Pemerintah di Kiev dan separatis pro-Rusia sepakati gencatan senjata selama 7 jam di kota Debaltseve di timur Ukraina. Tujuannya untuk evakuasi warga sipil dari kawasan pertempuran.
Iklan
Saat Jerman dan Perancis usahakan solusi damai konflik Ukraina, dari kota Debaltseve di timur Ukraina muncul setitik harapan. Pasukan pemerintah dan separatis pro-Rusia menyepakati gencatan senjata kemanusiaan selama 7 jam hari Jumat (06/02/15) untuk evakuasi warga sipil.
Debaltseve adalah kota strategis penting pertemuan jalur kereta yang menghubungkan dua kota kubu pemberontak Lugansk dan Donetsk. Sejak beberapa hari terakhir milisi separatis pro-Rusia terus menggempur kota itu dengan tembakan artileri berat. Sementara pasukan pemerintah Ukraina juga tetap bertahan di sisi lain. Akibat pertempuran itu puluhan warga sipil dilaporkan tewas.
Saksi mata melaporkan konvoi sedikitnya 30 bus kosong dikawall pengamat OSCE telah dikirim ke Debaltseve untuk mengungsikan penduduk sipil yang terkepung di front pertempuran ke lokasi yang lebih aman. Kantor Berita Reuters juga melaporkan puluhan bus lainnya dikawal tentara Ukraina juga telah diberangkatkan dari timur kota tersebut. Lebih 5000 warga terbunuh dalam konflik berkepanjangan antara pemerintah di Kiev yang pro-Barat dan separatis di Krimea yang pro-Rusia.
Rumah Sakit di Donetsk Menderita Akibat Perang
Rumah Sakit Psikiatri di Donetsk berada di lokasi front terdepan pertempuran antara separatis pro-Rusia lawan tentara Ukraina. Di musim dingin situasinya sangat memprihatinkan.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Dekat Front Pertempuran
Rumah Sakit Psikiatri No.1 Donetsk berlokasi di distrik Petrovsky, salah satu front terdepan ajang pertempuran antara separatis pro Rusia melawan militer Ukraina. Gedung rumah sakit menjadi sasaran tembakan artileri Desember 2014 silam.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Suhu Amat Dingin
Banyak jendela rusak akibat tembakan. Suhu di kawasan ini di musim dingin bisa mencapai minus 25° Celsius. Pasien dan staf rumah sakit bekerjasama memotong kayu bakar dari pohon yang tumbang akibat gempuran artileri, untuk bahan bakar perapian penghangat ruang.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Tugas Rangkap
Dokter tidak hanya bertugas menjaga kesehatan mental pasiennya. Tapi juga bekerja mengurus perapian dan mempertahankan agar rumah sakit tetap hangat, agar suhu dingin tidak jadi gangguan. Di hari-hari sangat dingin, pasien dan staf berkumpul di dekat perapian agar tetap hangat.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Berbagi Ruangan
Sejumlah ranjang perawatan dipindah ke kantor dokter yang terluput dari gempuran artileri, juga ke koridor. Rumah sakit tak punya uang untuk perbaikan. Jendela yang pecah ditutup dengan tripleks.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Menyambut Musim Dingin
Agar tidak patah semangat, sedikit hiasan berupa tanaman dan kembang dipasang untuk menyambut musim dingin. Vas kembangnya adalah bekas peluru penangkis tank berkaliber 100 mm yang ditemukan di halaman rumah sakit.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Waktu Makan Siang
Pasien harus mengambil sendiri makan siang dari dapur rumah sakit. Juga perawat dan staf mengambil makan siangnya di dapur. Inilah waktu di mana para pasien boleh meninggalkan ruang perawatan.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Makan Bersama
Pasien makan siang bersama di ruang perawatan utama rumah sakit. Masalah utama adalah suplai makanan karena tidak ada lagi dermawan penyumbang bahan makanan. Kini semua tergantung bantuan gereja atau perorangan, yang membantu semampu mereka.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Dijejal di Sebuah Ruangan
Dokter dan perawat mengunjungi pasiennya yang dijejal di sebuah ruangan. Gedung utama rumah sakit rusak berat dan atap dapur juga hancur dilanda gempuran artileri. Akibatnya ruang utuh yang tersisa digunakan merewat pasien, dan terpaksa dengan berdesak-desakan.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Mencukur Rambut Sukarela
Seorang tukang cukur secara sukarela datang ke rumah sakit untuk memangkas rambut pasien. Pasien antri sambil berbaring di ranjang perawatan.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
Jeda Merokok
Seorang pasien sedang jeda merokok di balkon yang dilindungi terali. Rokok dan korek api disimpan oleh para perawat. Mereka memberikannya kepada pasien sesuai jadwal waktu yang diatur sebelumnya.
Foto: Teo Butturini/TRANSTERRA Media
10 foto1 | 10
Solusi Diplomatis
Sementara itu upaya untuk menghentikan perang saudara di Ukraina yang digagas Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Francois Hollande dilanjutkan dengan pembicaraan di Moskow (06/02/15). Dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menjadi dalang di belakang konflik Ukraina, diagendakan pendekatan untuk kesepakatan sebuah proposal baru solusi damai. Rincian isi proposal itu tetap dirahasiakan.
Sebelumnya Merkel dan Hollande menggelar pertemuan dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko di Kiev Kamis (05/02/15). Kiev tetap mendesak mitranya di Eropa dan Amerika Serikat untuk mengirim lebih banyak senjata.
Sebelumnya Porosehenko bertemu Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Dalam pertemuan itu, Kerry menjanjikan bantuan humaniter senilai 16 juta US Dollar kepada Ukraina. Dalam konferensi pers, Kerry menegaskan bahwa Presiden Obama sedang mengkaji semua opis. "Tapi Washington tetap mengutamakan solusi diplomatik."
Menanggapi eskalasi konflik di Ukraina dan perbatasan Rusia itu, NATO mengumumkan, Kamis (05/02/15) akan meningkatkan jumlah pasukan reaksi cepatnya di kawasan perbatasan ke Rusia menjadi 5000 serdadu. Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan, jumlah pasukan cadangan siaga juga akan ditingkatkan hingga 30.000 serdadu. NATO berulangkali menuduh Rusia terus menyuplai senjata kepada separatis. sementara Moskow terus membantah.