Gencarkan Vaksinasi, Cara AS dan UE Hadapi Varian Delta
4 Agustus 2021
New York mewajibkan orang-orang yang beraktivitas di sejumlah ruang publik, seperti restoran dan pusat kebugaran, untuk menunjukkan bukti vaksinasi. Sementara itu, setengah populasi Uni Eropa telah sepenuhnya divaksin.
Iklan
Varian Delta yang sangat menular telah mendorong lonjakan infeksi di seluruh dunia, termasuk di negara-negara yang sebelumnya menyatakan berhasil mengatasi pandemi COVID-19.
Kota New York akan mengharuskan orang-orang yang berada di restoran, pusat kebugaran, dan tempat aktifivas dalam ruangan lainnya, untuk menunjukkan bukti vaksinasi. Wali Kota Bill de Blasio mengumumkan pada Selasa (03/08), New York menjadi kota besar pertama di Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan peraturan tersebut.
"Jika Anda divaksinasi … Anda memiliki kuncinya, Anda dapat membuka pintunya. Tetapi jika Anda tidak divaksinasi, sayangnya, Anda tidak akan dapat berpartisipasi dalam banyak hal,” kata de Blasio dalam konferensi pers.
Wali Kota de Blasio mengatakan izin kesehatan yang disebut "Kunci ke NYC" akan diluncurkan pada 16 Agustus mendatang, diikuti periode transisi sebelum diberlakukan sebulan kemudian. "Sudah waktunya bagi orang-orang untuk melihat vaksinasi secara harfiah diperlukan untuk menjalani kehidupan yang baik dan sehat,” kata de Blasio.
Iklan
Donor vaksin terbesar
Pemerintah AS pada Senin (02/08) berhasil memenuhi target Presiden Joe Biden, untuk memberikan setidaknya satu dosis vaksin ke 70% populasi orang dewasa, meski mengalami keterlambatan selama sebulan.
Para pejabat menyalahkan lambatnya pelaksanaan vaksinasi tersebut. "Kasus-kasus kini terkonsentrasi di komunitas dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah,” kata Jeff Zients, Koordinator Satgas COVID-19 Gedung Putih.
Namun, menurut data terbaru, negara bagian AS yang sebelumnya terlambat dalam pemenuhan vaksinasi orang dewasa kini dilaporkan sudah mengejar ketertinggalan itu.
Pemerintah AS juga mengatakan telah mendistribusikan lebih dari 100 juta dosis vaksin COVID-19 ke luar negeri – jumlah yang lebih banyak dari gabungan donasi semua negara lain. Gedung Putih mengatakan, pengumuman itu menandai "permulaan" dari upaya AS untuk membantu memerangi pandemi yang telah merenggut lebih dari 4,2 juta jiwa di seluruh dunia.
Vaksinasi COVID-19 Hingga ke Daerah Terpencil di Dunia
Tim medis menempuh perjalanan panjang dan sulit untuk memvaksinasi orang-orang di seluruh dunia. Pekerjaan itu membawa mereka melintasi pegunungan dan sungai, menaiki pesawat, perahu, bahkan juga berjalan kaki.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Mendaki gunung
Dibutuhkan fisik yang bugar bagi tenaga medis untuk memvaksinasi penduduk di daerah pegunungan di tenggara Turki. "Orang sering tinggal berdekatan dan infeksi bisa menyebar dengan cepat," kata Dr. Zeynep Eralp. Orang-orang di pegunungan tidak suka pergi ke rumah sakit, jadi "kita harus pergi ke mereka," tambahnya.
Foto: Bulent Kilic/AFP
Melintasi daerah bersalju
Banyak orang lanjut usia tidak dapat melakukan perjalanan ke pusat vaksinasi. Di Lembah Maira di Alpen Italia barat, dekat perbatasan dengan Prancis, dokter mendatangi rumah ke rumah untuk memberi suntikan COVID-19 kepada penduduk yang berusia lebih dari 80 tahun.
Foto: Marco Bertorello/AFP
Penerbangan ke daerah terpencil
Dengan membawa botol berisi beberapa dosis vaksin, perawat ini sedang dalam perjalanan ke Eagle, sebuah kota di Sungai Yukon di negara bagian Alaska, AS, daerah dengan penduduk kurang dari 100 orang. Masyarakat adat diprioritaskan dalam banyak program imunisasi.
Foto: Nathan Howard/REUTERS
Beberapa warga perlu diyakinkan
Setiap hari, Anselmo Tunubala keluar masuk pemukiman di pegunungan Kolombia barat daya untuk meyakinkan warga tentang pentingnya vaksinasi. Banyak warga meragukan vaksin dan cenderung mengandalkan pengobatan tradisional, serta bimbingan para pemuka agama.
Foto: Luis Robayo/AFP
Jalan kaki selama berjam-jam
Pria dan wanita dalam foto di atas berjalan hingga empat jam untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di desa terpencil Nueva Colonia di Meksiko tengah. Mereka adalah penduduk asli Wixarika, atau lebih dikenal dengan nama Huichol.
Foto: Ulises Ruiz/AFP/Getty Images
Vaksinasi di sungai
Komunitas Nossa Senhora do Livramento di Rio Negro di Brasil hanya dapat dijangkau melalui sungai. "Cantik! Hampir tidak sakit," kata Olga Pimentel setelah disuntik vaksin. Dia tertawa dan berteriak "Viva o SUS!" - "panjang umur pelayanan kesehatan masyarakat Brasil!"
Foto: Michael Dantas/AFP
Hanya diterangi cahaya lilin
Presiden Brasil Jair Bolsonaro menentang vaksinasi COVID-19. Namun, di sisi lain kampanye itu telah berjalan. Penduduk asli keturunan budak Afrika, termasuk di antara yang kelompok pertama yang divaksinasi. Raimunda Nonata yang tinggal di daerah tanpa listrik, disuntik vaksin dibantu penerangan cahaya lilin.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Rela mendayung jauh
Setelah vaksinasi, seorang wanita tua dan putrinya mendayung menjauhi Bwama, pulau terbesar di Danau Bunyonyi di Uganda. Pemerintah negara Afrika tengah sedang mencoba untuk memasok daerah terpencil dengan vaksin COVID-19.
Foto: Patrick Onen/AP Photo/picture alliance
Medan yang berat
Perjalanan lain melintasi perairan tanpa perahu. Dalam perjalanan menuju desa Jari di Zimbabwe, tim medis harus melewati jalan yang tergenang air. Menurut badan kesehatan Uni Afrika, CDC Afrika, kurang dari 1% populasi di Zimbabwe telah divaksinasi penuh.
Foto: Tafadzwa Ufumeli/Getty Images
Dari rumah ke rumah
Banyak orang di Jepang tinggal di desa terpencil, seperti di Kitaaiki. Warga yang tidak bisa ke kota, dengan senang hati menyambut dokter dan tim medis di rumah mereka untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.
Foto: Kazuhiro Nogi/AFP
Barang yang sangat berharga
Indonesia meluncurkan kampanye vaksinasi pada Januari 2021. Di Banda Aceh, tim medis melakukan perjalanan menggunakan perahu ke pulau-pulau terpencil. Vaksin di dalam kotak pendingin merupakan barang yang sangat berharga sehingga perjalanan tim medis didampingi petugas keamanan.
Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
Tanpa masker dan tidak menjaga jarak
India menjadi negara terdampak parah pandemi COVID-19. Pada pertengahan Maret 2021, petugas medis mendatangi desa Bahakajari di Sungai Brahmaputra. Sekelompok wanita mendaftar untuk mendapatkan vaksin. Tidak ada yang memakai masker atau menjaga jarak aman. (ha/hp)
Foto: Anupam Nath/AP Photo/picture alliance
12 foto1 | 12
Warga Wuhan tidak khawatir varian Delta
Cina yang sukses menurunkan kasus domestik menjadi hampir nol setelah virus corona pertama kali muncul di Wuhan pada Desember 2019, kini juga melihat rekor baru penularan yang disebabkan varian Delta.
Varian yang menyebar cepat itu telah menyebar ke puluhan kota, setelah infeksi pertama di antara petugas kebersihan bandara di Nanjing memicu rantai kasus di seluruh negeri.
Mao, seorang warga Wuhan berusia 27 tahun, mengatakan kepada AFP, dia "tidak khawatir” tentang wabah baru karena "Wuhan telah mengumpulkan banyak pengalaman” setelah penguncian yang melelahkan di awal pandemi.
Sebelumnya, pihak berwenang telah membatasi pergerakan jutaan penduduk, memutus jaringan transportasi domestik, dan meluncurkan pengujian massal dalam beberapa hari terakhir.
Vaksinasi di Uni Eropa dan Australia
Uni Eropa sejauh ini telah memvaksinasi penuh lebih dari 50% populasinya. Spanyol menjadi negara pertama di UE yang berhasil memvaksinasi penuh 58,3% populasi, diikuti oleh Italia dengan 54,4%, Prancis dengan 52,9%, dan Jerman dengan 52,2%.
Dengan begitu Uni Eropa sukses melampaui capaian vaksinasi penuh Amerika Serikat – yang tetap pada kisaran 49,7%.
Sementara itu di Australia, hanya 15% dari 25 juta populasi yang telah divaksinasi sepenuhnya. Pihak berwenang mengandalkan pemberlakuan lockdown untuk menghentikan varian Delta yang menginfeksi lebih dari 3.600 orang sejak pertengahan Juni lalu.
Jutaan orang masih berada di bawah pembatasan COVID-19. Maskapai penerbangan Australia, Qantas, akan memberhentikan 2.500 pekerja tanpa pesangon mulai pertengahan Agustus, lantaran aturan penguncian mematikan sektor penerbangan.