Gaza: Israel Serang Rumah Sakit, Lima Jurnalis Tewas
26 Agustus 2025
Dunia media berduka. Juru kamera Hussam al-Masri, seorang "kontraktor" Reuters, tewas di dekat lokasi siaran langsung yang dioperasikan oleh Reuters di lantai atas tepat di bawah atap rumah sakit di Khan Younis dalam serangan awal. Demikian menurut pejabat kesehatan Palestina.
Pejabat rumah sakit dan saksi mata mengatakan bahwa Israel kemudian kembali menyerang lokasi tersebut untuk kedua kalinya, menewaskan jurnalis lain serta petugas penyelamat dan tenaga medis yang datang untuk memberikan bantuan.
Para jurnalis yang tewas termasuk:
- Mariam Abu Dagga, jurnalis lepas untuk Associated Press dan media lainnya,
- Mohammed Salama, bekerja untuk Al Jazeera yang berbasis di Qatar,
- Moaz Abu Taha, jurnalis lepas yang bekerja untuk berbagai organisasi berita, termasuk kadang-kadang berkontribusi untuk Reuters,
- Ahmed Abu Aziz.
Fotografer Hatem Khaled, juga kontraktor Reuters, terluka. Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel sangat menyesali apa yang disebutnya sebagai "kesalahan tragis".
Ia mengatakan bahwa Israel menghargai pekerjaan para jurnalis dan tenaga medis, dan menambahkan bahwa perang Israel adalah melawan Hamas. Militer Israel, Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mengakui telah menyerang area Rumah Sakit Nasser dan menyatakan bahwa kepala staf umum telah memerintahkan penyelidikan.
IDF menyatakan bahwa mereka "menyesali setiap kerugian terhadap individu yang tidak terlibat dan tidak menargetkan jurnalis secara khusus. IDF bertindak untuk meminimalkan kerugian terhadap individu yang tidak terlibat sejauh mungkin sambil menjaga keselamatan pasukan IDF."
Juru bicara Reuters mengatakan dalam pernyataan: "Kami sangat terpukul mengetahui bahwa juru kamera Hussam al-Masri, kontraktor Reuters, tewas pagi ini dalam serangan Israel di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza. Moaz Abu Taha, jurnalis lepas yang sesekali menerbitkan karyanya di Reuters, juga tewas, dan fotografer Hatem Khaled, kontraktor Reuters, terluka."
"Kami sedang mencari informasi lebih lanjut dengan segera dan telah meminta otoritas di Gaza dan Israel untuk membantu memberikan bantuan medis darurat bagi Hatem," tambah juru bicara itu.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Desakan internasional
Presiden AS Donald Trump, ketika dimintai tanggapan, menyatakan kekecewaaanya: "Kapan ini terjadi?” tanyanya kepada seorang reporter di Gedung Putih. "Saya tidak tahu itu. Yah, saya tidak senang mendengarnya. Saya tidak ingin melihat hal seperti itu. Tapi pada saat yang sama, kita harus mengakhiri mimpi buruk itu.”
Associated Press mengatakan mereka "terkejut dan sedih" mengetahui kematian Abu Dagga dan jurnalis lainnya, menambahkan bahwa Abu Dagga sering menjadikan rumah sakit itu sebagai basis liputannya, termasuk laporan baru-baru ini tentang anak-anak yang kelaparan dan kekurangan gizi.
Di Tepi Barat yang diduduki Israel, otoritas Palestina mendesak komunitas internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk memberikan perlindungan bagi jurnalis dan meminta pertanggungjawaban Israel.
Serikat Jurnalis Palestina mengutuk Israel atas serangan tersebut, menyebutnya sebagai "perang terbuka terhadap media bebas, dengan tujuan menakut-nakuti jurnalis dan mencegah mereka menjalankan tugas profesional mereka dalam mengungkap kejahatan kepada dunia".
Serikat tersebut menyatakan bahwa lebih dari 240 jurnalis Palestina telah tewas akibat tembakan Israel di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Committee to Protect Journalists (CPJ) mencatat bahwa 197 jurnalis dan pekerja media telah tewas sejak perang dimulai, termasuk 189 orang Palestina di Gaza, dan menyerukan "komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas serangan ilegal berulang terhadap pers".
Juru bicara militer Israel Brigadir Jenderal Effie Defrin mengatakan dalam pernyataan Senin (25/08) malam bahwa militer, sesuai dengan hukum internasional, wajib melakukan penyelidikan. "Seperti biasa, kami akan menyampaikan temuan kami setransparan mungkin," tandasnya. "Meliput dari zona perang aktif membawa risiko besar, terutama dalam perang melawan organisasi teroris seperti Hamas, yang secara sinis bersembunyi di balik populasi sipil," tambahnya.
Dalam insiden terpisah pada hari Senin (25/08), dokter di Rumah Sakit Nasser mengatakan bahwa tembakan Israel ke arah kamp tenda di daerah Mawasi, Khan Younis, menewaskan jurnalis lokal Hassan Dohan dan melukai beberapa orang lainnya.
Dua minggu lalu, Israel membunuh koresponden Al Jazeera yang terkenal, Anas Al-Sharif, dan empat jurnalis lainnya dalam satu serangan. Dalam serangan tersebut, Israel mengakui telah menargetkan Sharif dan menyatakan bahwa ia bekerja untuk kelompok militan Hamas, yang dibantah oleh Al Jazeera.
Pada hari Senin (25/08), siaran video langsung Reuters dari rumah sakit, yang sebelumnya dioperasikan oleh Masri, tiba-tiba terputus saat terjadi serangan awal.
Reuters dan penyedia berita lainnya sering kali menyiarkan siaran video langsung ke media di seluruh dunia selama peristiwa berita besar untuk menunjukkan situasi secara langsung di lokasi kejadian.
Reuters telah sering menyiarkan dari Rumah Sakit Nasser selama konflik di Gaza, dan selama beberapa minggu terakhir secara rutin mengirim siaran harian dari posisi yang kini telah diserang.
Sejak awal perang pada tahun 2023, Israel telah melarang semua jurnalis asing memasuki Jalur Gaza. Peliputan dari wilayah tersebut selama perang dilakukan oleh jurnalis Palestina, banyak di antaranya telah bekerja selama bertahun-tahun untuk organisasi media internasional, termasuk kantor berita seperti Reuters dan Associated Press.
Israel juga secara terpisah menyatakan sedang menyelidiki kematian Issam Abdallah, jurnalis Reuters yang tewas akibat tembakan tank Israel di Lebanon selatan pada Oktober 2023 setelah konflik Gaza meletus. Israel belum mengumumkan hasil penyelidikan apa pun.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
Editor: Rizki Nugraha