Gigi Hitler Buktikan Kematiannya di Berlin Akhir PDunia II
21 Mei 2018
Pemeriksaan gigi Hitler memastikan kematian sang pemimpin Nazi dan membongkar mitos-mitos konspirasi seputar keberadaannya. Sampai sekarang masih ada yang belum percaya, Hitler mati di Berlin.
Iklan
Kondisi gigi pemimpin NAZI Jerman Adolf Hitler sangat buruk. Hal itu memudahkan tim Soviet mengidentifikasi mayat hangus Hitler yang ditemukan di puing-puing pusat komandonya di Berlin, awal Mei 1945.
Sebuah tim patolog Perancis baru-baru ini diizinkan untuk memeriksa set gigi yang disimpan di Moskow itu. Inilah untuk pertama kalinya Rusia mengizinkan pemeriksaan terhadap barang-barang bukti itu, lebih 70 tahun setelah Perang Dunia II berakhir. Hasil penelitian tim Perancis diterbitkan akhir pekan lalu di European Journal of Internal Medicine.
"Giginya asli (dari Hitler) - tidak ada keraguan," kata ahli patologi Philippe Charlier kepada kantor berita Perancis AFP. "Studi kami membuktikan bahwa Hitler meninggal pada 1945." Set gigi itu tidak menunjukkan jejak daging, suatu hal yang membuktikan bahwa Hitler memang vegetarian. Tim peneliti juga diizinkan melihat potongan tengkorak Hitler untuk mengkonfirmasi cara dia melakukan bunuh diri.
Siapakah Hitler?
Pertanyaan tentang "Siapakah Hilter" menjadi fokus buku Hermann Pölking dan diadaptasi menjadi film dokumentasi yang epik karena berisi kutipan pendapat dari sejumlah tokoh yang sezaman dengan Adolf Hitler.
Foto: picture-alliance/AP
Adolf Hitler Cilik (tahun 1890)
"Dia berbeda dari seluruh anggota keluarga lainnya." - Ibu Klara Hitler, dikutip oleh August Kubizek.
Foto: picture-alliance/dpa
Foto angkatan di sekolah Linz, 1900/01
"Dia sangat berbakat, tapi juga tak stabil, walaupun dia tidak bertindak kasar, dia bisa dianggap berjiwa pemberontak. Dia juga bukan pekerja keras." Dr. Eduard Huemer, guru bahasa Perancis (Adolf Hitler berada di sebelah paling kanan atas)
Foto: picture-alliance/akg-images
Potret diri Adolf Hitler
"Seluruh keluarganya menganggap Hitler bukan seorang idealis, yang suka menghindar dari kerja keras." - August Kubizek, teman sepermainan Adolf Hitler
Foto: picture-alliance/dpa
Hitler ketika berpangkat kopral pada Perang Dunia I
"Saya tak pernah bisa mengungkap apa penyebab kefanatikan Hitler membenci kelompok Yahudi. Pengalaman ketika bersama prajurit yahudi saat perang dunia tidak mungkin berkontribusi besar terhadap hal ini." - Fritz Wiedemann, Letnan di Regimen "List" (Hitler di posisi paling kiri bawah)
Foto: Getty Images
Peringatan Kudeta Beer Hall (sekitar tahun 1929)
"Tujuan mereka hanya satu: taat. Mereka bersedia dikerahkan untuk tujuan apapun, dan mampu melakukan apapun, dilatih untuk mengikuti Hilter. Sedadu berseragam coklat yang direkrut adalah mereka yang tidak puas, tidak sukses, ambisius, penuh rasa iri hati dan kebencian, dari seluruh lapisan masyarakat - yang bersedia untuk membunuh dan melakukan kekerasan." - Carl Zuckmayer, dramawan Jerman
Foto: Getty Images/H.Hoffmann
Hitler di Bayreuth (1938)
"Sebelum saya berangkat ke San Fransisco, Saya menyadari niat Hitler yang ingin mengenyahkan pasien yang tak tersembuhkan - bukan hanya yang cacat mental - ketika perang berlangsung. Sebagai alasan dia katakan: mereka adalah "mulut yang perlu makan" namun tak diperlukan." - Fritz Wiedemann, ajudan Adolf Hilter di Partai Nazi hingga 19 Januari 1939.
Foto: picture-alliance/akg-images
Albert Speer dan Adolf Hitler, 1938
"Sepanjang perang, Adolf Hitler tidak pernah mengunjungi kota yang hancur akibat bom." - Albert Speer, Menteri era Hitler bidang Persenjataan dan Produksi Perang
Foto: picture-alliance/akg-images
Hitler pasca serangan terhadap markas militer Nazi, Wolf's Lair, 1944
"Di sana saya melihat Hilter, yang menatap penuh pertanyaan atas ekspresi putus asa saya. Dengan pelan dia berkata, "Linge, seseorang telah berusaha membunuhku." Heinz Linge, pelayan Adolf Hitler.
Foto: picture-alliance
Adolf Hitler dan Hermann Göring, 1944
"Saya sadar kita kalah perang. Kemenangan mereka nyata. Saya ingin menembak kepala saya sekarang. [Tapi] kita tidak akan menyerah. Tidak akan pernah. Kita bisa jatuh terperosok. Tapi kita akan membawa seluruh dunia ikut serta." - disampaikan Hitler kepada ajudannya Nicolaus von Below pada akhir Desember 1944.
Foto: picture-alliance/dpa/Fine Art Images
Surat kabar laporkan kematian Hitler, 1945
"Kematian Hitler dianggap tak lagi bermakna. Dia seharusnya sudah tewas sejak lama. Saya bertanya-tanya berapa banyak orang yang menenangkan diri dan berpikir dia sinting." - Naomi Mitchison, penulis asal Skotlandia
Foto: picture alliance/Everett Collection
10 foto1 | 10
Mati bunuh diri di Führerbunker
Temuan baru ini mungkin tetap tidak akan mengakhiri kisah-kisah yang bertebaran sampai ke Indonesia, bahwa Adolf Hitler berhasil lolos dari Berlin dan tidak melakukan bunuh diri tahun 1945.
"Kita bisa menghentikan semua teori konspirasi tentang Hitler," kata Charlier. "Dia (Hitler) tidak melarikan diri ke Argentina di kapal selam; dia tidak sembunyi di sebuah pangkalan di Antartika atau di sisi gelap bulan." Hitler mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri bersama kekasihnya Eva Braun di pusat komando bawah tanahnya yang disebut Führerbunker di Berlin.
Pada 30 April 1945, pasukan Soviet telah merangsek sampai jarak 500 meter dari Führerbunker. Dalam situasi terkepung dan nyaris tidak bisa berkomunikasi dengan sisa-sisa pasukannya, Hitler menyadari bahwa impiannya tentang kerajaan Jerman yang baru sudah berakhir.
Sore harinya, Hitler masuk ke ruang pribadinya bersama kekasihnya, Eva Braun. Dia lalu menelan kapsul sianida dan menembak diri mereka sendiri. Sadar bahwa di Italia warga lalu mencemarkan jenazah bekas penguasa Benito Mussolini yang mereka benci, Hitler meninggalkan instruksi agar mayat dia dan Eva Braun dibakar. Para pembantunya lalu membawa jenazah mereka ke luar bunker dan membakarnya.
"Tidak Akan Pernah Terulang Lagi" - Monumen tentang Kengerian
Properti warga Yahudi di Jerman disita November 1938, dan ribuan orang diangkut ke kamp konsentrasi. Berbagai monumen di Jerman didirikan sebagai peringatan agar peristiwa itu tidak pernah terulang lagi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schreiber
Wannsee House (Rumah Wannsee)
Vila di tepi danau Wannsee di Berlin adalah lokasi menentukan dalam perencanaan Holocaust, yaitu pembantaian warga Yahudi di jaman PD II. 15 anggota pemerintahan NAZI dan satuan SS bertemu di sini 20 Januari 1942 untuk merencanakan deportasi dan pembantaian warga Yahudi di seluruh kawasan yang dikuasai Jerman. 1992 villa ini dijadikan tugu peringatan dan museum.
Foto: picture-alliance/dpa
Dachau
Kamp konsentrasi pertama dibuka di Dauchau, tidak jauh dari München. Hanya beberapa pekan setelah Adolf Hitler mulai berkuasa, kamp ini digunakan satuan SS untuk memenjara, menyiksa dan membunuh penentang rezim. Dachau juga jadi prototipe bagi sejumlah kamp yang dibangun setelahnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Lahan Tempat Demonstrasi Kekuatan
Nürnberg adalah kota di mana tempat propaganda terbesar partai NAZI dari 1933 sampai dimulainya PD II tahun 1939. Kongres partai tahunan serta demonstrasi yang dihadiri sekitar 200.000 orang diadakan di area seluas 11 km². Sekarang, Gedung Kongres yang tak selesai dibangun ini menjadi pusat dokumentasi dan museum.
Foto: picture-alliance/Daniel Karmann
Bergen-Belsen
Kamp konsentrasi Bergen-Belsen di Niedersachsen awalnya penjara tawanan perang, kemudian menjadi kamp konsentrasi. Tahanan yang terlalu sakit untuk bekerja diangkut ke sini dari kamp konsentrasi lain. Banyak juga yang meninggal akibat penyakit. Dari 50.000 yang tewas di sini, salah satunya Anne Frank, anak perempuan Yahudi yang dikenal karena buku hariannya yang dipublikasikan internasional.
Foto: picture alliance/Klaus Nowottnick
Monumen Perlawanan Warga Jerman terhadap NAZI
Gedung Bendlerblock di Berlin dulunya tempat berkumpul kelompok mililter penentang NAZI. 20 Juli 1944, sekelompok perwira NAZI yang dipimpin Kolonel Claus von Stauffenberg melaksanakan upaya pembunuhan terhadap Hitler, namun gagal. Pemimpin kelompok itu ditembak mati pada hari yang sama di lapangan di tengah gedung Bendlerblock. Sekarang menjadi Pusat Peringatan Perlawanan Jerman terhadap NAZI.
Foto: picture-alliance/dpa
Pusat Eutanasia Hadamar
Dari 1941 orang-orang yang punya kelemahan fisik dan mental dibunuh di rumah sakit Hadamar di Hesse. Karena dinyatakan "tidak diinginkan" oleh Nazi, sekitar 15.000 orang dibunuh dengan suntikan obat mematikan atau dengan gas. Di seluruh Jerman sekitar 70.000 dibunuh sebagai bagian dari program Eutanasia NAZI. Sekarang Hadamar jadi monumen bagi para korban.
Foto: picture-alliance/dpa
Monomen Holocaust
Monumen berdiri di sebelah Gerbang Brandenburg, dan jadi monumen bagi warga Yahudi yang dibantai di Eropa. Monumen diresmikan 60 tahun setelah berakhirnya PD II, tanggal 10 Mei 2005. Karya arsitek Peter Eisenman ini berupa 2.711 kotak beton yang memenuhi lahan luas. Di bawah monumen terhadap pusat informasi, di mana dicantumkan seluruh warga Yahudi korban NAZI, yang diketahui namanya.
Foto: picture-alliance/dpa
Monumen bagi Warga Homoseksual
Tidak jauh dari monumen Holocaust di Berlin, berdiri monumen peringatan bagi ribuan warga homoseksual yang jadi korban NAZI antara 1933 dan 1945. Monumen setinggi empat meter ini diresmikan 27 Mei 2008.
Foto: picture alliance/Markus C. Hurek
Monumen bagi Warga Sinti dan Roma
Di seberang gedung parlemen, Reichstag di Berlin, sebuah taman diresmikan 2012 jadi peringatan bagi 500.000 warga Sinti dan Roma yang dibunuh rezim NAZI. Di tepian sebuah kolam peringatan tercantum puisi berjudul Auschwitz, karya pujangga Roma Santino Spinelli. Puisi ditulis dalam bahasa Inggris, Jerman dan Romani.
Foto: picture-alliance/dpa
Stolpersteine: Batu Sandungan Sebagai Monumen
Tahun 1990-an, seniman Gunther Demnig memulai proyek untuk mengkonfrontasikan orang dengan masa lalu Jerman, tepatnya NAZI. Karyanya berupa sejumlah batu beton yang dilapis kuningan, yang ditempatkan di depan rumah korban NAZI. Pada batu tercantum nama dan tanggal deportasi serta kematiannya, jika diketahui. Lebih dari 45.000 Stolpersteine (batu sandungan) ditempatkan di 18 negara Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa
Brown House (Rumah Coklat) di München
Tepat di sebelah Führerhaus (rumah pemimpin), di mana kantor Adolf Hitler dulu berada, terdapat markas besar Partai NAZI, yaitu di gedung bernama Brown House. Bangunan berupa kubus berwarna putih kini berdiri di lokasi itu, dan menjadi Pusat Dokumentasi bagi Sejarah NAZI, diresmikan 30 April 2015. Penulis: Max Zander, Ille Simon (ml/as).
Foto: picture-alliance/dpa/Sven Hoppe
11 foto1 | 11
Ditemukan pasukan Soviet
Pasukan Soviet baru menemukan mayat hangus itu tanggal 5 Mei 1945 dan mengidentifikasinya sebagai mayat Hitler. Para ahli milter Soviet membandingkan gigi mayat yang ditemukan dengan deksripsi yang diberikan asisten dokter gigi Kathe Heusermann. Identifikasi itu tidak sulit, sebab Hitler memakai protesa gigi yang unik. Belakangan, dokter gigi pribadi Hitler, Hugo Blaschke, mengkonfirmasi informasi tersebut kepada pihak Sekutu.
"Giginya berada dalam kondisi yang buruk, sehingga ada dokter gigi yang menemaninya di bunker," kata Liubov Summ, cucu dari penerjemah Kathe Heusermann, Elena Rzhevskaya, kepada surat kabar Times dari Israel.
Menurut Rzhevskaya, Kathe Heusermann bukan pendukung Nazi yang sungguh-sungguh, bahkan telah menyembunyikan seorang dokter gigi Yahudi dan mantan majikan di rumahnya. Kathe Heusermann meninggal di Düsseldorf tahun 1995.
Bagaimana Rezim NAZI Hitler Promosikan Antisemitisme Lewat Film
Rezim Nazi dengan cerdik membungkus sentimen antisemitisme dalam film-film komersial yang mereka bantu pendanaannya. Ini memang jadi bagian strategi propaganda mereka.
Foto: picture-alliance/akg-images
Film dengan narasi propaganda antisemitisme
"Jud Süss," salah satu film propaganda Nazi yang paling terkenal, yang sekarang dilarang untuk umum. Disutradarai oleh Viet Harlan tahun 1940. Harlan menceritakan kisah seorang bankir Jerman-Yahudi Joseph Süss Oppenheimer dan menggambarkan dia sebagai Yahudi konteks propraganda Nazi. "Jud Süss" ketika dirilis pertama kali ditonton oleh jutaan warga Jerman.
Foto: picture-alliance/akg-images
Membungkus antisemitisme dalam seni
Dalam filmnya, Harlan menonjolkan prasangka antisemit lewat plot dan karakternya. Seorang penulis Jerman-Yahudi pernah mengatakan, "Jud Süss" adalah "bentuk anti-Semitisme artistik yang paling kejam dan disempurnakan." Seroang pengamat film menulis, "Film ini secara terbuka memobilisasi ketakutan dan agresi seksual dan mengarahkannya untuk kepentingan antisemitisme.
Foto: Unbekannt
"Sutradara maut"
Penulis biografinya menyebut Veit Harlan sang "sutradara maut," karena dia total mengabdikan diri pada ideologi Nazi. Setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia II, Veit Harlen sempat diadili, tapi masih tetap bisa bekerja setelah menjalani masa larangan kerja beberapa tahun.
Foto: picture-alliance/dpa
Bagaimana memperlakukan film propaganda sekarang?
Setelah perang, banyak sekali tulisan dan ulasan tentang Viet Harlan dan filmnya "Jud Süss". Sutradara Oskar Roehler mengolah material ini dan membuat film melodramatis "Jud Suss: Film Ohne Gewissen (film tanpa nurani)" (2010).
Foto: picture-alliance/dpa/Concorde Filmverleih
Joseph Goebbels, otak di belakang layar
Nazi dengan cepat menyadari bahwa bioskop bisa punya efek ampuh untuk propaganda. Joseph Goebbels, juru propaganda Nazi, lalu menggunakan media untuk mempromosikan ideologi anti Yahudi. Departemennya membuat banyak film propaganda, uga dalam budaya dan pendidikan.
Foto: picture-alliance/akg-images
Film dokumenter palsu
Film anti-Semit buatan Nazi lainnya adalah "Der ewige Jude" (Yahudi abadi) yang dirilis beberapa bulan setelah "Jud Süss" pada tahun 1940. Film yang dibuat oleh Fritz Hippler ini menunjukkan pemandangan dari Ghetto di Warsawa. Film ini menunjukkan kehidupan seniman Yahudi dan tradisinya, yang digabungkan dengan kutipan-kutipan pidato Hitler. Film ini diperkenalkan sebagai film dokumenter.
Foto: picture-alliance/akg-images
Sutradara favorit Hitler: Leni Riefenstahl
Leni Riefenstahl adalah salah satu pembuat film Nazi yang mencoba membersihkan namanya setelah 1945. Dia bertanggung jawab untuk membuat film dalam demonstrasi-demonstrasi massal Nazi, yang menjadi bagian sentral dari dari mesin propaganda.
Foto: picture alliance/Keystone
Propaganda lewat layar perak
Kebanyakan film propaganda Nazi dibuat antara tahun 1933 dan 1945 dengan porsi anti-Semitisme yang lebih kecil dibandingkan dengan "Jud Süss." Beberapa film bahkan direvisi saat produksi. Film historis "Bismarck" (1940) pada awalnya direncanakan sebagai film propaganda yang jauh lebih agresif.