1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gereja-gereja di Jerman Berada di Bawah Tekanan

20 Agustus 2024

Setiap tahun gereja Katolik dan Protestan Jerman kehilangan ratusan ribu umatnya. Warga Jerman berubah? Yang jelas secara hukum, banyak hal yang tampaknya masih belum menentu.

Frauenkirche di Dresden
Frauenkirche di Dresden, daya tarik utama ibu kota SachsenFoto: Sebastian Kahnert/dpa/picture alliance

Banyak bangunan gereja megah seperti Katedral Köln, Gereja Frauenkirche di Dresden, atau biara Maria Laach di kawasan Eifel – yang jadi tujuan wisata dan atraksi utama bagi para turis di Jerman.

Secara tradisional, Jerman adalah negara yang mayoritas penduduknya kristiani. Namun, hal itu telah berubah secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan tidak sampai separuh orang Jerman sekarang tercatat beragama Katolik atau Protestan lagi.

Hanya jika kita menambahkan penganut Gereja Ortodoks dan apa yang dikenal sebagai Freikirchen atau Gereja Bebas, yang sebagian besar pengikutnya masih menganut Protestan, baru ada lebih 50 persen dari 84 juta penduduk Jerman saat ini yang biusa disebut menganut agama Kristen, termasuk Katolik dan Protestan.

Pada tahun 1990, ketika jumlah umat Kristen di Jerman Barat dan Timur dicatat untuk pertama kalinya, umat Kristen masih berjumlah lebih dari 70 persen dari total populasi.

Saat itu, 35,8 persen dari hampir 80 juta penduduk Jerman beragama Katolik dan 36,9 persen beragama Protestan. Secara keseluruhan angkanya adalah 72,7 persen.

Sepuluh tahun kemudian, pada 2001, jumlahnya masih mencapai 64 persen. Satu dekade kemudian, pada tahun 2011, angkanya merosot untuk pertama kalinya di bawah 60 persen: dari 80,3 juta penduduk Jerman, hanya 59,9 persen yang masih menjadi anggota salah satu gereja besar.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Tinggalkan gereja karena skandal kekerasan seksual

Pada akhir tahun 2023, hampir 20,35 juta orang Jerman masih tercatat sebagai anggota Gereja Katolik dan sekitar 18,56 juta orang anggota Gereja Protestan.

Penurunan jumlah tersebut bukan hanya disebabkan oleh ratusan ribu orang yang memang sudah berniat meninggalkan gereja, beberapa di antaranya mungkin juga disebabkan oleh skandal seputar kekerasan seksual yang terjadi di kedua gereja besar tersebut.

Selain itu, kedua gereja, Katolik dan Protestan, mencatat jumlah kematian anggota yang jauh lebih banyak dibandingkan jumlah anggota baru setiap tahunnya.

Konferensi Waligereja Ortodoks Jerman, yang didirikan pada tahun 2010, menyebutkan ada empat juta umat Kristen Ortodoks di Jerman. Sedangkan kelompok-kelompok yang dikategorikan sebagai Gereja Kristen Bebas dan komunitas Kristen lainnya punya sekitar 800.000 anggota.

Negara kumpulkan pajak untuk gereja

Ciri khusus pendanaan gereja dalam sistem hukum Jerman adalah bahwa negara dapat yang mengumpulkan dana untuk gereja Katolik dan Protestan, yang secara umum disebut mengetahui  'pajak gereja', yaitu besarnya tergantung dari tingginya gaji atau pendapatan orang. Dana yang dikumpulkan negara lalu akan disalurkan kepada Gereja Katolik dan Protestan. Itu juga sebabnya, negara memiliki statistik yang tetap mengenai keanggotaan di kedua gereja besar itu.

Sedangkan untuk anggota Kristen Ortodoks, anggota Freikirche atau umat muslim dan Yahudi di Jerman, tidak ada catatan negara karena mereka tidak perlu membayar pajak gereja.

Perkembangan ini membawa dampak yang beragam. Negara dan gereja-gereja besar mempunyai lebih banyak hubungan satu sama lain di Jerman dibandingkan di kebanyakan negara lain di seluruh dunia. Hubungan ini sudah berlangsung lama.

Landasan sistem pembiayaaan gereja di Jerman dapat ditelusuri kembali sampai ke Konstitusi Weimar tahun 1919. Negara ketika itu juga mempertimbangkan tuntutan finansial gereja-gereja setelah gelombang sekularisasi pada awal abad ke-19, ketika tanah dan bangunan milik gereja dinasionalisasi secara besar-besaran.

Jerman menuju masyarakat bukan Kristen?

Sudah beberapa kali muncul perdebatan untuk mengubah aturan pajak gereja, tapi itu tidak mudah dilakukan. Karena itu berarti pemerintahan federal dan pemerintahan negara bagian harus mencapai kesepakatan baru dengan Gereja Katolik dan Gereja Protestan.

Upaya-upaya sepeti itu selalu mengalami kegagalan karena tidak ada kesepakatan antara pemerintah federal dan negara bagian.

Perkembangan lain telah dialami di banyak wilayah  Jerman selama beberapa waktu. Gereja-gereja makin kekurangan jemaat sehingga menerima lebih sedikit pajak gereja dan harus menghemat uang. Para ilmuwan dan pakar sosial sudah mendiskusikan, apakah Jerman sedang menuju perkembangan masyarakat pasca-Kristen.

Lebih dari 500 gedung gereja dan kapel di Jerman saat ini sudah ditinggalkan atau dialihfungsikan karena pengunjung gereja terus menyusut. Gedung-gedung gereja itu lalu dibongkar atau diubah menjadi apartemen, restoran, atau tempat kegiatan lain.

(ap/hp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait