Gugatan Terhadap AstraZeneca Mulai Disidangkan di Brussel
26 Mei 2021
Komisi Eropa menggugat AstraZeneca ke pengadilan untuk memaksa perusahaan menyalurkan 90 juta dosis lebih vaksin Covid-19 sebelum bulan Juli, sesuai perjanjian. AstraZeneca membantah ada perjanjian semacam itu.
Iklan
Pengadilan di Brussel hari Rabu (26/5) mulai menyidangkan pengaduan hukum Komisi Eropa terhadap grup farmasi AstraZeneca. Uni Eropa menngajukan gugatan karena produsen obat Inggris-Swedia itu gagal memasok jutaan vaksin Covid-19 seperti disepakati dalam kontrak. Kegagalan pemasokan itu sempat menghambat upaya vaksinasi di seluruh Uni Eropa.
Uni Eropa juga menuduh AstraZeneca - yang bekerja sama dengan Universitas Oxford dalam mengembangkan vaksinnya - memfavoritkan Inggris dalam pengiriman vaksin produknya.
Pengacara dari kedua belah pihak muncul di hadapan hakim di pengadilan di Brussels untuk pertama kalinya dan memaparkan kasus mereka. Sidang selanjutnya dijadwalkan digelar pada hari Jumat, 28 Mei, kata pengadilan.
Vaksinasi COVID-19 Hingga ke Daerah Terpencil di Dunia
Tim medis menempuh perjalanan panjang dan sulit untuk memvaksinasi orang-orang di seluruh dunia. Pekerjaan itu membawa mereka melintasi pegunungan dan sungai, menaiki pesawat, perahu, bahkan juga berjalan kaki.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Mendaki gunung
Dibutuhkan fisik yang bugar bagi tenaga medis untuk memvaksinasi penduduk di daerah pegunungan di tenggara Turki. "Orang sering tinggal berdekatan dan infeksi bisa menyebar dengan cepat," kata Dr. Zeynep Eralp. Orang-orang di pegunungan tidak suka pergi ke rumah sakit, jadi "kita harus pergi ke mereka," tambahnya.
Foto: Bulent Kilic/AFP
Melintasi daerah bersalju
Banyak orang lanjut usia tidak dapat melakukan perjalanan ke pusat vaksinasi. Di Lembah Maira di Alpen Italia barat, dekat perbatasan dengan Prancis, dokter mendatangi rumah ke rumah untuk memberi suntikan COVID-19 kepada penduduk yang berusia lebih dari 80 tahun.
Foto: Marco Bertorello/AFP
Penerbangan ke daerah terpencil
Dengan membawa botol berisi beberapa dosis vaksin, perawat ini sedang dalam perjalanan ke Eagle, sebuah kota di Sungai Yukon di negara bagian Alaska, AS, daerah dengan penduduk kurang dari 100 orang. Masyarakat adat diprioritaskan dalam banyak program imunisasi.
Foto: Nathan Howard/REUTERS
Beberapa warga perlu diyakinkan
Setiap hari, Anselmo Tunubala keluar masuk pemukiman di pegunungan Kolombia barat daya untuk meyakinkan warga tentang pentingnya vaksinasi. Banyak warga meragukan vaksin dan cenderung mengandalkan pengobatan tradisional, serta bimbingan para pemuka agama.
Foto: Luis Robayo/AFP
Jalan kaki selama berjam-jam
Pria dan wanita dalam foto di atas berjalan hingga empat jam untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di desa terpencil Nueva Colonia di Meksiko tengah. Mereka adalah penduduk asli Wixarika, atau lebih dikenal dengan nama Huichol.
Foto: Ulises Ruiz/AFP/Getty Images
Vaksinasi di sungai
Komunitas Nossa Senhora do Livramento di Rio Negro di Brasil hanya dapat dijangkau melalui sungai. "Cantik! Hampir tidak sakit," kata Olga Pimentel setelah disuntik vaksin. Dia tertawa dan berteriak "Viva o SUS!" - "panjang umur pelayanan kesehatan masyarakat Brasil!"
Foto: Michael Dantas/AFP
Hanya diterangi cahaya lilin
Presiden Brasil Jair Bolsonaro menentang vaksinasi COVID-19. Namun, di sisi lain kampanye itu telah berjalan. Penduduk asli keturunan budak Afrika, termasuk di antara yang kelompok pertama yang divaksinasi. Raimunda Nonata yang tinggal di daerah tanpa listrik, disuntik vaksin dibantu penerangan cahaya lilin.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Rela mendayung jauh
Setelah vaksinasi, seorang wanita tua dan putrinya mendayung menjauhi Bwama, pulau terbesar di Danau Bunyonyi di Uganda. Pemerintah negara Afrika tengah sedang mencoba untuk memasok daerah terpencil dengan vaksin COVID-19.
Foto: Patrick Onen/AP Photo/picture alliance
Medan yang berat
Perjalanan lain melintasi perairan tanpa perahu. Dalam perjalanan menuju desa Jari di Zimbabwe, tim medis harus melewati jalan yang tergenang air. Menurut badan kesehatan Uni Afrika, CDC Afrika, kurang dari 1% populasi di Zimbabwe telah divaksinasi penuh.
Foto: Tafadzwa Ufumeli/Getty Images
Dari rumah ke rumah
Banyak orang di Jepang tinggal di desa terpencil, seperti di Kitaaiki. Warga yang tidak bisa ke kota, dengan senang hati menyambut dokter dan tim medis di rumah mereka untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.
Foto: Kazuhiro Nogi/AFP
Barang yang sangat berharga
Indonesia meluncurkan kampanye vaksinasi pada Januari 2021. Di Banda Aceh, tim medis melakukan perjalanan menggunakan perahu ke pulau-pulau terpencil. Vaksin di dalam kotak pendingin merupakan barang yang sangat berharga sehingga perjalanan tim medis didampingi petugas keamanan.
Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
Tanpa masker dan tidak menjaga jarak
India menjadi negara terdampak parah pandemi COVID-19. Pada pertengahan Maret 2021, petugas medis mendatangi desa Bahakajari di Sungai Brahmaputra. Sekelompok wanita mendaftar untuk mendapatkan vaksin. Tidak ada yang memakai masker atau menjaga jarak aman. (ha/hp)
Foto: Anupam Nath/AP Photo/picture alliance
12 foto1 | 12
AstraZeneca bantah komitmen pengiriman vaksin
AstraZeneca awalnya berkomitmen untuk menyalurkan 300 juta dosis vaksin dari Desember 2020 hingga akhir Juni 2021. Tetapi yang dikirimkan dan tiba pada empat bulan pertama 2021 hanya hanya 30 juta dosis.
Iklan
Menurut Komisi Eropa, AstraZeneca sekarang hanya menjanjikan 70 juta dosis pada kuartal kedua 2021, sekalipun yang telah dijanjikan adalah penyaluran 180 juta dosis.
Dengan gugatan ini, UE ingin menekan AstraZeneca untuk menyalurkan lebih 90 juta lebih dosis vaksin sebelum bulan Juli.
AstraZeneca berulang kali membantah telah gagal memenuhi komitmennya dan menyebut tuduhan Komisi Eropa sebagai "tidak berdasar." Menurut pengacaranya, AstraZeneca tidak berkewajiban untuk mengirimkan seluruh volume dosis seperti yang dijanjikan, dan mengklaim bahwa pihaknya hanya "berkomitmen" untuk melakukan "upaya terbaik yang wajar".
Vaksin Covid-19 yang Sudah Siap Pakai dan Masuki Uji Fase Akhir
Ada 4 vaksin Covid-19 yang sudah berizin dan digunakan secara massal. Efikasinya diklaim antara 70% hingga 95%. Sedikitnya ada 7 kandidat vaksin lainnya yang masuk fase akhir uji klinis dan akan segera diluncurkan.
Foto: H. Pennink/AP Photo/picture-alliance
Vaksin BioNTech/Pfizer dari Jerman
Perusahaan Bio-farmasi BioNTech dari Jerman yang digandeng Pfizer dari AS menjadi yang pertama umumkan sukses memproduksi vaksin anti-Covid-19 yang diberi nama BNT162b2 dengan efektifitas 95%. Vaksinnya sudah mendapat izin. Vaksinasi massal di AS dan Jerman dimulai bulan Desember 2020. Satu-satunya kendala, vaksin harus didinginkan hingga minus 70°C sebelum dipakai.
Foto: SvenSimon/picture alliance
Vaksin Moderna dari Amerika Serikat
Perusahaan Bio-farmasi Moderna dari AS menyusul umumkan sukses dengan vaksin yang diberi nama mRNA-1273 dengan efektifitas 94,5%. Belum lama ini UE izinkan vaksin. Sama dengan BioNTech, vaksin dikembangkan dengan teknologi teranyar berbasis mRNA virus. Keunggulan vaksin Moderna adalah hanya perlu pendinginan minus 30° C dan tahan seminggu dalam lemari pendingin biasa.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/J. Porzycki
Vaksin AstraZeneca/Oxford dari Inggris
Perusahaan farmasi AstraZeneca dari Inggris menjadi yang ketiga umumkan sukses uji coba vaksin yang ampuh 70% hingga 90%. Pengembangan vaksin menggandeng para ilmuwan dari Oxford University. Unsur aktifnya AZD1222 berasal dari gen virus corona yang dilemahkan dan sudah diuji klinis pada 60.000 responden.
Foto: picture-alliance/Flashpic
Vaksin Janssen/Johnson&Johnson dari AS
AS dan Kanada sudah memberikan izin bagi vaksin Johnson & Johnson. Vaksin berasal dari vektor virus yang memicu jawaban imunitas perlindungan tubuh. Disebutkan pemberian satu dosis vaksin mencukupi untuk mengembangkan antibodi pencegah Covid-19.Juga penyimpanan vaksin relatif mudah pada kulkas yang lazim.
Foto: Michael Ciaglo/Getty Images
Vaksin Sinovac dari Cina
Perusahaan farmasi Sinovac Biotech dari Cina sedang menuntaskan fase tiga uji klinis vaksin Covid-19 dengan sekitar 29.000 responden. Uji klinis skala besar dilakukan di Brazil, Indonesia dan Turki. Vaksin dikembangkan dari virus corona yang inaktif.
Foto: Wang Zhao/AFP/Getty Images
Vaksin Sinopharm dari Cina
Perusahaan farmasi lain dari Cina, Sinopharm juga sudah masuki fase tiga uji klinis kandidat vaksinnya pada 55.000 responden. Uji klinis antara lain dilakukan di Uni Emirat Arab, Bahrain, Yordania, Maroko, Peru dan Argentina. Sinopharm menggunakan virus yang inaktif sebagai basis pembuatan vaksinnya.
Foto: picture-alliance/Photoshot/Z. Yuwei
Vaksin Sputnik V dari Rusia
Berdasar klaim sendiri, Rusia menyatakan vaksin Sputnik V buatan Gamaleya ampuh perangi Covid-19. Vaksin yang kini sudah mendapat izin regulasi dari Moskow itu dilaporkan baru melakukan uji klinis fase 1 dan 2 tanpa kejelasan berapa jumlah sampelnya. Vaksinnya berbasis vektor adenovirus manusia yang diizinkan WHO. Penulis: Agus Setiawan
Foto: picture-alliance/dpa/V. Pesnya
7 foto1 | 7
AstraZeneca utamakan pengiriman ke Inggris?
UE mengatakan telah menginvestasikan 2,7 miliar euro sebagai bagian dari perjanjian dengan AstraZeneca untuk membiayai produksi vaksinnya di empat pabrik. Pengacara Komisi Eropa Rafael Jafferali mengatakan, perusahaan itu seharusnya menggunakan keempat pabrik yang tercantum dalam kontrak mereka untuk pengiriman vaksin ke Uni Eropa.
"Kontrak tersebut mencantumkan serangkaian unit produksi yang digunakan oleh AstraZeneca dan masih (digunakan) hari ini, '' kata Rafael Jafferali. Diplomat dan anggota parlemen UE juga menunjukkan bahwa AstraZeneca sebagian besar telah memenuhi pesanan dosis vaksin ke Inggris, yang menjadi lokasi kantor pusat perusahaan.
Direktur AstraZeneca Pascal Soriot mengatakan kepada harian Financial Times, pemerintah Inggris memang telah mendapat jaminan prioritas untuk pengiriman vaksin. Dia mengatakan itu adalah bagian dari kesepakatan yang ditandatangani dengan Universitas Oxford sebagai imbalan atas investasi mereka, sebelum AstraZeneca bergabung sebagai mitra untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin.
"Tentu saja, ketika Anda melakukan sesuatu seperti ini sebagai pemerintahan, Anda tidak melakukannya secara gratis,'' kata Soriot." Anda ingin ada imbalannya, dan itu cukup adil, yaitu prioritas. ''