Di Konferensi Iklim COP23 di Bonn terbentuk aliansi negara-negara untuk meninggalkan energi batubara. Tapi Jerman tidak termasuk dalam gerakan itu.
Foto: DW/G. Rueter
Iklan
Batubara saat ini memasok sekitar 40 persen kebutuhan energi di seluruh dunia. Tapi emisi CO2 batubara sangat tinggi dan bertanggung jawab untuk pemanasan bumi dan efek rumah kaca.
Di Konferensi Iklim COP23 di Bonn, beberapa negara antara lain Inggris dan Kanada memperkenalkan Aliansi Anti Batubara. Yang bergabung dalam aliansi itu antara lain Fiji, Finlandia, Denmark, Belanda, Italia, Austria, Portugal, Meksiko, Costa Rica, Selandia Baru dan beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Anggota aliansi itu ingin mengakhiri penggunaan energi batubara selambatnya sampai 2030.
Saat ini, ada 20 negara yang bergabung dalam aliansi yang dinamakan Powering Past Coal Alliance itu. Sampai konferensi iklim tahun 2018 di Polandia, mereka menargetkan menggaet sampai 50 negara.
Menteri Lingkungan Kanada Catherine McKenna mengatakan, meninggalkan energi batubara adalah langkah yang tepat. Karena batubara adalah "penghasil energi fosil yang paling kotor" dan bisa digantikan dengan energi terbarukan yang tidak terlalu mahal. "Pasar sudah berubah, dunia sudah berubah, batubara tak akan kembali lagi", katanya.
Peserta cilik dalam demonstrasi untuk perlindungan iklim di Bonn, November 2017Foto: DW/G. Rueter
Desakan makin kuat untuk tinggalkan energi batubara
Jerman belum bergabung dalam aliansi global itu. Juru bicara Kementerian Lingkungan Jerman mengatakan, Jerman memang diajak bergabung, tapi hingga saat ini pemerintahan baru di Jerman belum terbentuk. "Prakarsa ini akan kita bahas lagi nanti," kata Menteri Lingkungan saat ini, Barbara Hendricks.
Saat ini, emisi gas rumah kaca di Jerman mencapai sekitar 908 juta ton CO2 per tahun. Pada tahun 2020, ditargetkan emisi CO2 bisa direduksi sampai hanya 750 juta ton. Artinya ditargetkan reduksi emisi sekitar 17 persen. Namun banyak pengamat berpendapat, target itu terlalu rendah dan Jerman seharusnya bisa melakukan lebih banyak.
"Jerman harus secepat mungkin meninggalkan energi batubara sebagai pemasok tenaga listrik, jika tidak, target iklim Jerman tidak akan tercapai,"kata pakar energi Claudia Kemfert, yang selama ini menjadi salah satu konsultan energi untuk pemerintah Jerman.
Paviliun Indonesia di Konferensi Ikilm Bonn
Dengan mengusung sejumlah isu dan tema perlindungan iklim, Indonesia tampil dengan paviliun bergengsi di arena COP 23 di Bonn. Berseberangan dengan paviliun tuan rumah Jerman dan presiden konferensi iklim COP23, Fiji.
Foto: DW/A. Setiawan
Tampil di Lokasi Bergengsi
Lokasinya tepat berseberangan dengan paviliun tuan rumah Jerman dan presiden konferensi iklim tahun 2017, Fiji. Di paviliun Indonesia juga siap digelar sejumlah pembahasan tema utama, seperti deforestasi, lahan gambut, kawasan hutan mangrove dan target penurunan emisi hingga 2020.
Foto: DW/A. Setiawan
Diresmikan Ketua Delegasi Indonesia
Paviliun yang akan menjadi wajah Indonesia selama berlangsungnya konferensi iklim COP23 di Bonn dari 6.11 hingga 17.11 diresmikan ketua delegasi Indonesia, Dr. Nur Masripatin. Selain peresmian dengan pemukulan gong, juga dilakukan acara pemotongan tumpeng. Sekitar 400 "stake holder" dari Indonesia mengikuti keonferensi iklim COP23 di Bonn, Jerman.
Foto: DW/A. Setiawan
Diramaikan Musik Angklung Nusantara
Warga Indonesia di Bonn tampil dengan musik angklung dan nyayian Indonesia mengiringi pembukaan paviliun. Pavilin Indonesia juga menampilkan berbagai produk ekspor unggulan serta kekayaaan alam.
Foto: DW/A. Setiawan
Lindungi Iklim Dengan Target Ambisius
Indonesia berkomitmen pada konvensi iklim Paris 2015 dengan target penurunan emisi CO2 secara sukarela sebesar 29 perse hingga tahun 2030. Jika program didukung dengan pendanan internasional, target penurunan emisi CO2 bahkan dinaikkan menjadi sebesar 41 persen. Sebagai negara kepulauan, Indonesia diakui rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Foto: DW/A. Setiawan
Mengerem Laju Pemanasan Global
Dunia lebih cerdas dengan aksi kreatif untuk hadapi perubahan iklim. Motto ini terutama akan diwujudkan lewat komitmen Indonesia di bidang kehutanan, pertanian, energi, pengolahan limbah dan proses industri. Indonesia yang negara kepulauan, juga terancam oleh naiknya muka air laut, sama seperti Fiji. Karena itu targetnya kini menahan kenaikan suhu hanya di kisaran 1,5°C
Foto: DW/A. Setiawan
5 foto1 | 5
Konsep Kementerian Lingkungan untuk energi batubara
Dinas Lingkungan Jerman (Das Umweltbundesamt -UBA) sudah mengajukan proposal untuk reduksi emisi sesuai target iklim Jerman. antara lain diusulkan agar pembangkit listrik tenaga batubara yang sudah berusia lebih dari 20 tahun tidak perlu lagi beroperasi secara penuh. selain itu, pembangkit listrik tenaga batubara yang tidak efisien lagi hendaknya berhenti beroperasi. Menurut perhitungan, penghentian operasi pembangkit listrik tenaga batubara itu mencakup kapasitas listrik minimal lima Gigawatt.
Sebelumnya, pemerintah Jerman sudah memutuskan penghentian pembangkit listrik tenaga batubara dengan kapasitas 4 Gigawatt. Berarti, secara keseluruhan Jerman akan menghentikan listrik batubara dengan kapasitas seluruhnya 9 Gigawatt. Para ahli di UBA menyatakan, dua langkah inilah yang paling murah dann paling cepat bagi Jerman untuk mencapai target reduksi emisi CO2 di sektor energi sampai tahun 2020.
Menurut jajak pendapat aktual yang dilakukan lembaga penelitian opini publik EMNID, makin banyak warga Jerman yang sekarang setuju untuk meninggalkan energi batubara. Sekitar 76 persen warga Jerman dalam jajak pendapat itu menyatakan setuju jika Jerman berngsur-angsur beralih ke sumber energi lain selain batubara demi mencapai target perlindungan iklimnya.
7 Alasan Berkunjung ke Kota Bonn
Banyak metropolitan lain di sepanjang sungai Rhein. Tapi, hanya kota Bonn yang pernah menjadi ibukota Jerman selama puluhan tahun. Di kota ini, komponis besar Jerman Ludwig van Beethoven dilahirkan.
Foto: Bundesstadt Bonn/Michael Sondermann
Monumen Beethoven di pusat kota Bonn
Komponis besar Jerman Ludwig van Beethoven lahir di Bonn tahun 1770. Sebagai penghormatan, kota ini membangun sebuah monumen di pusat kota tahun 1845. Rumah kelahiran Beethoven hanya beberapa ratus meter dari sini. Sekarang dijadikan museum kecil. Setiap tahun kota Bonn menggelar festival.musik Beethoven
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Gedung Balai Kota tua
Di Gedung bergaya rokoko ini, kota Bonn menerima tamu-tamu kehormatannya. Di sini disimpan Buku Emas kota Bonn, yang memuat salam dari tamu-tamu internasional. Bonn adalah ibukota Jerman Barat dari 1949 sampai 1990. Setelah penyatuan Jerman, ibukota dipindahkan ke Berlin.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Kalker
Kastil Poppelsdorf
Kastil Poppelsdorf dibangun mulai tahun 1715 dan rampung tahun 1740. Bangunan ini adalah bagian dari kompleks peristirahatan seorang bangsawan Jerman. Sekarang menjadi bagian dari Universitas Bonn. Di sampingnya ada Taman Botanikal, yang termasuk salah satu yang tertua di dunia dan terkaya variasinya.
Foto: Bundesstadt Bonn/Michael Sondermann
Museum Sejarah "Haus der Geschichte"
Museum "Haus der Geschchte" (Rumah Sejarah) setiap tahun didatangi lebih 850 ribu pengunjung. Pameran permanen di sini menggambarkan perkembangan sejarah Jerman sejak 1945. Ada lebih dari 6000 artefak dan dokumen yang bisa dilihat. Salah satunya, mobil dinas kanselir pertama, Konrad Adenauer, yang masih terawat baik. Tipe mobil: Mercedes 300 dengan daya 115 PS.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Heyder
Deutsche Welle dan Sekretariat Iklim PBB
Tidak jauh dari kompleks museum "Museumsmeile" ada gedung pusat Deutsche Welle. Di media ini bekerja tenaga profesional dari 60 negara. Tepat di sebelahnya ada Sekretariat PBB untuk perubahan iklim. Di ujung lain, menjulang kantor pusat pos Jerman -"Post Tower".
Foto: DW
Jalan Sakura di Kota Tua
Tontonan alam yang luar biasa terjadi setiap tahun di musim semi. Wisatawan dari seluruh dunia datang ke sini mengagumi lautan warna merah muda di kota tua Bonn, tepatnya di Heerstraße. Pohon-pohon cherry Jepang ini ditanam tahun 1980an untuk memberi warna pada kota tua.
Foto: picture-alliance/U. Baumgarten
Pemandangan dari Bukit Naga Drachenfels
Bukit ini namanya Drachenfels, atau Karang Naga. Tempat ini menjadi salah satu tujuan utama pada rute wisata sungai Rhein karena pemandangan indahnya. Mereka yang ambisius bisa mencoba mendaki ke atas bukit dengan berjalan kaki. Jika tidak, Anda juga bisa naik menggunakan kereta listrik.