Gempa Nepal: Korban Tewas Meningkat, Bantuan Berdatangan.
27 April 2015
Jumlah korban tewas akibat gempa Nepal terus bertambah melebihi 3300 orang. Sejuta anak-anak menderita. Bantuan internasional kini mulai berdatangan.
Iklan
Berapa tepatnya jumlah korban tewas akibat gempa terkuat yang mengguncang Nepal dalam 80 tahun terakhir yang terjadi Sabtu (25/4) hingga kini belum diketahui pasti. Yang jelas setiap jam statistik jumlah korban tewas terus bertambah. Saat berita diturunkan lebih dari 3.300 orang dikonfirmasi tewas dan ribuan lainnya masih dinyatakan hilang.
Sedikitnya 18 pendaki gunung Himalaya tewas terlanda longsor salju atau "avalanche" dan puluhan lainnya masih dinyatakan hilang. Bencana terjadi saat musim pendakian Himalaya dengan lebih dari 1.000 pendaki berusaha mencapai puncak tertinggi dunia itu lewat rute dari Nepal.
Regu penolong dan evakuasi terus berusaha mencapai desa-desa di kawasan terpencil di pegunungan Himalaya. Infrastruktur ke kawasan bencana dilaporkan hancur, jalan tertimbun longsoran dan satu-satunya kemungkinan mendatangi wilayah bencana adalah dengan helikopter.
Operasi evakuasi dan pertolongan korban gempa dilaporkan juga terhambat gempa susulan yang terus terjadi. Hingga Senin (27/4) tercatat lebih 100 kali gempa susulan, yang terkuat terjadi Minggu (26/4) dengan daya 6.7 Skala Richter.
Dari negara tetangga Nepal, India dilaporkan sedikitnya 60 orang tewas dan ratusan cedera. Sementara dari Tibet yang dikuasai Cina dilaporkan sedikitnya 20 korban tewas akibat gempa Nepal yang berkekuatan 7,9 SR dengan episentrum 80 km di barat ibukota Kathmandu.
Bantuan internasional
Bantuan internasional mulai berdatangan Minggu (26/4) setelah bandar udara Kathmandu yang ditutup sementara dibuka lagi. Administrator distrik Kathmadu Ek Narayan Aryal melaporkan kepada wartawan, tenda dan air minum dipasang dan dibagikan di 10 lokasi di ibukota Kathmandu.
Kehancuran dan Kematian di Nepal
Gempa 7,9 SR yang mengguncang Nepal 90 detik hancurkan negara itu. Lebih 3500 tewas ribuan hilang dan cedera. Kini tim evakuasi dan bantuan internasional mulai berdatangan dan bertugas di kawasan bencana.
Foto: Reuters/N. Chitrakar
Evakuasi dan Penyelamatan
Tim evakuasi dan penyelamatan bekerja berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan korban yang tertimbun reruntuhan bangunan. Dengan cangkul dan blincong tim evakuasi menyingkirkan puing agar tim penolong bisa mendapat akses lebih jauh. Juga alat berat walau jumlahnya amat sedikit mulai dikerahkan.
Foto: Reuters/N. Chitrakar
Mencari di Bawah Puing
Warga Kathmandu mencari korban selamat yang tertimbun puing bangunan dengan alat seadanya. Pemerintah Nepal menyebutkan sedikitnya 3500 tewas dan ribuan masih hilang. Laporan jumlah korban tewas terus bertambah tiap jam.
Foto: picture-alliance/dpa/N. Shrestha
Diselamatkan dari Reruntuhan
Pria ini berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan bangunan yang ambruk dengan kondisi cedera ditutupi debu dan puing. Banyak korban yang terjebak puing bangunan yang runtuh sulit diselamatkan akibat kurangnya alat berat dan peralatan teknis memadai.
Foto: picture-alliance/dpa/N. Shrestha
Bantuan Internasional
Pesawat terbang dan Helikopter pengangkut bahan bantuan internasional telah mendarat di ibukota Kathmandu. Juga tim penyelamat berpengalaman serta tim teknis internasional mulai berdatangan dan bertugas di kawasan bencana.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Schmidt
Penyelamatan Pendaki Himalaya
Helikopter juga dikerahkan untuk evakuasi dan penyelamatan para pendaki Himalaya. Tercatat 18 pendaki dari berbagai negara tewas dan puluhan masih hilang. Saat gempa melanda lebih 1.000 pendaki Himalaya mengambil rute Nepal untuk mencapai puncak tertinggi Dunia.
Gambaran kehancuran di Kathmandu menunjukkan dampak gempa dahsyat 7,9 SR dengan episentrum 80 km di barat ibukota. Ribuan bangunan runtuh Infrastruktur hancur. Gempa juga mengimbas sampai negara tetangga India, Cina, Pakistan dan Bangladesh. Dari India dilaporkan 60 tewas dan dari Tibet 20 korban tewas.
Foto: P. Mathema/AFP/Getty Images
Pertolongan Pertama
Para korban cedera mendapat pertolongan pertam dan dirawat di lapangan terbuka depan Manmohan Memorial Community Hospital. Petugas medis dan perawat harus lembur panjang untuk menangani para korban yang terus mengalir berdatangan. Petugas medis lokal mulai kewalahan dan kehabisan persediaan obat-obatan.
Foto: picture-alliance/dpa/N. Shrestha
Saling menghibur dan Berduka
Mereka yang selamat dari bencana saling menghibur tapi sekaligus juga berduka. Warga dengn cemas dan tegang menantikan kabar sanak saudara yang masih hilang atua tertimbun puing. Nepal adalah zona gempa aktif.
Foto: picture-alliance/dpa/N. Shrestha
Warisan Budaya Dunia Rusak Parah
Durbar-Plaza di Kathmandu yang diakui sebagai warisan budaya UNESCO rusak parah. Di kawasan ibukota Nepal itu dalam radius beberapa kilometer terdapat 7 lokasi cagar budaya dunia. Kawasan kota tua di ibukota Nepal itu menjadi dayatarik utrama bagi wisatawan.
Foto: picture-alliance/AP Photo//N. Shrestha
Bencana Besar
Warga di Kathmandu meninjau kerusakan hebat yang melanda kawasan ibukota. Besaran bencana yang sebenarnya hingga saat ini belum diketahui. Sejumlah desa di dekat episentrum dilaporkan hancur total. Nasib warganya tidak diketahui, karean tim evakuasi tidak bisa masuk ke sana. Gempa terhebat dalam 80 tahun terakhir itu timbulkan bencana besar di Nepal.
Foto: Reuters/N. Chitrakar
10 foto1 | 10
Negara pertama yang mengirim bantuan makanan dan obat-obatan adalah India, Cina dan Pakistan. Disusul berdatangan bantuan dari Amerika Serikat, Kanada, Uni Emirat Arab, Inggris, Jerman, Perancis, Polandia, Israel dan Singapura. Indonesia juga siap mengirimkan bahan bantuan serta tim medis.
PBB juga melaporkan semua rumah sakit di ibukota Kathmandu penuh sesak dan dokter serta perawat kewalahan. Disebutkan persediaan obat-obatan makin menipis. Warga juga melakukan tindakan darurat dengan secepat mungkin membakar jasad sanak keluarganya yang tewas.
UNICEF juga melaporkan sekitar sejuta anak-anak menderita dampak gempa. Banyak yang cedera dan memerlukan perawatan medis. Yang paling diperlukan oleh anak-anak korban gempa adalah air bersih, bahan pangan dan juga sanitasi. Petugas UNICEF mengkhawatirkan munculnya wabah penyakit yang lebih mudah menyerang anak-anak.