Gembong teroris paling diburu di Indonesia, Santoso, tewas ditembak tim Tinombala setelah berbulan-bulan lolos dari kejaran ribuan polisi dan tentara. Jenazah Santoso diidentifikasi anggota kelompoknya yang tertangkap.
Iklan
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam), Luhut Binsar Pandjaitan, membenarkan bahwa Santoso, gembong teroris Poso yang sejak lama diburu, tewas dalam operasi keamanan Tinombala.
Hal itu disampaikan Menko Polhukam kepada wartawan di kantornya di Jakarta, Selasa (19/07). Santoso tewas bersama anggota militan lainnya yang dikenal sebagai Mukhtar dalam tembak-menembak dengan tim operasi Tinombala hari Senin.
Menteri Luhut mengatakan, setelah dilakukan identifikasi oleh TNI dan Polri, tim memastikan bahwa dua jenazah yang tertembak mati tersebut adalah Santoso dan Mukhtar.
"Ya, sudah konfirm. Itu Santoso. Satunya, kita pikir itu Basri, ternyata si Mukhtar. Kita terus lakukan pengejaran untuk menyergap yang lainnya," ujar Luhut. Dia menambahkan, hingga saat ini masih tersisa 19 orang lagi dari kelompok Santoso, yang sekarang dipimpin oleh Basri.
Abu Wardah alias Santoso disebut-sebut sebagai pimpinan sel teror Poso. Dia memimpin kelompok militan Mujahidin Indonesia Timur. Tahun 2014, kelompok itu mendeklarasikan kesetiaan pada ISIS. Santoso sudah diburu selama lima tahun oleh aparat keamanan, namun selalu berhasil lolos dari kejaran.
Sekitar 2.500 personel keamanan, termasuk pasukan elit tentara, meningkatkan operasi pengejaran sejak awal tahun ini di Poso untuk menangkap Santoso dan kelompoknya.
Inilah Negara Sarang Teroris
Indeks Terorisme Global merunut daftar negara-negara yang paling sering menjadi korban serangan teror. Kebanyakan berada di Arab, Asia Selatan dan Afrika. Sementara posisi Indonesia membaik
Foto: picture-alliance/dpa/S. Suna
1. Irak
Sebanyak 3370 serangan teror terjadi di Irak selama tahun 2014. Hampir 10.000 orang tewas dan 15.000 lainnya luka-luka. Serangan teror terbesar dilancarkan Islamic State saat menyerbu penjara di Badush, 10 Juni tahun lalu. Mereka membebaskan tawanan Sunni dan membunuh 670 narapidana Syiah.
Foto: SAFIN HAMED/AFP/Getty Images
2. Afghanistan
Sedikitnya 4500 korban jiwa dan 4700 luka-luka tercatat akibat 1591 serangan teror yang terjadi di Afghanistan tahun lalu. Setahun setelah pencabutan pasukan perdamaian internasional, hindukush masih berada di bawah bayang-bayang Taliban. Kelompok teror itu berulangkali dilaporkan melancarkan serangan kilat di provinsi Kundus yang memakan korban jiwa dari warga sipil.
Foto: Getty Images/AFP/J. Tanveer
3. Nigeria
Boko Haram tidak perlu banyak melancarkan serangan teror buat menghasilkan sebanyak mungkin korban. Dari 662 serangan, kelompok teror pimpinan Abu Bakar Shekau itu membunuh 7512 orang dan melukai 22.000 lainnya. Boko Haram pun menurut studi Vision of Humanity lebih getol membidik warga sipil dengan 77% korbannya berasal dari kelompok non militer tak bersenjata.
Foto: picture-alliance/AP Photo
4. Pakistan
Sebanyak 1821 insiden beraroma teror tercatat terjadi di Pakistan selama 2014. Geliat teror di negara bermayoritas mulsim itu menelan sedikitnya 1760 korban jiwa dan melukai 2836 lain. Ada banyak kelompok teror yang beroperasi di Pakistan. Tapi kelompok Tehrik-i-Taliban (TTP) adalah yang paling ganas. Desember 2014 silam mereka menyerbu sebuah sekolah di Peshawar dan membunuh 132 murid sekolah.
Foto: AFP/Getty Images/A Majeed
5. Suriah
Tidak mudah membedakan korban serangan teror dengan korban perang di negeri yang remuk oleh konflik seperti Suriah. Menurut Vision of Humanity, 2014 silam Suriah mencatat 1698 korban jiwa dari 232 insiden berbau teror. Islamic State adalah kelompok teror terbesar dengan jumlah korban jiwa 615 orang. Sementara Front Al Nusra berada di tempat kedua dengan 461 korban jiwa.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Akgul
6. India
India seakan berada di luar radar teroris sejak serangan mematikan di Mumbai 2008 silam. Tapi nyatanya Vision of Humanity mencatat 763 insiden yang menelan 416 korban jiwa selama 2014. Terorisme di India kebanyakan digalang oleh kelompok Komunis, Islamis atau separatis. Serangan terbesar tahun lalu dilancarkan oleh kelompok Maoist yang menyerang iring-iringan polisi dan membunuh 22 aparat keamanan
Foto: AP
7. Yaman
Sebanyak 512 serangan teror menewaskan sekitar 654 orang selama 2014 di Yaman. Kelompok Al-Qaida dan pemberontak Houthi adalah dua kekuatan terbesar. Al-Qaida adalah satu-satunya kelompok di Yaman yang menggunakan taktik bom bunuh diri. Yang terparah adalah ketika kelompok tersebut menyerang perayaan tahun baru di wilayah yang dikuasai Houthi dan membunuh 50 warga sipil.
Foto: Reuters/K. Abdullah
8. Somalia
Tahun lalu Somalia mencatat tahun paling berdarah dalam perang melawan terorisme: sebanyak 800 korban jiwa dari 469 insiden. Laskar Al-Shabbab adalah kelompok terbesar yang merongrong keamanan di negeri tanduk Afrika itu. Berkekuatan sebanyak 9000 gerilayawan, Al-Shabbab yang berafiliasi dengan Al-Qaida itu sering mengandalkan serangan bom untuk menyebar teror.
Foto: Getty Images/AFP/M. Abdiwahab
9. Libya
Libya mencatat lonjakan tajam sebesar 225% tahun 2014 dalam jumlah korban serangan teror. Tercatat negeri di utara Afrika itu mengalami 554 serangan yang menelan 429 korban jiwa. Ada banyak kelompok teror yang beroperasi di Libya, salah satunya adalah Islamic State.
Foto: Reuters/E.O. Al-Fetori
10. Thailand
Sebanyak 366 insiden berbau teror terjadi selama 2014 di Thailand dan menelan 156 korban jiwa. Gejolak terutama terjadi di wilayah selatan, di mana kelompok minoritas muslim Melayu berperang melawan pasukan pemerintah. Sekitar 60% serangan teror di Thailand berupa ledakan bom.
Foto: P. Kittiwongsakul/AFP/Getty Images
33. Indonesia
Posisi Indonesia banyak membaik, meski belum keluar dari jangkauan terorisme global. Sebanyak 27 insiden tercatat selama tahun 2014 dengan jumlah korban jiwa 12 orang. Jemaah Islamiyah merupakan kelompok terbesar. Belakangan Islamic State juga mulai menunjukkan geliarnya di tanah air.
Foto: picture-alliance/dpa
11 foto1 | 11
Santoso dituduh medirikan dan melaksanakan kamp pelatihan senjata di Poso untuk kelompok militan radikal di Poso. Dia juga dikaitkan dengan berbagai aksi dan serangan mematikan terhadap polisi dan gereja.
Dalam beberapa tahun terkahir, puluhan tersangka militan tewas dalam kejaran polisi. Lebih dari 100 orang ditahan. Santoso, yang sejak dulu bersumpah akan membalas aksi-aksi kepolisian dan detasemen antiteror Densus 88, juga dituduh membunuh sedikitnya enam anggota aparat keamanan.
Mayat Santoso dan Mochtar yang tewas dalam kontak senjata hari Senin (18/07) diidentifikasi di rumah sakit kepolisian di Palu. Tiga orang melarikan diri dalam penyergapan yang dilakukan tim operasi Tinambola, termasuk dua wanita.
Kapolri Jendral Tito Karnavian mengatakan, Santoso sudah diidentifikasi oleh anggota kelompoknya yang tertangkap dan orang-orang lain yang mengenalnya.