Rabu pagi Chili digoyang gempa maut berkekuatan 8,2 Skala Richter. Lima orang dikabarkan meninggal dunia. Sementara ribuan penduduk terpaksa menginap di udara terbuka.

Ribuan penduduk mengungsi ke dataran yang lebih tinggi usai pemerintah mengeluarkan peringatan bahaya tsunami. Selama semalam suntuk penduduk menunggu di udara terbuka dan baru kembali setelah pemerintah mencabut peringatan bahaya sepuluh jam kemudian.

Gelombang Tsunami yang menjadi momok bagi penduduk setelah gempa memang akhirnya tiba. Air merangsek sejauh 200 meter ke daratan dan membanjiri sejumlah ruas jalan. Pemerintah melaporkan, sekitar 80 kapal nelayan hancur atau mengalami kerusakan parah akibat gelombang air laut.

Menurut United States Geological Survey (USGS), pusat episentrum terletak pada kedalaman 10 km, berjarak sekitar 93 km dari kota pantai Iquique. Selain di Chili, peringatan bahaya Tsunami juga dikeluarkan di beberapa negara. Jepang mencatat gelombang mini setinggi 40 centimeter menyapu usai gempa bumi di Chili.

Bahwa gempa berkekuatan 8,2 Skala Richter tidak lantas meluluhlantakkan wajah kota dan menyebabkan lebih banyak korban jiwa adalah berkat syarat pendirian bangunan yang diterapkan secara ketat oleh pemerintah Chili. Dari 928.000 penduduk yang dievakuasi, cuma sekitar 2500 rumah dan gedung yang mengalami rusak berat akibat guncangan

Setelah gempa yang menghantam rabu malam (2/3), Chili kembali digoyang gempa susulan berkekuatan 7,6 pada Skala Richter. Akibatnya sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan berat, termasuk di antaranya jalan raya, sambungan telepon dan listrik. Presiden Michele Bachelet memerintahkan militer untuk menyalurkan bantuan dan memperbaiki kerusakan yang muncul

Pemerintah Chili banyak belajar dari bencana gempa bumi yang menghantam 2010 silam. Kendati korban masih berjatuhan, reaksi cepat otoritas Chili banyak mendatangkan pujian dari dunia internasional. Presiden Bachelet sendiri berterimakasih kepada penduduk yang sudah "bersikap tenang."