1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gamedesign : Bekerja Sambil Bermain

Silke Wünsch31 Oktober 2013

Pengembang permainan untuk komputer dulu hanya dianggap sebagai pencandu game yang menjadikan hobinya sebagai pekerjaan. Tapi kini "gamedesign" bisa dipelajari di sekolah tinggi.

Foto: DW

Mediadesign Hochschule di Düsseldorf setiap tahunnya mendidik 26 mahasiswa menjadi gamedesigner atau pengembang games. Linda Breitlauch adalah perempuan pertama di Eropa yang menyandang gelar profesor dalam bidang tersebut. Breitlauch mulai bermain game komputer sejak usia 12, 13 tahun. Lalu ia mempelajari animasi komputer dan mengajar di bidang informatika. Gelar doktornya ia peroleh di bidang dramaturgi permainan komputer.

Banyak anggapan tidak benar

Banyak mahasiswa gamedesign yang sebelumnya belajar desain grafik dan seni. Sebelum mewujudkan tokoh games di layar komputer, mahasiswa diharuskan membuat modelnya sebagai patung terlebih dahulu. Hasilnya dipajang di lemari kaca sepanjang lorong kampus.

Dulu jumlah mahasiswa gamedesign yang laki-laki lebih banyak. Tapi kini semakin banyak perempuan yang menekuninya. Profesor Breitlauch membantah anggapan, bahwa perempuan tidak suka bekerja sebagai pemrogram komputer. "Banyak perempuan yang awalnya hanya ingin bekerja dengan grafik komputer. Tapi lalu mereka mengakui, bahwa menjadi programmer sebenarnya jauh lebih seru."

Model patung tokoh gamesFoto: DW

Anggapan lain yang juga tidak benar adalah, para mahasiswa di sini hanya ingin menjadikan hobinya sebagai pekerjaan. Breitlauch bercerita, hampir tidak ada mahasiswa gamedesign yang masih bermain game komputer di waktu luangnya. "Saya harus memaksa mereka untuk bermain, karena ini termasuk bagian dari materi kuliah."

Bisnis games komputer maju pesat

Peluang untuk bekerja setelah lulus sangat besar. Para pengembang games yang memiliki pendidikan khusus diincar oleh perusahaan-perusahaan besar. Tapi setelah lulus pun mereka harus terus mempelajari teknik terbaru. Karena bidang ini berkembang cepat.

Saat ini games untuk tablet, smartphone dan iPod yang tengah maju. Dua tahun yang lalu, belum ada yang membicarakannya. "Perkembangan ini begitu cepat. Tidak ada yang bisa memperkirakan apa yang akan terjadi dua atau tiga tahun lagi," ujar Martin Lorber dari perusahaan games Electronic Arts.

Games untuk smartphone dan tablet sedang naik daunFoto: picture-alliance/dpa

Hubungan antara industri dan sekolah tinggi yang mendidik para calon pengembang games sangat penting. Karena itu tidak jarang ada dosen lepas dari studio pengembang games yang mengajar di Mediadesign Hochschule. Menurut Linda Breitlauch, "Penting untuk kerap mendapat feedback dari industri yang bersangkutan. Lagi pula mereka juga mencari cara untuk mendukung pendidikan ini. Misalnya dengan memberikan beasiswa."

Peluang usai kuliah

Sekolah tinggi di Düsseldorf ini membantu mahasiswanya tidak hanya sampai lulus saja. Jika mereka punya proyek menjanjikan yang belum selesai setelah lulus, dukungan kampus tetap diperoleh. Julian Reinartz dan delapan anggota timnya misalnya sudah lulus dan bergelar resmi sebagai gamedesigner. Mereka kini masih terus mengembangkan game 3D "Minion" yang mulai dikerjakan sejak masih kuliah. Mereka boleh menggunakan ruangan dan alat di kampus.

Kelompok lain yang juga sudah lulus sudah merasakan keberhasilan menjadi pengembang games. Linda Breitlauch menunjukkan piala di salah satu lemari kaca di gedung sekolah tinggi tersebut. "Kelompok mahasiswa bersama-sama mengembangkan sebuah game komputer dan memenangkan penghargaan game komputer Jerman 2010. Setelah itu hampir seluruh anggota tim direkrut untuk bekerja di perusahaan yang sama."

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait