1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gubernur Guam Sambut Sikap Keras Presiden Trump

14 Agustus 2017

Gubernur Guam Eddie Calvo mengatakan bahwa "kadang-kadang pengganggu hanya bisa dihentikan dengan tonjokan di hidung". Guam menyambut retorika keras Presiden Donald Trump terhadap Korea Utara.

Insel Guam im Pazifik
Foto: Reuters/E. De Castro

Sementara di Amerika Serikat Presiden Donald Trump mendulang banyak kritik karena dianggap menyulut ketegangan dengan Korea Utara, Gubernur Guam Eddie Calvo justru menyambut sikap keras presidennya.

"Setiap yang tumbuh di halaman sekolah, murid di sekolah dasar saja mengerti apa itu pengganggu," kata Calvo kepada kantor berita AFP hari Senin (14/08).

"(Pemimpin Korea Utara) Kim Jong-Un adalah pengganggu dengan beberapa senjata yang sangat dahsyat ... seorang pengganggu harus dihadapi dengan sangat tegas."

Gubernur Guam Eddie CalvoFoto: Reuters/E. De Castro

Bela sikap Trump

Calvo, seorang Republikan, mengatakan bahwa Trump dikritik secara tidak adil atas penanganan krisis Korea Utara. Dia mengatakan Korea Utara telah mengancam Guam setidaknya tiga kali sejak 2013.

Trump mengancam Korea Utara dengan "api dan kemarahan", jika berani menyerang AS. Dia menyatakan persenjataan AS sudah "dimuat dan diarahkan" untuk menanggapi setiap agresi.

"Presiden Trump bukan pemimpin terpilih yang konvensional, apa yang dia katakan dan bagaimana dia mengatakannya sangat berbeda dari apa yang dikatakan oleh presiden-presiden sebelumnya," kata Calvo.

Namun dia menerangkan bahwa presiden sebelumnya juga telah menggunakan kata-kata yang tegas untuk memperingatkan Pyongyang, termasuk Barack Obama yang tahun mengatakan bahwa AS "bisa, jelas, menghancurkan Korea Utara dengan persenjataan kita".

"Hanya ada satu orang yang membunuh saudaranya dengan salah satu senjata saraf paling beracun yang pernah dibuat, yaitu Kim Jong-Un." Kata Calvo selanjutnya.

Guam adalah pangkalan militer terbesar AS di Pasifik dan daerah tujuan wisata utamaFoto: Reuters/Navy

Abaikan imbauan peredaan ketegangan

Beberapa negara di kawasan, seperti Cina, telah mendesak Trump agar menghentikan retorika kerasnya. Namun Calvo justru meminta negara-negara itu untuk melakukan lebih banyak untuk menghentikan Pyongyang. "Tidak ada yang ingin melihat perang," katanya.

"Tidak hanya untuk kepentingan Amerika dan sekutu-sekutunya, tapi juga Cina dan Rusia untuk menghentikan ambisi nuklir atau rudal jarak jauh Korea Utara", kata dia.

Calvo mengakui, di antara 160.000 penduduk Guam ada berbagai pendapat tentang kehadiran militer AS besar-besaean di pulau itu, namun dia menegaskan sebagian besar penduduk mendukungnya.

Gubernur Guam Eddie Calvo selanjutnya mengatakan, dia tidak memperkirakan bahwa krisis tersebut akan berdampak besar pada industri pariwisata di Guam, yang seriap tahun menarik lebih dari 1,5 juta wisatawan.

"Guam adalah tempat yang aman untuk dikunjungi. Meskipun terjadi semua hal ini ., tidak ada tingkat ancaman tambahan," katanya.

"Saya mengundang semua orang dari seluruh dunia untuk datang mengunjungi Guam, ini adalah tempat yang indah," tegas Eddie Calvo.

hp/as (afp, rtr)