GfbV: Indonesia Perlu Hadang Instrumentalisasi Agama
25 Mei 2017
Kelompok HAM Jerman "Gesellschaft für bedrohte Völker" (GfbV) menuntut Indonesia menghapuskan UU Penodaan Agama. UU itu sering diperalat untuk membungkam lawan politik, kata GfbV.
Iklan
Instrumentalisasi agama untuk memenangkan pertarungan politik makin gencar di Indonesia. Demikian pandangan kelompok HAM Jerman "Gesellschaft für bedrohte Völker" yang berkedudukan di Göttingen.
Indonesia saat ini perlu "aturan-aturan yang jelas serta debat luas dan terbuka mengenai penerapan UU Penodaan Agama", kata pengamat Asia GfbV, Ulrich Delius hari Rabu (24/05) di Göttingen.
Ulrich Delius menanggapi kasus Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menarik kembali pengajuan naik bandingnya. Dia menyebut langkah Ahok sebagai "tanda ketidakberdayaan kelompok-kelompok minoritas agama di Indonesia menghadapi gelombang radikalisasi" yang terjadi pada kelompok agama mayoritas.
Delius meragukan, apakah langkah Ahok dapat membantu "kelompok-kelompok minoritas yang kini mencemaskan kondisi kebebasan beragama di Indonesia setelah kasus yang spektakuler ini". Beberapa aktivis HAM dari dalam dan luar negeri belum lama ini menuntut penghapusan UU yang diskriminatif dan sering dijadikan alat untuk membungkam lawan politik.
Hari Senin lalu (22/05), tiga pakar HAM PBB juga mengimbau kepada pemerintah Indonesia untuk menghentikan kriminalisasi dengan asalan penodaan agama. Ahmed Shaheed, David Kaye dan Alfred de Zayas mengatakan, UU Penodaan Agama telah melanggar hak kebebasan beragama kelompok-kelompok monoritas sekaligus melanggar hak kebebasan berpendapat.
Delius mengatakan, keputusan Ahok mencabut permohonan naik banding adalah keputusan yang terhormat, namun tidak akan mengubah situasi yang makin represif terhadap kelompok-kelompok monoritas.
Baru-baru ini, Direktur Wahid Institute, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau lebih dikenal dengan Yenny Wahid juga menuntut penghapusan UU Penodaan Agama, karena "bertentangan dengan prinsip kebebasan beragama dan kebebasan berpendapat".
Indonesia selama ini dikenal sebagai negara Islam yang moderat, namun kasus Ahok memperlihatkan adanya radikalisasi yang makin meluas di kalangan Islam, kata kelompok HAM Jerman, GfbV.
Seribu Lilin Buat Ahok
Ribuan warga menyalakan lilin di kota-kota besar di Indonesia untuk menyatakan solidaritas untuk Basuki Tjahaja Purnama setelah divonis penjara dua tahun atas dakwaan penodaan agama. Berikut foto-fotonya.
Foto: Reuters/Antara/S. Kurniawan
Solidaritas dalam Lilin
Menyusul vonis penjara dua tahun buat Basuki Tjahaja Purnama dalam kasus penodaan agama, ribuan warga berkumpul di sejumlah kota di Indonesia sembari menyalakan lilin. Mereka antara lain berdemonstrasi di Tugu Proklamasi, Jakarta, dan Tugu Yogyakarta.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/D. Roszandi
Duka dan Dukungan
"Kita semua di sini mungkin sedih dan terpuruk, saya yakin Pak Ahok butuh support dan dukungan teman-teman semua," kata koordinator Solidaritas Rakyat Jakarta untuk Keadilan, Nong Darol, seperti dilansir Detik.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/D. Husni
Merambat ke Timur
Aksi bakar seribu lilin juga dilakukan masyarakat Minahasa Utara. Selain itu ribuan lain melakukan aksi serupa di Manado. Sementara di Papua, seratusan warga dilaporkan berkerumun di Taman Imbi yang terletak di jantung Kota Jayapura untuk memrotes hukuman penjara atas Ahok. "Ini aksi spontanitas warga yang cinta damai, anti radikalisme, dan kekerasan," kata seorang warga kepada Liputan6.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/D. Roszandi
Membangun Harapan
Sastrawan senior, Goenawan Mohamad, yang mengikuti aksi massa di Tugu Proklamasi, menulis lewat Twitter, "ketika harapan hilang, di hari itu juga harapan dibangun kembali." Selain tokoh lintas agama, Nana Riwayatie yang merupakan kakak angkat Ahok turut hadir. Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan masyarakat.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/D. Roszandi
Persatuan di Tugu Proklamasi
Kepada Detik, Charol Vernando, salah seorang simpatisan Ahok mengatakan Tugu Proklamasi dipilih "karena menyimbolkan proklamasi di Indonesia, menyimbolkan persatuan dan kesatuan Indonesia."
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo
Demonstrasi Lewat Lagu
Sebelumnya warga juga berkumpul di depan markas Brigade Mobil di Depok setelah Ahok dipindahkan dari Cipinang. Aksi serupa digelar di Balai Kota ketika ribuan warga berkumpul sembari menyanyikan lagu nasional di bawah panduan Addie MS.
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo
Solidaritas Lintas Negara
Aksi solidaritas untuk Basuki Tjahaja Purnama juga akan digelar di sejumlah kota besar di luar negeri, antara lain di Kanada, Amerika Serikat, Australia dan Jerman. Menurut undangan yang disebarkan di Perth, Australia, aksi tersebut dilakukan untuk menyatakan dukungan kepada Pancasila dan kebhinekaan di Indonesia. (ed:rzn/ap)