1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Persamaan Hak

Google Beri Kompensasi untuk Perempuan dan Orang Asia

3 Februari 2021

Google membayar insinyur perempuan lebih rendah dibanding pria, meski keduanya berada di posisi yang sama. Praktik yang tidak adil ini menunjukkan peran orang Asia dan perempuan diabaikan dalam bidang teknik.

Logo Google
Google diketahui membayar insinyur perempuan lebih rendah dibanding rekan pria merekaFoto: picture-alliance/dpa/O. Spata

Berdasarkan pernyataan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS), raksasa teknologi Google akan membayar $ 3,8 juta (Rp 53,2 miliar) untuk menyelesaikan perkara diskriminasi terhadap insinyur perempuan dan pencari kerja Asia.

Pembayaran kompensasi itu sekaligus menutup kasus yang telah berjalan selama empat tahun.

Selama peninjauan berkala terhadap praktik penggajian, lembaga pemerintah AS menemukan bahwa dari tahun 2014 hingga 2017, Google membayar teknisi perempuan lebih sedikit daripada pria meski mereka berada di posisi yang sama. Selisih gaji tersebut mengungkap "perbedaan tingkat perekrutan" yang membuat pelamar perempuan dan orang Asia dirugikan saat melamar untuk posisi rekayasa perangkat lunak.

Sebelumnya, Google membantah keras tuduhan yang disebutnya tidak berdasar itu.

Ke mana perginya uang tersebut?

Perusahaan teknologi itu akan membayar sekitar $ 1,35 juta atau Rp 18,9 miliar kepada 2.565 insinyur perempuan sebagai uang kompensasi kepada mereka atas diskriminasi gaji di masa lalu, yang ditemukan oleh Departemen Tenaga Kerja.

Sebanyak $ 1,23 juta atau Rp 17,2 miliar lainnya akan dialokasikan untuk lebih dari 1.700 pekerja perempuan dan orang Asia yang tidak dipilih sebagai teknisi.

Penyelesaian perkara tersebut juga mengharuskan Google menyumbang $ 250.000 (Rp 3,5 miliar) setiap tahun selama lima tahun sebagai cadangan kompensasi guna menutupi penyesuaian yang sekiranya masih diperlukan di masa depan.

Tanggapan Google

Google tidak mengakui kesalahan apa pun dalam pernyataannya: "Kami yakin setiap orang harus dibayar berdasarkan pekerjaan yang mereka lakukan, bukan siapa mereka, dan berinvestasi besar-besaran untuk membuat proses perekrutan dan kompensasi kami adil dan tidak memihak."

Seorang juru bicara perusahaan mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Google setiap tahun menganalisis data penggajiannya untuk mencari ketidaksesuaian dan "senang" untuk menyelesaikan tuduhan ini.

"Diskriminasi gaji tetap menjadi masalah sistemik," kata Jenny Yang, kepala kantor program kepatuhan kontrak federal, dalam rilisnya.

Reputasi Google dipertaruhkan

Perusahaan Google memiliki reputasi dalam hal pemberian gaji tinggi terhadap stafnya, makanan gratis, fasilitas pijat, dan beragam lainnya.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, Google menghadapi pengawasan yang semakin ketat dalam praktik manajemennya, termasuk membayar sejumlah uang kepada seorang eksekutif pria yang dituduh melakukan pelecehan seksual.

Belum lama ini, ribuan karyawan Google memprotes kepergian seorang peneliti kecerdasan buatan, Timnit Gebru pada Desember lalu. Gebru mengatakan dia dipecat karena makalah penelitian yang tidak disukai perusahaan.

Bulan lalu, ratusan karyawan juga telah membentuk serikat pekerja - sebuah tindakan yang jarang terjadi di industri teknologi.

Ilmuwan Perempuan sudah Berkiprah Sejak 3000 Tahun Silam

03:03

This browser does not support the video element.

ha/pkp (AP, AFP)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait