Indonesia lagi-lagi mengancam penyedia layanan pesan pendek seputar konten pornografi. Kasus WhatsApp menjadi polemik teranyar dalam ragam daftar konten digital yang terjerat rejim sensor Kemkominfo.
Iklan
Hanya sehari setelah mengancam bakal membekukan WhatsApp soal konten pornografi, pemerintah Indonesia berniat memanggil perusahaan penyedia layanan pesan pendek dan mesin pencari, termasuk di antaranya Alphabet Inc. yang menginduki Google.
"Kami memanggil semua penyedia jasa agar mereka membersihkan jejaringnya," kata Samuel Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta.
Sebelumnya Kemkominfo mengancam bakal memblokir layanan pesan pendek WhatsApp dalam waktu 48 jam jika tidak menghapus data GIF yang berbau pornografi. Namun niat tersebut dibatalkan. "Mereka sudah melakukan apa yang kami minta. Jadi kami tidak memblokir mereka," kata Samuel.
WhatsApp mengaku teknologi enkripsi yang mereka miliki tidak memungkinkan pemantauan data animasi grafik alias GIF, karena disediakan oleh pihak ke-tiga. Anak perusahaan Facebook itu menyarankan pemerintah bekerjasama dengan penyedia layanan GIF secara langsung.
Ini Dia Pengaruh Pornografi Pada Otak
Pornografi dianggap dapat membantu kehangatan hubungan pasangan yang ingin mengeksplorasi seksualitas. Namun apa yang terjadi pada otak jika keseringan menonton film porno?
Foto: picture-alliance/dpa
Banjir Dopamin di Otak
Berhubungan seks maupun menonton film dewasa menimbulkan efek pelepasan dopamin, unsur yang bertanggungjawab atas rangsangan emosi dan kognitif. Otak kemudian memerlukan lebih banyak dopamin agar mendapatkan efek kesenangan lebih tinggi. Ini sebabnya kenapa seseorang sering kecanduan nonton film porno.
Foto: picture-alliance/dpa
Produksi Hormon Ingatan Jangka Panjang
Zat di otak lainnya yang juga dilepaskan ketika berhubungan seks atau menonton film porno adalah oksitosin dan vasopressin, yang bertanggung jawab untuk mengingat kenangan jangka panjang. Hormon-hormon tersebut membentuk koneksi antara ingatan dengan obyek yang memberi efek kesenangan.
Foto: DW
Lebih Suka Nonton Ketimbang Melakukan
Hubungan seksual memicu pelepasan zat serotonin, yang memberi efek tenang atau rileks.Tapi bila otak menghubungkan perasaan ini dengan pengalaman nonton film porno, maka saat gairah muncul, kadangkala otak mengarahkan seseorang untuk mengulangi lagi menonton porno ketimbang melakukan hubungan seksual.
Foto: picture-alliance/dpa
Efek Ketagihan
Riset Cambridge University yang diterbitkan Jurnal PLOS ONE menunjukkan striatum ventral, yang bertanggungjawab pada pusat imbalan atau pusat reward menjadi aktif ketika pecandu alkohol melihat gambar minuman beralkohol. Menurt penelitian itu, hal serupa juga terjadi pada seseorang yang terlalu sering menyaksikan pornografi.
Foto: Fotolia/kolotype
Perubahan Selera Seksual
Masalahnya bukan hanya dari segi kuantitatif. Riset Cambridge University menunjukkan pusat reward di otak untuk mencapai tujuan tertentu juga berubah, sebagai efek dari pengalaman mental. Efek kesenangan reproduksi dapat dicapai hanya dengan menyaksikan tayangan pornografi, tanpa harus melakukannya.
Foto: picture-alliance/dpa
Otak Menciut?
Penelitian Simone Kühn & koleganya di Jerman yang diterbitkan JAMA Psychiatry mendapati volume materi abu-abu di kanan striatum otak pada orang yang sering nonton porno lebih kecil ketimbang yang jarang melakukannya. Namun tak dapat disimpulkan apakah bagian otak itu menyusut karena seringnya nonton porno, atau orang yang terlahir dengan jenis otak semacam itu suka menonton porno.
Foto: Colourbox
Picu Perdebatan
Teori lain menunjukkan orang-orang yang hobi nonton pornografi adalah mereka yang sejatinya berlibido tinggi, bukan karena otaknya terpengaruh fantasi seksualitas dan pornografi. Demikian ditulis dalam jurnal Psychology Today.
Foto: picture-alliance/dpa
Kuncinya: Keseimbangan
Nonton film porno bermanfaat bagi kehangatan hubungan pasangan. Namun beberapa riset menunjukkan efek tertentu, meskipun riset lainnya menunjukkkan sebaliknya. Tanggapi perdebatan ini, kuncinya adalah: keseimbangan. Otak membutuhkan keragaman aktivitas. Di antaranya jalan-jalan bersama pasangan, bekerja, olahraga, hobi atau berkumpul bersama teman dan keluarga serta aktivitas lainnya.
Foto: Fotolia/Dmitry Sunagatov
8 foto1 | 8
Tenor Inc, salah satu penyedia layanan GIF buat WhatsApp mengatakan telah "menghapus konten" yang dipermasalahkan. Sejak Selasa (7/11) pengguna smartphone merek Apple misalnya tidak bisa lagi mengakses data GIF yang disediakan Tenor.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengaku pihaknya tidak sedang membangun "rejim sensor" di internet. Namun studi yang dipublikasikan lembaga nirlaba Tor Project, Mei silam, membuktikan sebaliknya.
Saat ini Indonesia memblokir situs-situs yang mengritisi Islam atau mengkampanyekan faham radikal, menawarkan pendidikan seks dan pencegahan HIV AIDS, situs berkonten LGBT dan bahkan situs milik aktivis perempuan yang mengkampanyekan hak sipil.
Hingga Desember 2016 Kemkominfo telah memblokir 800.000 situs yang kebanyakan berkonten pornografi dan perjudian. Namun situs yang diblokir antara Juni 2016 hingga April 2017 lebih beragam. Hanya 37,7% yang bisa dikategorikan berkonten pornografi dan perjudian. Sementara 9,8% situs yang diblokir berisikan konten LGBTQI, 8,8% memiliki konten dengan gambar perempuan "berbusana provokatif", 7,3% berkonten agama dan 3,7% situs kampanye anti HIV AIDS dan pendidikan seks.
Paling lambat Desember 2017 Kemkominfo berniat mengoperasikan Sistem Monitoring dan Perangkat Pengendali Situs Internet Bermuatan Negatif alias mesin sensor yang dibeli dengan harga 211 miliar Rupiah.
Kisruh seputar GIF berbau pornografi di WhatsApp dipicu oleh beredarnya pesan di ruang-ruang chat yang mewanti-wanti terhadap hal tersebut. Layanan GIF di WhatsApp sendiri sudah ada sejak beberapa bulan silam.
Peringkat Kebebasan Internet, Cina Terburuk
Freedom House (www.freedomhouse.org) membandingkan situasi kebebasan internet di 65 negara. Ranking kebebasan internet terburuk diduduki Cina, Suriah, Iran, Etiopia dan Uzbekistan.
Foto: picture-alliance/dpa
Cina terburuk dari 65 negara
Pemblokiran situs asing, pengintaian para cyber-disiden, penggunaan media sosial untuk tujuan propaganda, Cina memiliki sistem pengawasan internet yang paling canggih di dunia. 2003 diluncurkan jaringan tertutup "Great Firewall of China". Sistem ini bisa memblokir akses ke situs asing dan menyaring kata-kata kunci seperti "hak asasi" atau "Tiananmen" di mesin pencari.
Foto: picture-alliance/dpa
Peringkat 2 terburuk: Suriah
Baik pemerintah Suriah maupun kelompok teror ISIS memberlakukan aturan keras untuk akses ke Internet. Sedikitnya 17 blogger dan penulis internet ada dalam tahanan negara. September 2015 kartunis Akram Raslan meninggal dalam tahanan, diduga karena akibat penyiksaan.
Foto: picture-alliance/dpa/I. Kupljenik
Peringkat 3 terburuk: Iran
Mengikuti langkah Cina, Iran saat ini sedang mengembangan sistem internet sendiri yang disebut “Halal” Internet, Tapi pemerintah Iran tetap perlu internet untuk mengembangkan sektor bisnis. Menurut statistik resmi, ada 36 juta pengguna internet di Iran dengan tingkat penetrasi internet sampai 49 persen. Menurut media pemerintah, ada lebih 50 aktivis online yang berada dalam penjara.
Foto: ISNA
Peringkat 4 terburuk: Etiopia
Media sosial dan jalur komunikasi di internet beberapa kali diblokir. meim 2016, blogger Zelalem Workagenehu dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena memberikan kursus keamanan digital. Sebelumnya anggota kelompok aktivis online Zone 9 ditahan atas tuduhan terlibat terorisme.
Foto: DW/J. Jeffrey
Peringkat terburuk 5: Uzbekistan
Uzbekistan memiliki salah satu sistem pengawasan internet tercanggih dunia. Kritik terhadap pemerintah bisa diganjar dengan hukuman penjara. Situs-situs media internasional diblokir. Pemerintah memberlakukan UU pasal karet yang melarang "penggunaan media massa atau sarana telekomunikasi untuk membangkitkan keresahan publik".
Foto: Imago/imagebroker
Peringkat 6 terburuk: Kuba
Akses internet di Kuba dibatasi. Para blogger dan jurnalis independen biasanya menggunakan internet di gedung-gedung kedutaan asing untuk mengirim tulisannya ke luar negeri. Tapi banyak intel pemerintah yang mengawasi gedung-gedung perwakilan asing.
Foto: Imago/Zuma Pres
Peringkat 7 terburuk: Vietnam
Pemerintah Vietnam tidak menoleransi debat politik di internet. Blogger yang berani mengecam kebijakan pemerintah atau mempertanyakan legitimasinya bisa ditangkap. Para jurnalis kritis diawasi ketat dan keluarganya sering mengalami intimidasi. Juga penggunaan smartphones diawasi ketat, karena negara mengendalikan tiga operator utama telekomunikasi.
Foto: picture-alliance/dpa
Indonesia: Pengawasan internet diperketat
Pengawasan internet di Indonesia tahun 2016 makin ketat. pemerintah bisa memblokir situs internet dengan klaim "isinya negatif", tapi prosedur pengawasan dan pelarangan tidak transparan. Dengan lebih 100 juta pengguna internet, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pasar online terbesar tahun 2020.
Foto: Getty Images/ Oscar Siagian
Jerman termasuk sangat bebas
Jerman menduduki peringkat atas, pada posisi ke lima, satu posisi di bawah Amerika Serikat. Namun beberapa tahun terakhir ini pengawasan makin ketat. Juli 2015 polisi mengumumkan sedang menginvestigasi dua jurnalis online dari Netzpolitik.org atas tuduhan melakukan pengkhianatan. Tapi kasus itu cepat ditarik setelah muncul protes luas.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Galuschka
Estonia negara internet paling bebas
Menurut sutvei Freedom House, Estonia adalah negara dengan kebebasan internet tertinggi, diikuti oleh Islandia, Kanada, Amerika Serikat dan Jerman. Estonia sejak 2004 menjadi anggota Uni Eropa. Di seluruh negeri, penggunaan internet gratis. Ibukota Tallin dengan sekitar 400.000 penduduk menjadi pusat inovasi dan pemerintahan.