1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

300508 Hilfe Birma

30 Mei 2008

Hampir empat pekan, setelah badai tropis Nargis di Birma, para petugas kemanusiaan diperbolehkan masuk ke Birma, membawa kebutuhan bahan pokok, air bersih dan obat-obatan. Namun mereka belum dapat bekerja optimal.

Korban badai Nargis
Korban badai NargisFoto: AP

Para pekerja kemanusiaan kini sudah dapat bekerja di wilayah konflik badai tropis Nargis di Birma. Para teknisi misalnya sudah memperoleh lampu hijau untuk menginsatalasikan alat penyuling air minum di Delta Irawadi. Rezim Militer Myanmar sudah menerima permohonan visa yang sebelumnya tertahan-tahan, bagi pekerja Perserikatan Bangsa-bangsa untuk menyalurkan bantuan. Izin bagi para pekerja bantuan internasional diberikan setelah pertemuan antara pemimpin Junta Militer Myanmar Than Shwee dengan Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-bangsa Ban Ki Monn. Namun para petugas kemanusiaan tidak dapat optimal menjalankan tugas, demikian dikatakan salah seorang pekerja kemanusiaan, karena bagi yang ingin memasuki ke wilayah bencana harus membawa banyak dokumen lengkap. Sejauh ini sudah semakin banyak para petugas bantuan yang datang ke Yangun. Misalnya tim dokter dari Jepang:"Tujuan kami adalah membantu mereka yang memerlukan bantuan di wilayah bencana. Itulah titik terpenting operasi kami di wilayah bencana."

Dari negara tetangga Thailand juga didatangkan para dokter. Perserikatan Bangsa-bangsa PBB jauh-jauh hari telah mengingatkan munculnya berbagai wabah penyakit misalanya kolera dan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk, seperti malaria dan demam berdarah. Menteri Penanganan Bencana Thailand Surached Satidiramai, mengungkapkan tim dokter telah diberangkatkan dari Bangkok:: "Kami mengirimkan sejumlah ahli bedah dalam tim dokter pertama yang kami berangkatkan, tapi tak banyak yang mereka lakukan. Kali ini kami mengirimkan lebih banyak dokter anak dan psikiater , karena banyak anak dan bayi yang menjadi korban bencana. Terdapat sekitar 400 anak yang menjadi yatim piatu."

Hampir setiap hari bandar udara di Yangun disibukkan dengan helikopter PBB, yang membawa pekerja kemanusiaan dan bala bantuan yang akan dibagikan ke Delta Irrawaddy.. Bila semua berjalan lancar maka para petugas bantuan kemanusiaan dapat menyuplai bantuan bagi mereka yang telah bertahan hidup setelah bencana badai topan Nargis. Tandas Tony Banbury dari Badan Pangan Dunia WFP:

"Beberapa lokasi bencana sangat sulit dicapai. Bahkan dengan perahu cepat pun memakan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu kami membutuhkan helikopter. Salah satunya sudah ada di sana dan dua lainnya akan segera didatangkan, karena situasi mendesak.”

Media di Birma mengkritisi bantuan internasional. Orang-orang di Birma dapat bertahan sendiri dan tidak membutuhkan bantuan internasional. Demikian tulis koran Birma, Kyemon News. Di luar itu kesediaan internasional untuk menyumbang juga dikritik. Sebab lewat Konferensi Donor Minggu lalu hanya terkumpul bantuan sekitar 50 juta dollar AS saja dari 200 juta dollar AS dana yang dituntut Perserikatan Bangsa-bangsa untuk penanggulangan bencana.(ap)