1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Georgia dan Ukraina Dekati NATO Secara Perlahan

4 Desember 2008

Afghanistan tetap menjadi tugas berat bagi NATO dan pasukan ISAF masih memerlukan tentara tambahan. Selain itu bajak laut di perairan Somalia, keanggotaan Ukraina dan Georgia menjadi tema pertemuan menlu NATO di Brussel

Jaap de Hoop Scheffer pada konferensi pers di markas besar NATO, BrusselFoto: AP

Ukraina dan Georgia harus mengubur harapannya untuk menjadi anggota NATO dalam waktu dekat. Sebuah kelompok negara yang dipimpin Jerman berhasil menekankan, bahwa kedua neara itu harus melewati Membership Action Plan MAP yang merupakan syarat tahapan sebelum memasuki NATO. Dengan demikian ke-26 pemerintahan anggota NATO harus menyetujuinya. Menteri luar negeri Georgia Ekaterine Tkeschelashvili, ketika ditanya wartawan apakah hal itu berarti kegagalan bagi negaranya menjawab

"Apa yang diinginkan Rusia dengan perang itu, adalah menghancurkan sepenuhnya peluang Georgia memasuki NATO. Bahayanya saat itu, setelah Rusia memasuki negara saya, NATO akan mengatakan, mohon maaf, kalian mengandung risiko terlalu besar, oleh karena itu kalian tidak dapat menjadi anggota. Tapi apa yang dikatakan NATO justru kebalikannya. Hal itu kembali membenarkan, bahwa Georgia akan menjadi anggota, dan NATO memegang janjinya."

Sementara Menteri luar negeri Ukraina Volodymyr Ohrysko juga menunjukkan rasa puas. Negaranya akan memasuki NATO. Namun kini mereka akan melaksanakan reformasi

"Semuanya tergantung pada kami, kapan kami dapat memenuhi tuntutan NATO yang tinggi tersebut. Baru setelah itu kami dapat datang dan mengatakan: Rekan-rekan tercinta, kami sudah siap, mari kita memulai perundingan keanggotaan."

Namun semua itu pendapat yang sangat optimistis. Banyak pemerintah anggota NATO sementara ini bermain mengulur waktu. Mereka ingin menunggu reformasi berikutnya di kedua negara itu dan tetap tidak ditekan untuk langsung menerima Georgia dan Ukraina dalam NATO. Sebaliknya para menteri luar negeri hanya akan memutuskan secara formalitas keanggotaan Kroasia dan Albania dalam pertemuan puncak NATO April mendatang.

Dalam tema Afghanistan kembali Amerika Serikat meminta penambahan jumlah tentara. Komandan tertinggi pasukan Amerika Serikat Jenderal Bantz Craddock ingin agar pasukan ISAF yang saat ini sudah berjumlah 50 ribu tentara, ditambah lagi dengan 20 ribu tentara. Juga Sekretaris Jendral NATO Jaap de Hoop Scheffer berpendapat terutama menjelang pemilu di Afghanistan yang direncanakan berlangsung tahun depan, NATO harus lebih meningkatkan upayanya.

Dalam pertemuan menteri luar negeri NATO di Brussel, juga dibahas perang melawan bajak laut di kawasan pantai Timur Afrika. Uni Eropa dalam beberapa hari mendatang akan menggantikan misi NATO di kawasan perairan Somalia. Namun para menteri luar negeri NATO mempertimbangkan, apakah sehubungan meningkatnya kasus perompakan beberapa waktu terakhir ini Pakta Pertahanan Atlantik Utara juga akan melancarkan misinya sendiri, selain misi Uni Eropa tersebut. (dk)