Gunung Agung di Bali erupsi. Tampak gunung itu memuntahkan abu vulkanik hari Selasa (21/11), namun pihak berwenang mengatakan bahwa tingkat kewaspadaannya tetap tidak berubah.
Iklan
Letusan Gunung Agung ditandai dengan asap berwarna kelabu dan abu vulkanik tipis yang membumbung dari puncak kawah. Juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional Sutopo Purwo Nugroho mengatakan letusan kecil dimulai sekitar pukul lima sore waktu setempat. Ketinggian asap maksimum sekitar 700 m di atas puncak. Abu letusan bertiup lemah ke arah Timur-Tenggara. Letusan tersebut bertekanan sedang sementara asap yang menyembur berwarna kelabu tebal.
Bandara internasional Bali tetap beroperasi. Letusan tersebut disebabkan air yang dipanaskan magma, yang disebut letusan freatik, dan bukan letusan yang umumnya lebih berbahaya dari magma itu sendiri, tambah Nugroho, dikutip dari kantor berita AP.
Letusan gunung api tersebut terjadi saat sebagian pengungsi sudah mulai pulang ke kampung halamannya di sekitar Gunung Agung dan status gunung sudah diturunkan. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan, saat ini jumlah pengungsi Gunung Agung yang tersisa masih 30 ribu orang. Kini statusnya masih berada di level III atau siaga.
Masyarakat harus berada dalam zona aman
Nugroho mengatakan masyarakat harus tetap berada di luar zona eksklusi yang di dalamnya terdapat area yang meluas 7,5 kilometer dari gunung berapi. Dia mengatakan belum terjadi peningkatan tremor seismik dari gunung berapi. Sebuah eskalasi tremor dapat mengindikasikan kegiatan magma meningkat di dalam gunung.
Hampir 1.600 orang meninggal ketika Agung terakhir meletus pada tahun 1963, namun para pejabat mengatakan pada hari Selasa bahwa gemuruh letusan gunung tidak menimbulkan ancaman langsung bagi mereka yang hidup dalam di sekitarnya. Ahli vulkanologi setempat Gede Suantika menambahkan bahwa "orang-orang yang berada dalam jarak enam kilometer dari gunung (puncak) harus mengungsi".
Gunung Agung Hantui Bali
Potensi letusan Gunung Agung menyergap warga Bali dalam kekhawatiran. Sebanyak 75.000 penduduk telah dievakuasi ke kamp pengungsi. Wisatawan asing diminta waspada dan hotel mulai kehilangan pelanggan.
Foto: Reuters/Antara Foto/F. Yusuf
Pariwisata Dibayangi Erupsi
Wisatawan memantau situasi Gunung Agung menyusul aktivitas vulkanik yang menguat sejak beberapa hari terakhir. Meski belum berdampak secara signifikan, denyut pariwisata di Bali mulai melemah lantaran kekhawatiran terhadap erupsi.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Evakuasi Sejak Dini
Sebanyak 75.000 orang telah dievakuasi dari radius 12 kilometer di sekitar Gunung Agung. Namun begitu sejumlah kecil penduduk masih memilih bertahan.
Foto: Reuters/Antara Foto/N. Budhiana
Pengungsi di Kampung Sendiri
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan pemerintah dan sejumlah organisasi bantuan membangun 377 kamp pengungsi untuk penduduk di kaki Gunung Agung. Sebagai langkah pengamanan, BNPB juga mengevakuasi 14.000 penduduk di luar zona evakuasi.
Foto: Reuters/Antara Foto/F. Yusuf
Letusan Tinggal Hitungan Hari
Sejak beberapa hari terakhir, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah mencatat sekitar 564 getaran atau gempa kecil yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik di Gunung Agung. Pakar menilai pergerakan magma di perut gunung hampir mencapai permukaan.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Sejarah Berulang?
Terakhir kali meletus tahun 1963, Gunung Agung memuntahkan debu vulkanik hingga ke ketinggian 20 kilometer dan lava sejauh 7,5 kilometer. Abu dari letusan Gunung Agung dilaporkan mencapai Jakarta yang berjarak hampir 1.000 kilometer. Sekitar 1.000 manusia meregang nyawa kala itu.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Bantuan Mulai Mengalir
Saat ini BNPB telah mulai menyalurkan bantuan berupa 640.000 masker, 12.500 kasur, 8.400 selimut dan 50 tenda raksasa. Pemerintah pusat juga telah menyiapkan dana hingga 900 milyar Rupiah untuk membantu penduduk jika Gunung Agung meletus.
Foto: picture-alliance/AP Photo/F.Lisnawati
6 foto1 | 6
Sektor pariwisata terganggu
Pejabat setempat memperkirakan kekhawatiran akan letusan selama beberapa bulan terakhir telah menyebabkan Bali kehilangan setidaknya 110 juta dollar AS akibat terganggunya sektor pariwisata dan produktivitas karena banyak penduduk setempat pindah ke tempat penampungan.
Indonesia adalah rumah bagi sekitar 130 gunung berapi karena posisinya di "Cincin Api", sabuk batas lempeng tektonik yang mengelilingi Laut Pasifik dimana aktivitas seismik yang sering terjadi terjadi.
Pada tahun 2010 Gunung Merapi - dianggap sebagai salah satu gunung berapi yang paling aktif dan berbahaya di dunia - meletus, menewaskan lebih dari 300 orang. Sementara, 280.000 orang terpaksa mengungsi.
ap/vlz (ap/afp)
Jokowi Kunjungi Pengungsi di Bali
Presiden Joko Widodo bersama ibu negara Iriana mengunjungi kamp pengungsi di Bali untuk menyalurkan bantuan senilai 7,1 milyar Rupiah. Dia berjanji akan membantu pengungsi meminimalisir dampak bencana pada ekonomi warga
Foto: Reuters/D. Whiteside
Kunjungan Dari Istana
Presiden Joko Widodo menyempatkan berkunjung ke Bali untuk menyaksikan penyaluran bantuan bagi pengungsi. Bersama Ibu Negara Iriana, ia mendatangi Posko Tanggap Darurat Erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, dan lokasi pengungsian di GOR Swecapura, Kabupaten Klungkung.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Evakuasi Belum Tuntas
Saat ini sudah lebih dari 76.000 penduduk yang tinggal di sekitar kaki Gunung Agung sudah dievakuasi ke 377 titik pengungsian. Selain 62.000 warga di kaki gunung, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengungsikan 14.000 penduduk yang tinggal di luar zona bahaya.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Bantuan di 13 Truk
Dalam kunjungan tersebut Jokowi menyerahkan bantuan senilai 7,2 milyar Rupiah yang diangkut dengan 13 truk dan terdiri atas 5.000 lembar selimut, 18.230 matras, 520.000 masker, 12.000 kilogram beras serta kebutuhan lainnya. "Kita semua memanjatkan doa agar meringankan cobaan ini," katanya di hadapan pengungsi.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Bantuan Pasca Bencana
Jokowi mengatakan pemerintah akan berusaha meminimalisir dampak kerugian terhadap warga, "termasuk tentu saja kegiatan ekonomi yang terhenti. Tapi tentu saya prioritas yang terpenting adalah keselamatan," ujarnya.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Tanpa Kepastian
"Tidak ada kepastian kapan meletus atau bahkan jadi meletus atau tidak," kata Presiden di hadapan 21.000 warga yang mengungsi di Klungkung, Bali. "Dan kita juga tidak dapat memprediksi dengan akurat kapan persisnya dan seberapa besar intensitasnya."
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Bantuan Tidak Terduga
Jokowi meminta warga untuk patuh pada instruksi pemerintah untuk bisa meminimalisir dampak letusan Gunung Agung. Sebelumnya Kementerian Dalam Negeri telah mengimbau Gubernur Bali untuk tidak ragu menggunakan Belanja Tidak Terduga buat membantu pengungsi.
Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Peringatan Penerbangan
Pusat Volkanoligi dan Migitasi Bencana Geologi sejak Selasa (26/9) menaikkan level peringatan penerbangan di sekitar Gunung Agung dari kuning menjadi oranye. Langkah itu diambil setelah PVMBG mendeteksi gempa bumi berkekuatan 4,2 pada skala richter. Maskapai penerbangan diminta mewaspadai potensi erupsi Gunung Agung yang ditengarai bisa memuntahkan abu vulkanik hingga ke ketinggian 10 kilometer