Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyatakan, pemerintah akan melindungi hak warga menganut keyakinannya. Mendagri juga bertemu dengan wakil-wakil Ahmadiyyah dan Bahai.
Iklan
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (PDIP) menerangkan, dia akan menggugat pemerintahan lokal yang tidak memperhatikan perlindungan terhadap warga agama minoritas. Ia juga akan melibatkan kepolisian untuk mengakhiri diskriminasi terhadap umat beragama.
"Indonesia bukan negara yang didirikan berdasarkan satu agama, Negara ini didirikan berlandaskan UUD 45, yang melindungi semua umat beragama", kata Tjahjo dalam sebuah pertemuan dengan kelompok-kelompok agama minoritas di Jakarta hari Rabu (05/11).
Pertemuan itu dihadiri juga oleh wakil-wakil dari Ahmadiyyah, Bahai dan Syiah Indonesia.
Menurut Mendagri, undang-undang Indonesia mengakui enam agama, yaitu Islam, Katolik, kristen, Hindu, Buddha dan Konghucu. Tapi agama lain diluar keenam agama itu tetap perlu diperjuangkan. Sebab keyakinan seseorang adalah hak asasi manusia.
Sejak menjabat sebagai Mendagri dua minggu lalu, Tjahjo Kumulo mendorong diskusi tentang kebebasan beragama. Mendagri dalam pemerintahan sebelumnya, Gumawan Fauzi, beberapa kali menolak bertemu dan berdiskusi dengan wakil-wakil agama minoritas.
Kolom Agama di KTP
Selanjutnya Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan kepada wartawan, kolom agama di KTP bisa dikongsongkan, jika warga menganut kepercayaan diluar enam agama yang diakui. Karena pemerintah menjamin masyarakat Indonesia memeluk suatu keyakinan atau agama yang diyakininya.
Para Menteri Kabinet Kerja Dalam Sorotan Media
Beberapa menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK mendapat sorotan luas di media. Terutama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Foto: AFP/Getty Images/Romeo Gacad
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
Ia menjadi perempuan pertama yang diangkat menjadi Menteri Luar Negeri. Retno Marsudi adalah diplomat handal yang sudah lama melanglang buana di panggung diplomasi. Jabatan terakhirnya adalah Duta Besar RI di Kerajaan Belanda.
Foto: Romeo Gacad/AFP/Getty Images
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
Pemilik maskapai penerbangan Susi Air ini yang paling banyak dibahas oleh media, baik media cetak maupun media sosial. Ia dianggap sebagai perempuan tangguh yang berhasil merintis bisnis dari sebuah usaha kecil menjadi perusahaan besar. Susi Pudjiastuti juga ramai dibicarakan karena gayanya yang blak-blakan dan gambar tattoo di kakinya.
Foto: Getty Images/ Bay Ismoyo/AFP/Getty Images
Menko Perekonomian Sofyan Djalil
Menteri Koordinasi Perekonomian Sofyan Djalil punya tugas berat mendorong perekonomian, terutama dalam reformasi ekonomi, pemotongan subsidi BBM dan pembangunan infrastruktur. Tujuannya untuk menggalakkan investasi.
Foto: Reuters/Beawiharta
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu
Mantan KSAD Jendral Ryamizard Ryacudu disorot karena sikap kerasnya ketika menghadapi gerakan separatis di Aceh dan Papua. Presiden Jokowi memilih Ryamizard karena merupakan memandangnya sebagai sosok pemikir yang demokratis dan loyal.
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani
Pengangkatan Puan Maharani sebagai menteri dikritik media karena ia dianggap tidak kompeten dalam bidang tugasnya. Banyak pengamat menilai, Puan dipilih karena desakan ibunya, Ketua UMUM PDI-P Megawati Sukarnoputri.
Foto: AFP/Getty Images/Romeo Gacad
Delapan Perempuan
Ada delapan perempuan dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK. Inilah kontingen perempuan terbesar yang pernah ada dalam kabinet pemerintahan. Dalam kabinet sebelumnya pimpinan SBY-Budiono hanya ada empat menteri perempuan.
Foto: Reuters/Beawiharta
Diperiksa KPK
Pengumuman susunan kabinet Jokowi-JK sempat tertunda, karena ada nama-nama kandidat yang mendapat catatan merah dari lembaga anti korupsi KPK. Inilah pertama kalinya, KPK dilibatkan dalam proses seleksi kandidat menteri.
Foto: Reuters/Beawiharta
7 foto1 | 7
Tjahjo mengambil contoh Islam Kejawen atau Kristen Jawa. Menurut Tjahjo, Kementerian Dalam Negeri masih melakukan pencatatan tentang kepercayaaan apa saja yang dianut masyarakat.
"Sepanjang agama dan keyakinan itu tidak menyesatkan, tidak mengganggu, dan akidahnya jelas, perlu diperjuangkan", ujarnya. Mendagri menegaskan, Indonesia bukan negara agama.
Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier dalam kunjungannya ke Indonesia baru-baru ini memuji peran kelompok Islam dalam mendorong diskusi tanpa kekerasan. Jika langkah reformasi di dalam negeri terus dilanjutkan, Indonesia bisa memberi impuls penting bagi dialog antara agama, kata Steinmeier.