1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Ganti Sapaan, Lufthansa Tidak Lagi Gunakan "Tuan dan Nyonya"

14 Juli 2021

Maskapai Jerman, Lufthansa, mengganti salam tradisionalnya dengan salam netral gender dan telah membuat daftar sapaan alternatif untuk memastikan penumpang tetap mendapatkan rasa nyaman dan menaruh sedikit humor.

Potret kru Lufthansa
Awak Lufthansa akan menggunakan salam netral gender untuk menyambut penumpang di pesawatFoto: Henning Kaiser/dpa/picture alliance

Sapaan "Sehr geehrte Damen und Herren, herzlich willkommen an Bord" atau yang berarti "Ladies and gentlemen, welcome on board" dalam bahasa Inggris, akan segera menjadi masa lalu di penerbangan Lufthansa.

Maskapai Jerman itu berencana untuk menggunakan salam netral gender. Perubahan tersebut akan berlaku untuk semua maskapai yang dioperasikan oleh Grup Lufthansa, termasuk Austrian Airlines, Swiss, dan Eurowings.

Keanekaragaman bukan hanya ucapan kosong, tetapi kenyataan bagi Lufthansa, kata Anja Stenger, juru bicara perusahaan maskapai itu, kepada DW. "Mulai sekarang, kami juga ingin mengungkapkan sikap ini dalam bahasa kami," katanya.

Awak Lufthansa akan menggunakan frasa netral gender seperti "Tamu yang terhormat," "Selamat pagi/malam" atau hanya "Selamat datang di pesawat."

"Keputusan ini dapat dianggap sebagai langkah 'sensitif gender' di mana biner gender dipertanyakan," ucap Alexandra Scheele, seorang ahli sosiologi dan ekonomi di Universitas Bielefeld, kepada DW.

"Orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka di luar laki-laki/perempuan, serta semua orang yang mempertanyakan sistem biner, mungkin lebih baik disapa tanpa menggunakan frasa 'ladies and gentlemen/Damen und Herren.'"

Apa itu bahasa netral gender?

Keputusan Lufthansa diambil ketika semakin banyak perusahaan dan organisasi merangkul langkah-langkah yang mempromosikan inklusivitas gender. Beberapa organisasi, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Komisi Eropa, telah mengadopsi pedoman untuk penggunaan bahasa tanpa gender sebagai bagian dari upaya mereka.

Institut Kesetaraan Gender Eropa mendefinisikan bahasa netral gender sebagai "bahasa yang tidak spesifik gender dan menganggap orang pada umumnya, tanpa mengacu pada perempuan dan laki-laki."

Sebuah buku pegangan tentang netralitas gender dalam bahasa yang diterbitkan pada tahun 2018 oleh Parlemen Eropa mengatakan "bahasa yang inklusif gender lebih dari sekadar masalah kebenaran politik."

"Tujuan dari bahasa yang netral gender adalah untuk menghindari pilihan kata yang dapat ditafsirkan sebagai bias, diskriminatif atau merendahkan dengan menyiratkan bahwa satu jenis kelamin atau gender sosial adalah norma," katanya.

Di Jerman, kata-kata gender gender seperti "Arzt" untuk dokter pria dan "Ärztin" untuk dokter wanita, serta "Redakteur" untuk editor pria dan "Redakteurin" untuk editor wanita, menjadi perdebatan.

Mereka yang mendukung bahasa netral gender berpendapat bahwa kata benda gender mendiskriminasi orang-orang yang tidak mengidentifikasi diri mereka sebagai laki-laki atau perempuan dan melanggengkan stereotip seksis.

Sementara mereka yang kontra, menolak panggilan yang mengubah tata bahasa dan menganggapnya sebagai "serangan" terhadap bahasa.

Lebih dari simbolisme

Pekan lalu, perusahaan otomotif  AS, Ford, mengubah aturan dan mengadopsi bahasa yang netral gender. Sebagai bagian dari langkah tersebut, perusahaan akan mengganti gelar "chairman" dengan "chair".

Scheele mengatakan bahwa meskipun langkah-langkah simbolis seperti bahasa sensitif gender mungkin dapat menciptakan lebih banyak kesadaran tentang kesetaraan gender, organisasi masih perlu berbuat lebih banyak pada tingkat praktis.

"Penting untuk menganalisis di mana dan pada tingkat organisasi apa gender yang berbeda kurang terwakili, bagaimana pekerjaan yang dilakukan dihargai dan dibayar. Dan organisasi perlu mengembangkan budaya organisasi di mana praktik diskriminatif dipublikasikan atau tidak muncul," tambahnya.

Scheele menganjurkan perusahaan menggunakan kuota sebagai instrumen untuk meningkatkan representasi jika gender tertentu kurang terwakili, memperkenalkan pelatihan gender untuk melawan diskriminasi, dan melakukan evaluasi pekerjaan untuk mengidentifikasi struktur gaji yang tidak adil.

(ha/pkp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait