Gerakan anti Islam di Jerman - Pegida dinilai sebagai aib yang mencoreng citra toleransi di negeri ini. Tapi di timur Jerman gerakan ini makin banyak pendukungnya dan sebaliknya aksi anti-Pegida juga bertambah banyak.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Burgi
Iklan
Kota Dresden di timur Jerman tetap jadi kubu utama gerakan anti Islam dan anti warga asing secara keseluruhan. Dalam demonstrasi yang digelar Senin (05/01) malam tercapai rekor 18.000 peserta. Rangkaian aksi protes anti Islam di Jerman itu, diduga keras ditunggangi kelompok ekstrim kanan atau dikenal sebagai NeoNazi dan partai politik lain yang juga dikenal anti warga asing.
Sebagian peserta aksi demonstrasi anti Islam dan anti warga asing di Dresden juga diduga sebetulnya tidak tahu persis apa tujuan aksi itu. Sejumlah pensiunan juga tampak hadir dalam aksinya. Mereka menyebut, memprotes ketidak adilan terkait jumlah uang pensiun yang mereka terima, yang dinilai bisa lebih besar, jika Jerman tidak memenuhi kewajiban humaniternya dengan menerima pengungsi atau pemohon suaka.
Sedikitnya 50 politisi puncak dan tokoh terkenal Jerman mengecam aksi kelompok yang menamakan dirinya patriotik Eropa untuk mencegah Islamisasi Jerman dan Eropa-Pegida itu sebagai aib yang mencoreng citra toleransi Jerman dan cuma provokasi kebencian terhadap warga asing. Ketua Dewan Migrasi Jerman, Werner Schiffauer menegaskan, gambaran warga migran yang diusung anggota Pegida tidak sesuai dengan realita dan terdistorsi.
Gerakan perlawanan
Rumah Ibadah: Bentuk Penghargaan Keyakinan
Jerman membuka diri untuk berbagai keyakinan. Di antaranya terlihat dari pembangunan rumah-rumah ibadah Muslim, yang diharapkan menjadi bagian dari integrasi antar budaya.
Foto: Getty Images
Mesjid Merkez di Duisburg
Diawali perdebatan selama enam tahun dan tahap perencanaan, yang disusul proses pembangunan selama enam tahun, akhirnya Mesjid Merkez di Duisburg berdiri pada tahun 2008. The Turkish-Islamic Union for Religious Affairs (DITIB) mendanai pembangunan mesjid ini. Mesjid ini juga digunakan sebagai wadah berdialog antar umat beragama.
Foto: Getty Images
Mesjid Gaya Klasik
Sekitar 1.200 orang bisa berkumpul di bawah kubah mesjid Merkez yang bergaya klasik ini. Ruang bawah tanah bangunan tersebut berisi perpustakaan. Ada lagi ruangan seluas 1.000 meter persegi yang bisa dipakai untuk acara khusus.
Foto: Getty Images
Koeksistensi Agama
Bahkan politisi Jerman konservatif menyerukan umat Islam untuk membangun mesjid. Di negara bagian Bayern ada beberapa tempat ibadah Muslim di lingkungan Katolik. Mesjid Kanun i Sultan Süleyman di kota Neu-Ulm selesai pada tahun 2006.
Foto: dapd
Mesjid Komunitas Turki di Berlin
Ada sekitar 80 mesjid dan mushola di Berlin. Kebanyakan dari bangunan-bangunan itu hampir tidak dikenali, karena banyak yang ukurannya kecil dan terletak di halaman belakang. Mesjid Sehitlik didirikan di distrik Tempelhof, di lokasi pemakaman Turki tertua di Eropa Tengah. Dua menara ramping mesjid mencapai lebih dari 30 meter yang menjulang ke langit.
Foto: Getty Images
Mesjid Utama di Köln
Terjadi aksi protes besar selama perencanaan mesjid baru di kota Köln. Pembangunannya dimulai pada bulan November 2009. Ukuran bangunan dan tampilannya menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat dan politisi Köln. Ini menjadi salah satu sebab tertundanya pembukaan mesjid sampai tahun 2013.
Foto: picture-alliance/dpa
Mesjid di bekas ibukota
Mesjid Al Muhajirin merupakan salah satu mesjid di kota Bonn, Jerman. Bekas ibukota Jerman saat ini memiliki sekitar sembilan mesjid.
Foto: Al-Muhajirin Moschee Bonn e.V.
Gambaran Islam
Banyak komunitas Muslim yang berpikiran terbuka yang mendukung integrasi ke dalam masyarakat Jerman, ada juga pendatang dari kelompok yang radikal. Mesjid Al Muhsinin Salafi di Bonn telah lama berada di bawah pengawasan badan keamanan Jerman. Itu salah satu dari 30 lokasi yang diduga menjadi bagian dari jaringan Islam fundamental.
Foto: picture-alliance/JOKER
Tempat Pertemuan Jihadis
Mesjid kecil di daerah perumahan juga ada. Misalnya Mesjid Falah di Frankfurt. Dinas keamanan Jerman sempat menggerebek masjid ini, atas dugaan keterlibatan dengan terorisme.
Foto: dapd
Tempat Pertemuan Modern
Banyak komunitas Muslim yang berkomitmen untuk dialog antaragama. Komunitas Muslim Frankfurt, yang mulai dengan kegiatan mahasiswa, memulai dialog antaragama pada awal tahun 1960-an. Sekarang mereka kerap bertemu di aula doa Masjid Abu Bakr. Di sini, pengunjung bisa mendapatkan wawasan tentang agama dan budaya Muslim di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
Terbuka dan Modern
Forum Islam di Penzberg, München dikelola masyarakat yang menggambarkan dirinya sebagai warga independen, multinasional, netral dan terbuka. Karakteristik tersebut tercermin dalam arsitektur mesjid, yang dibuka pada tahun 2005, dengan bagian depan gedung berkilau biru yang terbuat dari ribuan keping kaca dan menara baja halusnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Mesjid DITIB di Göttingen
Mesjid DITIB di Göttingen adalah bangunan baru lainnya, yang dibuka pada tahun 2007. Umatnya kebanyakan warga berlatar belakang Turki. Mesjid itu memiliki hubungan dengan komunitas mahasiswa Muslim Universitas Göttingen. Mereka menawarkan bantuan kepada anak-anak untuk menyelesaikan pekerjaan rumah mereka dan aktif terlibat dalam integrasi sosial.
Foto: picture-alliance/dpa
Mesjid Keempat Tertua di Jerman
Islamic Center di Hamburg adalah salah satu institusi Muslim tertua di Eropa dan merupakan pusat Islam Syiah di Jerman. Mesjid Imam Ali dibiayai oleh komunitas bisnis Iran pada tahun 1960-an. Meski badan-badan keamanan Jerman melakukan pengawasan terhadapnya, masjid ini tetap menyajikan gambaran keterbukaan.
Foto: Getty Images
12 foto1 | 12
Di lain pihak di berbagai kota di barat Jerman, justru gerakan anti Pegida yang makin banyak pendukungnya. Di kota Köln misalnya, ratusan pendukung Pegida mendapat perlawanan dari ribuan warga dan gereja. Seputar Katedral Köln yang sedianya akan dijadikan ajang demonstrasi gerakan anti Islam di malam hari, dimatikan lampu penerangannya. Kehadiran ribuan warga anti-Pegida membuat kelompok anti Islam itu membatalkan rencana aksi protesnya.
Di Berlin warga anti Pegida menghambat aksi demonstrasi sekitar 300 anggota grup anti Islam yang hendak menggelar aksi di Gerbang Brandenburg. Juga di Dresden sekitar 4.000 warga yang menentang demonstrasi anti Islam itu turun ke jalanan. Di kota Rostock juga kawasan di timur Jerman, ratusan warga ikut menggelar aksi anti Pegida.
Aksi mematikan lampu penerangan juga dilakukan oleh pabrik otomotif Volkswagen di Dreseden. Lampu penerangan di bangunan yang dijuluki istana kaca itu sengaja dimatikan agar saat aksi Pegida digelar keadaan di sekitarnya gelap. Aksi serupa seperti di kota Köln bermotto "Licht aus für Rassismus" atau matikan lampu bagi rasisme, sebagai simbol menentang aksi anti warga asing, rasisme dan diskriminasi.