yang dilakukan Cersei berada di luar konflik bersenjata. Kejahatan yang dilakukan antara lain pembunuhan ratusan orang dengan cara membakar rumah ibadah di King's Landing.

Bagaimana mereka menganalisis serial ini?

Palang Merah Australia mengumpulkan sukarelawan yang adalah ahli di bidang hukum humanitarian internasional. Mereka diminta untuk menonton setiap episode di tujuh musim pertama. Tindakan para tokoh dikategorikan sebagai tindak kejahatan perang, jika mereka melakukannya dalam adegan konflik bersenjata. Para sukarelawan juga mencatat jenis kejahatan lain yang terjadi di luar konflik bersenjata, tapi ini tidak dihitung sebagai kejahatan perang.

Apa yang dikategorikan sebagai kejahatan perang?

Hukum internasional yang tercakup dalam Konvensi Jenewa mengatur tindakan perang. Contoh hal yang dibahas dalam konvensi ini adalah pelarangan penyiksaan dan perlakukan tidak manusiawi kepada tahanan perang dan warga sipil. Konvensi Jenewa juga menyatakan bahwa rumah sakit dan petugas pelayanan kesehatan harus dilindungi. Hal ini juga berlaku untuk objek budaya dan keagamaan. Konvensi Jenewa juga mengatur batasan penggunaan senjata untuk menghindari luka-luka yang tidak diperlukan.

"Analisis kami memang hanya berdasarkan pada cerita fun-fiction, tapi hukum perang adalah hal yang serius. Hukum perang setiap harinya melindungi kehidupan orang-orang yang tidak atau tidak lagi menjadi bagian dari sebuah konflik – termasuk warga sipil, prajurit terluka dan tahanan,” kata Palang Merah Australia dalam sebuah pernyataan. ga/hp