Ganja atau Senjata: Warga Jerman Hanya Bisa Pilih Salah Satu
1 Februari 2018
Pengadilan München memutuskan, siapa pun yang memiliki izin menggunakan ganja untuk pengobatan harus melepaskan hak kepemilikan senjata api. Hakim menyatakan, pemilik senjata harus selalu dalam kondisi sadar setiap saat.
Iklan
Tuntutan seorang pemburu warga Jerman, yang sejak lama menjalani pengobatan dengan ganja, untuk mendapatkan kembali kartu kepemilikan senjata dan izin berburu ditolak oleh pengadilan kota München, Jerman, Rabu (31/01/18).
Menurut hakim pengadilan, seorang pemilik senjata harus mampu selalu dalam kondisi waspada dan berhati-hati menangani senjata dan amunisi milik mereka setiap saat. Konsumsi ganja, meski diresepkan oleh dokter, akan mengganggu kemampuan seseorang untuk menangani senjata dengan benar, kata hakim tersebut.
Ganja bila disalahgunakan bisa merusak kesehatan. Tapi dalam dosis yang tepat, tumbuhan yang satu ini bisa menyelamatkan nyawa manusia dari berbagai jenis penyakit. Berikut manfaat ganja yang telah dibuktikan oleh sains
Foto: Novartis Vaccine
Mencegah Serangan Epilepsi
Tahun 2013 lalu peneliti Virginia Commonwealth University menemukan senyawa dalam mariyuana bisa mencegah serangan Epilepsi. Studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiah, Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics, itu menyebut senyawa Cannabinoids bekerja dengan mengikat sel otak yang bertanggungjawab mengatur rangsangan dan rasa tenang pada manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Sultan
Meringankan Glaukoma
Sejak lebih dari sepuluh tahun silam National Eye Institute di Amerika Serikat telah menyarankan penggunaan ganja untuk mengurangi gejala Glaukoma. Penyakit ini memicu pembesaran bola mata yang kemudian menekan saraf mata dan menyebabkan gangguan penglihatan. Mengkonsumsi ganja dengan menghisapnya, menurut NEI, dapat meringankan tekanan pada saraf mata.
Foto: picture-alliance/dpa/Leukert
Memerangi Alzheimer
Sebuah studi yang dipublikasikan di The Journal of Alzheimer’s Disease mengungkap, dosis kecil Tetrahydrocannabinol, senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan mariyuana, dapat memperlambat pembentukan plak amiloid yang membunuh sel otak dan bertanggungjawab atas penyakit Alzheimer. Selama eksperimen peneliti menggunakan minyak cannabis.
Foto: Colourbox
Membunuh Kanker
Pemerintah Amerika 2015 silam akhirnya mengakui khasiat Mariyuana memerangi penyakit Kanker. Sebelumnya sebuah studi yang dipublikasikan di situs pemerintah cancer.org mengungkap senyawa Cannabinoids mampu membunuh sel Kanker dan memblokir sejumlah pembuluh darah yang dibutuhkan Tumor untuk tumbuh. Cannabinoids antara lain efektif mengobati penyakit kanker usus, kanker payudara dan kanker hati
Foto: Imago/Science Photo Library
Redam Efek Kemoterapi
Berbagai studi mengungkap ganja sangat efektif meredakan dampak samping kemoterapi, yakni rasa mual, muntah dan hilang nafsu makan. Badan Pengawas Obat AS, FDA, sejak beberapa tahun telah mengizinkan terapi obat-obatan berbasis Cannabinoid untuk pasien kanker yang menjalani Kemoterapi.
Foto: Frederic J. Brown/AFP/Getty Images
Meredakan Penyakit Autoimun
Autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh manusia membunuh sel-sel sehat ketibang memerangi penyakit. Hasilnya organ tubuh sering diserang radang. Tahun 2014 silam peneliti dari University of South Carolina menemukan senyawa THC di dalam ganja mampu mengubah molekul dalam DNA yang bertanggungjawab mempercepat proses peradangan. Sejak saat itu Cannabis digunakan untuk merawat pasien Autoimun.
Foto: bzga
Melindungi Otak
Peneliti dari University of Nottingham berhasil membuktikan bahwa ganja mampu melindungi otak dari kerusakan yang disebabkan serangan stroke. Studi tersebut menyebut ganja membatasi area di dalam otak yang terkena dampak stroke. Kendati belum diuji klinis, temuan tersebut memperkuat teori lain bahwa mariyuana juga mampu meminimalisir kerusakan akibat trauma atau geger otak.
Foto: Colourbox
Menghambat Sklerosis Ganda
Sklerosis Ganda adalah gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang merusak lapisan lemak pelindung saraf manusia. Akibatnya saraf mengeras dan menyebabkan kejang-kejang yang memicu rasa sakit luar biasa. Sebuah studi yang dipublikasikan di Canadian Medical Association Journal tahun lalu menyebut Cannabis dapat meringankan gejala kejang pada pasien Sklerosis Ganda.
Foto: picture-alliance/dpa
Meringankan Rasa Sakit
Sebagian penderita Diabetes mengalami kerusakan saraf di bagian kaki dan tangan. Gejalanya adalah rasa terbakar di bagian tubuh tersebut. Belum lama ini peneliti University of California menemukan Cannabis efektif meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh kerusakan saraf. Namun hingga kini Badan Pengawasan Obat AS, FDA, belum memberikan lampu hijau buat terapi ganja untuk pasien Diabetes
Meringankan Efek Samping Hepatitis C
Serupa obat Kanker, terapi obat buat meredam Hepatitis C picu efek samping seperti lelah, mual, otot pegal, kehilangan nafsu makan dan depresi. Namun studi yang diterbitkan di European Journal of Gastroenterology and Hepatology, mengungkap lebih dari 86% pasien mampu menuntaskan terapi Hepatitis C dengan mengkonsumsi ganja. Cannabis diyakini mampu meredam efek samping terapi Hepatitis C
Foto: Novartis Vaccine
10 foto1 | 10
Keputusan tersebut menjadi sebuah preseden yang kemungkinan akan memaksa wargaJerman untuk memilih antara mendapatkan izin mengkonsumsi ganja untuk pengobatan atau memiliki lisensi kepemilikan senjata.
Pemerintah distrik di Miesbach, yang mencabut surat izin pemilikan senjata ini, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa keputusan diambil juga berdasarkan pendapat ahli yang mengatakan, bahwa kesehatan dan kondisi mental seseorang yang secara teratur mengkonsumsi ganja tidak dapat dijamin.
Pemburu tersebut mengaku pernah beberapa kali mengisap ganja.
Pada bulan Maret 2017, pemerintah Jerman menetapkan bahwa penggunaan ganja berdasar resep dokter sebagai bentuk perawatan medis bukanlah tindak kriminal.
Militer Italia Bertanam Ganja
Tak lagi impor dari Belanda, Italia luncurkan proyek percontohan ganja produksi dalam negeri. Yang memproduksinya: militer. Mereka memproduksinya untuk keperluan medis.
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
Ganja untuk medis
Ganja untuk keperluan medis di Italia diproduksi oleh Angkatan Darat Italia di Stabilimento Chimico Farmaceutico Militare, Florence.
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
Proyek militer
Memproduksi ganja adalah salah satu kegiatan lembaga kimia dan farmasi militer Italia yang telah berusia 164 tahun. Badan tersebut berbesar hati, karena produksi ganja mereka telah terdaftar di badan obat Italia pada bulan September 2015-- sebagai produk farmasi. Produk akhirnya sangat berbeda dari sebagian besar ganja yang dikonsumsi di seluruh dunia.
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
Kurangi THC, lebih banyak CBD
Komponen dalam ganja yang menyebabkan efek ‘melayang‘ bagi pengguna disebut- tetrahydrocannabinol (THC). Zat ini kurang bermanfaat dibanding bahan aktif lainnya dalam ganja: cannabidiol anti-inflamasi (CBD). Diperkirakan 2.000 -3.000 warga Italia menggunakan ganja untuk kebutuhan medis, misalnya menghilangkan rasa sakit sklerosis dan spastisitas atau untuk memerangi mual setelah kemoterapi.
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
"Saya belum pernah mencobanya!"
"Tidak, saya belum pernah mencobanya, dan saya tidak berniat untuk mencobanya," kata Antonio Medica, kolonel yang bertanggung jawab di laboratorium ganja milik militer Italia di Florence. Dia tertawa ketika suatu kali rekan-rekannya bercanda dan mengatakan bahwa 40 tahun lamanya mereka menghentikan tentara yang ‘nge-ganja ‚ di barak dan sekarang malah memproduksinya sendiri .
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
Penyesuaian lingkungan agar tumbuh baik
Produksi ganja dalam ruang steril dan lingkungan tertutup sangat penting. "Itulah satu-satunya cara kita dapat memastikan kualitas produknya konsisten dan bebas dari bahan beracun, khususnya logam berat seperti merkuri, dimana tanaman ini dapat dengan mudah menyerap bila ditanam di ladang," demikian Medica menjelaskan.
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
Ringankan derita pasien kanker
Pada bulan Januari 2017, parlemen Jerman melegalkan penggunaan ganja untuk keperluan medis, di antaranya guna membantu pasien kanker, setelah menjalani kemoterapi. Obat ini juga membantu meningkatkan nafsu makan dan mencegah penurunan berat badan pada pasien tumor, serta dapat meringankan gejala sklerosis.
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
Inilah buatan dalam negeri
Seorang apoteker mempersiapkan resep mariyuana di laboratorium. Ganja ‘made in Italia‘ ini baru saja tiba di apotek. Ed: Nadine Berghausen (ap/vlz)