Salah satu cara membuat Indonesia terbebas dari kemacetan adalah dengan memodifikasi stasiun menjadi lebih terintegrasi. Diharapkan warga Jakarta mau berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Iklan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menargetkan Jakarta tidak akan lagi masuk ke dalam 10 kota termacet di dunia. Anies menyebut akan ada transportasi yang lebih baik untuk mendukung upaya ini.
"Tomtom Traffic Index menempatkan Jakarta sebagai kota termacet di dunia nomor 4 tahun 2017. Dalam setahun turun menjadi nomor 7 di dunia. Nah, kita berencana keluar dari 10 besar. Jadi kita nanti turun dari situ semua, tidak lagi menjadi kota termacet. Kenapa? Karena warganya pindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum," kata Anies saat memberi sambutan di Kementerian BUMN, Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (10/01).
Anies melihat ada keinginan warga Jakarta untuk berpindah ke moda transportasi umum. Karena itu, Anies menyebut ini menjadi tantangan memajukan transportasi di Jakarta.
"Inilah sebabnya indikasi awal menunjukkan warga Jakarta mau pindah ke kendaraan umum. Tantangan kita adalah memberikan kendaraan umum terintegrasi, yang terjangkau secara harga, terjangkau secara geografis," ucap Anies.
Selain itu, untuk mendukung upaya tersebut, Anies mengatakan, pada Maret 2020, akan ada empat stasiun yang dimodifikasi. Dia menyebut Stasiun Senen, Juanda, Tanah Abang, dan Sudirman akan menjadi stasiun terintegrasi.
Selain buruk bagi lingkungan, kemacetan lalu lintas juga berdampak negatif pada ekonomi dan kesehatan kita. Berikut beberapa konsekuensi terburuk akibat kemacetan lalu lintas.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Kadobnov
Jalan yang paling sering macet
Selama tahun 2018, di Jerman terjadi sekitar 745.000 kemacetan lalu lintas, menurut klub mobil Jerman ADAC. Menurut survei terakhir pembuat sistem navigasi GPS TOMTOM, jalan di kota Köln adalah yang paling padat (foto di atas). Rata-rata waktu perjalanan meningkat lebih dari sepertiganya karena kemacetan.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Vennenbernd
Kemacetan terparah di Los Angeles dan Moskow
Kota yang mengalami kemacetan terparah bukan Jakarta, melainkan Los Angeles. Di kota ini pengendara mobil mengalamai kemacetan 102 jam dalam setahun, diikuti oleh Moskow dan New York, masing-masing dengan 91 jam kemacetan. Ini data yang dikumpulkan pembuat sistem navigasi INRIX.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Kadobnov
Menguji kesabaran
Terjebak dalam kemacetan adalah mimpi buruk bagi setiap pengemudi kendaraan. Menit demi menit berlalu seperti tanpa akhir, tidak ada yang bergerak maju. Perjalanan yang seharusnya sebentar saja molor menjadi pengembaraan yang seperti tidak akan pernah berakhir. Jalan-jalan yang padat tidak hanya mengganggu para penumpang kendaraan. Masih ada konsekuensi yang lebih jauh.
Foto: picture-alliance/dpa/A. März
Emisi CO2 tinggi
Mesin mobil yang menyala membakar satu liter bahan bakar per jam. Tingkat konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi berarti bahwa lebih banyak CO2 dilepaskan ke atmosfer. Padahal ini harus dihindari jika kita ingin menanggulangi pemanasan global. Jika mungkin, matika mesin mobil Anda ketika mengalami kemacetan parah.
Foto: picture-alliance/dpa/I. Fassbender
Tidak baik bagi kesehatan
Orang yang sering terjebak kemacetan mudah mendapat masalah kesehatan yang serius. Ketika lalu lintas tidak mengalir sebagaimana mestinya, tubuh Anda melepaskan hormon stres. Sistem kekebalan Anda bisa melemah dan tekanan darah Anda naik. Orang-orang yang sering terjebak kemacetan lalu lintas juga cenderung mengalami sindrom kelelahan.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Cirou
Kerugian besar bagi ekonomi
Menurut INRIX, biaya yang disebabkan oleh kemacetan lalu lintas di Jerman mencapai 80 miliar euro pada 2017. Barang-barang tidak mencapai penerima yang dituju tepat waktu dan terjadi pemborosan bahan bakar yang dibakar. Perusahaan dan pengemudi mengalami kerugian finansial. Kemacetan lalu lintas "mengancam pertumbuhan ekonomi," kata Direktur Ekonomi INRIX, Graham Cookson.
Foto: picture-alliance/Zumapress/G. Falvey
Aplikasi seperti Uber bisa perparah kemacetan
Tadinya orang berharap, aplikasi perjalanan seperti Uber akan menurunkan lalu lintas, karena pengendara mobil akan menggunakan layanan itu. Tetapi peneliti menemukan bahwa yang terjadi di AS justru sebaliknya. Orang-orang yang menggunakan Uber adalah penumpang kereta bawah tanah atau sepeda motor, sementara pemilik mobil tetap mengendarai kendaraan mereka sendiri. (Teks: Carla Bleiker/hp/ap)
Foto: picture alliance/dpa/Imaginechina/Da Qing
7 foto1 | 7
Stasiun akan dimodifikasi jadi terintegrasi
PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek yang merupakan perusahaan patungan antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) dan PT MRT Jakarta (Perseroda) bakal merombak empat stasiun KRL eksisting menjadi kawasan transit terpadu alias Transit Oriented Development (TOD).
Kawasan di Stasiun Juanda, Tanah Abang, Pasar Senen, dan Sudirman, nantinya akan terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti Transjakarta, angkutan umum (angkot), Jak Lingko, MRT, LRT, dan kereta bandara Railink.
Menanggapi hal ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta agar dalam fasilitas TOD ini, shelter ojek online (ojol) juga diikutsertakan.
"Dengan terlibatnya DKI maka tentu antarmoda menjadi keharusan. Ada Kopaja, angkot, dan jangan lupa ada ojol. Oleh karena itu saya minta desain empat stasiun itu tolong mereka diakomodasi. Karena de facto keberadaan ojol tidak bisa dimungkiri," ujar Budi dalam kesempatan yang sama.
Menjawab permintaan itu, Anies mengatakan, tidak hanya ojol yang masih jadi persoalan dalam penataan stasiun. Sehingga, pihaknya akan mengajak setiap perusahaan transportasi untuk terlibat dalam pengelolaan TOD PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek.
"Yang selama ini terjadi adalah tidak ada pengelolaan jadi satu. Tidak ada. Jalannya dikelola DKI, dalam stasiunnya dikelola oleh PT KAI, kemudian angkutan yang lewat situ dikelola oleh PT TJ, kemudian ojol yang di situ dikelola oleh PT-PT ojol. Ini sekarang jadi satu. Siapa? PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek, kendalinya ada di DKI," jawab Anies.
Anies mengatakan, targetnya bulan Maret ini keempat stasiun tersebut sudah selesai disulap menjadi TOD.
"Kalau Maret sudah harus jadi mungkin pembangunannya sudah mulai kemarin ya" ujar Anies sambil tertawa.
Jakarta kini memiliki sistem transportasi massal berbasis rel alias MRT. Namun ibukota Indonesia ternyata jauh tertinggal dibandingkan sejumlah negeri jiran di ASEAN. Simak perbandingannya.
Foto: Getty Images/AFP/R. Rahman
Light Rail Transit di Manila
Ibukota Filipina adalah yang pertama membangun sistem transportasi massal berbasis rel alias LRT di ASEAN. Mulai beroperasi sejak akhir 1984, LRT kini melayani 2,1 juta penumpang setiap hari, dengan panjang jalur 33,4 kilometer dan 31 stasiun yang terbagi dalam dua koridor. Harga tiket untuk perjalanan paling panjang berkisar 5.500 Rupiah.
Foto: Getty Images/AFP/T. Aljibe
Investasi Masa Depan
Saat ini pemerintah Filipina sudah berencana melakukan ekspansi pada koridor 1 LRT sepanjang 11,7 kilometer dengan 10 buah stasiun. Selain itu Manila kelak juga akan memiliki dua koridor tambahan LRT sepanjang 30 kilometer. Di samping LRT, ibukota FIlipina ini juga memiliki kereta Metro yang saat ini memiliki satu koridor sepanjang 17 kilometer dengan 10 buah stasiun.
Foto: Getty Images/AFP/J. Directo
Singapore Mass Rapid Transit
SMRT adalah jaringan transportasi kota berbasis kereta paling besar di Asia Tenggara. Saat ini MRT di Singapura mencakup jalur sepanjang 170 kilometer yang terbagi dalam delapan koridor. Untuk proyek raksasa tersebut pemerintah negeri jiran itu harus mengucurkan dana sebesar 6 miliar Dollar AS atau sekitar 80 triliun Rupiah.
Foto: Getty Images/AFP/R. Rahman
Lonjakan Penumpang
Saat ini sistem MRT di Singapura mengangkut sekitar 2,8 juta penumpang setiap hari. Nantinya jumlah penumpang diperkirakan akan berlipatganda menjadi sekitar 6 juta orang setiap hari jika proyek perluasan MRT tuntas.
Foto: picture alliance/dpa/H. Bäsemann
Perluasan Berbiaya Selangit
Pemerintah Singapura tengah memperluas jaringan MRT sepanjang 82,3 kilometer. Proyek raksasa tersebut direncanakan tuntas selambatnya pada tahun 2025. Keunikan terbesar sistem MRT Singapura adalah stasiun bawah tanah yang bisa digunakan sebagai bunker anti serangan udara dan jaminan akses internet di semua stasiun.
Foto: picture-alliance/Arcaid/R. Bryant
Sistem Terintegrasi ala Malaysia
Kuala Lumpur menyatukan berbagai moda transportasi berbasis rel dalam konsep Klang Valley Integrated Transit System. Secara umum KVIT memiliki dua jalur kereta listrik, lima koridor MRT dan sebuah jalur kereta bandar udara. Saat ini jalur MRT di Kuala Lumpur sudah membentang sejauh 170 kilometer dengan kapasitas hingga dua juta penumpang per hari.
Foto: picture alliance/dpa/F. Ismail/EPA
Ekspansi Tanpa Henti
Kuala Lumpur sudah merencanakan ekspansi jalur kereta dalam kota sebanyak 160 kilometer yang selambatnya akan tuntas pada tahun 2025. Untuk itu pemerintah menyiapkan dana lebih dari 70 miliar Ringgit atau sekitar 200 triliun Rupiah.
Foto: picture alliance/dpa/F. Ismail/EPA
Kereta Metropolitan di Bangkok
Moda transportasi kota berbasis rel di Bangkok baru diresmikan tahun 2004 silam dengan panjang 43 kilometer yang terbagi dalam dua koridor, ungu dan biru. Sejak 2010 silam ibukota Thailand juga meresmikan koridor bandar udara sepanjang 28,7 kilometer yang setiap hari digunakan oleh sekitar 60.000 penumpang.
Foto: picture alliance/dpa/S. Reboredo
Terkendala Krisis Ekonomi
Sistem MRT di Bangkok sebenarnya telah direncanakan sejak pertengahan 1990an. Tapi pembangunannya tertunda lantaran krisis moneter pada 1997. Untuk itu pemerintah Thailand mengucurkan dana sebesar 1,8 miliar Dollar AS atau sekitar 28 triliun Rupiah. Hingga 2025 sistem MRT di ibukota Thailand akan dilengkapi dengan enam koridor baru sepanjang 180 kilometer yang sebagiannya berupa monorel. (rzn/hp)
Foto: picture-alliance/ZB
9 foto1 | 9
Rugi triliunan rupiah akibat macet
Tidak heran bila Anies ingin Indonesia bebas dari status kota termacet. Pasalnya momok tersebut menyebabkan kerugian yang amat besar. Tidak tanggung-tanggung, Presiden Joko Widodo pernah mengatakan, kerugian yang diakibatkan kemacetan di Jakarta, termasuk kawasan penyangganya mencapai Rp 65 triliun per tahun.
"Saya hanya membayangkan hitungan Bappenas yang saya terima setiap tahun kita kehilangan Rp 65 triliun di Jabodetabek gara-gara kemacetan. Rp 65 triliun per tahun," kata Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (8/1/2019).
Jokowi menjelaskan kerugian tersebut berdasarkan hasil studi Kementerian PPN/Bappenas.
Namun berdasarkan laporan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kerugian yang diakibatkan kemacetan lebih besar dari angka di atas, yaitu mencapai Rp 100 triliun.
"Justru kemarin ketika rapat sudah mulai, tertutup, teman-teman media sudah keluar, angka itu dikoreksi oleh Pak Wakil Presiden dan kami juga angkanya sama, yaitu Rp 100 triliun, bukan Rp 65 triliun lagi, lebih besar," ucap Anies kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Jokowi pun tidak menampik angka kerugian akibat kemacetan Jakarta versi Anies yang mencapai Rp 100 triliun.
"Studi Bappenas ditemukan angka kerugian Rp 65 triliun karena kemacetan di Jabodetabek setiap tahunnya, dan bahkan Pak Wapres, Pak Gubernur menyampaikan angka sampai Rp 100 triliun. Ini jumlah yang besar sehingga perlu diselesaikan," kata Jokowi saat Ratas kebijakan pengelolaan Transportasi Jabodetabek di Kantor Presiden, Jakarta Maret 2019 lalu.