1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaIndonesia

BMKG Akhiri Peringatan Tsunami Usai Gempa M 7,4 Guncang NTT

14 Desember 2021

Gempa berkekuatan M 7,4 di Nusa Tenggara Timur (NTT) memicu kepanikan di wilayah Flores Timur. Warga sempat berhamburan ke luar rumah. Gempa yang berlokasi di 112 km barat laut Larantuka ini berpotensi tsunami.

Warga Maumere, NTT berhamburan ke jalanan setelah merasakan guncangan gempa
Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncangan Nusa Tenggara Timur, Selasa (14/12)Foto: Aris Zigon/REUTERS

Bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gege Hadjon menuturkan warga di wilayahnya merasakan beberapa kali guncangan gempa. Guncangan pertama yang paling terasa, karena menurut BMKG berkekuatan M 7,4.

"Gempa besar terasa satu kali, susulan 3 sampai 4 kali," ujar Antonius saat dihubungi, Selasa (14/12).

Saat gempa pertama terjadi, warga panik hingga berhamburan ke luar rumah dan gedung perkantoran. Pemkab lalu mengambil keputusan untuk meliburkan semua pekerja agar bisa berkumpul dengan keluarga.

"Masyarakat juga diminta menjauhi wilayah pantai dan ke wilayah tinggi, titik-titik kumpul sesuai pelatihan," ujar Antonius.

Dia juga belum menerima laporan soal adanya korban jiwa. Belum ada pula laporan soal kerusakan gedung akibat gempa.

Gempa NTT berpotensi tsunami

Gempa yang mengguncang NTT diketahui berpotensi tsunami. BMKG merilis daftar sejumlah daerah yang berpotensi tsunami dengan status siaga hingga waspada. Adapun daftar daerah yang berpotensi tsunami berdasarkan Pemodelan Kota/Kabupaten (Provinsi) yaitu:

Selayar (SULSEL) = SIAGA

Pulau Ende (NTT) = SIAGA

Flores-Timur Bagian Utara (NTT) = SIAGA

Pulau Sikka (NTT) = SIAGA

Sikka Bagian Utara (NTT) = SIAGA

Ende Bagian Utara (NTT) SIAGA

Pulau Lembata (NTT) = SIAGA

Flores-Timur Pulau Adonara (NTT) = SIAGA

Manggarai Bagian Utara (NTT) = SIAGA

Ngada Bagian Utara (NTT) = SIAGA

Lembata Bagian Utara (NTT) = SIAGA

Buton (SULTRA) = SIAGA

Alor Bagian Utara (NTT) = SIAGA

Bombana (SULTRA) = SIAGA

Manggarai-Barat Bagian Utara (NTT) = WASPADA

Wakatobi (SULTRA) = WASPADA

Bima Pulau Gili (NTB) = WASPADA

Maluku-Tenggara-Barat P.Wetar (MALUKU) = WASPADA

Dompu Bagian Utara (NTB) = WASPADA

Bulukumba (SULSEL) = WASPADA

Kendari Pulau Watulumango (SULTRA) = WASPADA

BMKG juga memberikan arahan bagi daerah yang berpotensi tsunami. Berikut arahan untuk tiap levelnya:

Awas: Pemerintah setempat diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi menyeluruh.

Siaga: Pemerintah setempat diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi.

Waspada: Pemerintah setempat diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai.

Warga mengaku air laut surut

Kepulauan Takabonerate, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) saat ini berada dalam status 'Siaga' tsunami. Warga Kepulauan Takabonerate menyebut air laut telah surut.

"Metti (air laut surut), dimanaki ini mau lari kodong (kita mau lari ke mana lagi)" ujar Sita, warga Pulau Rajuni, Kepulauan Takabonerate, Selayar pada pukul 11.36 WITA, Selasa (14/12).

Sita mengungkapkan, sebelumnya gempa sempat terasa cukup kuat di Pulau Rajuni. Hal ini membuat warga panik dan berlarian keluar rumah.

"Keluar semua maki dari rumah ini (kami sudah lari keluar rumah semua)" ucapnya.

Sementara itu, warga di pulau lainnya di wilayah Kepulauan Takabonerate, yakni di Pulau Jinato juga melaporkan air laut di wilayahnya surut.

Peringatan tsunami di NTT berakhir

"Peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir. Sehingga kami mohon tadi bapak Wakil Gubernur dan Bupati kami sempat berdiskusi dengan beliau kami mohon pemerintah daerah menyampaikan ke masyarakat telah berakhir artinya sudah bisa kembali ke tempat masing-masing," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang disiarkan melalui Youtube, Selasa (14/12).

Dwikorita mengatakan tercatat 15 kali aktivitas gempa susulan. Namun kekuatan gempa disebut cenderung melemah.

"Gempa susulan terjadi hingga pukul 12.40 WIT tercatat kami monitor ada 15 aktivitas gempa susulan dengan. Kecenderungannya semakin melemah," tuturnya.

Dwikorita mengingatkan masyarakat untuk lebih dulu memeriksa rumah sebelum kembali masuk. Sebab dampak gempa bisa berpotensi merusak rumah warga. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang. Serta tidak terpengaruh dengan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Perlu kami rekomendasikan kami imbau agar tetap tanang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tuturnya. (Ed: ha/rap)

 

Baca selengkapnya di: Detik News

Gempa M 7,4 di NTT, Warga Flores Timur Panik Berhamburan ke Luar Rumah

Gempa NTT Diperbarui Jadi M 7,4: Ada Gempa Susulan, Ini Kondisi Terbarunya

Peringatan Tsunami di NTT Berakhir, Warga Dipersilakan Kembali ke Rumah

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait