1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gunung Sampah di Bandara Jerman akibat Peraturan Uni Eropa

14 November 2007

Seorang penumpang pesawat membuang sebotol minuman sebesar 500 ml yang baru dibukanya dan isinya baru diminum beberapa teguk saja. Ia mengejek peraturan Uni Eropa tentang barang bawaan ke kabin pesawat, yang sebenarnya sudah ia kenal sejak lama. sebenarnya ia tidak mau membahwa apa-apa untuk menghindari masalah, tetapi ia harus minum.

Banyak orang yang juga berpikir seperti ini. Ketika ditanya oleh petugas, apakah mereka membawa cairan atau krim, mereka menggelengkan kepala. Antara mereka tidak membawa apa-apa, atau sesuai peraturan, mereka sudah menaruh semua cairan di botol 100 ml dan dibungkus disebuah kantong transparan sebesar 1 L. Sebuah tindakan pencegahan yang efektif. Tetapi pendapat orang tentang hal ini berbeda-beda.

“Peraturan ini terlalu longgar.”

“Menurut saya, sebaiknya sama sekali tidak boleh membawa cairan ke kabin pesawat.”

“Ini benar-benar membuat orang kesal, benar-benar hal yang bodoh! Petugas yang satu mau mengambil ikat pinggang saya, yang satu lagi tidak. Satu mengamati kaki saya dan satu lagi tidak. Ini benar-benar tidak masuk akal!”

Biaya dan hasilnya tidak sebanding. Hal ini juga dikeluhkan oleh pemimpin bandar udara Berlin dan München. Masalah menggunungnya sampah juga menjadi beban bandar udara Frankfurt, Fraport. Komentar juru bicara Fraport, Wolfgang Schwalm

“Kami setiap harinya harus membuang sekitar 2-3 ton sampah di bandar udara Frankfurt. Ini memang cukup besar, dengan jumlah pengunjung sebesar 140 sampai 150 ribu orang setiap harinya.”

Tetapi ada masalah lain yang dianggap lebih membebani, yaitu penumpang yang merasa terganggu dengan peraturan ini

“Misalnya sebelum terbang, seorang penumpang membeli sebotol anggur mahal sebagai hadiah, sebotol Cognag mahal atau sebotol parfum. Semua cairan mahal ini tidak bisa dibawa.”

Para penumpang hanya diperbolehkan membawa benda cair yang dibeli di toko-toko duty free di dalam bandara. Yang mungkin dapat sedikit menghibur para penumpang ini adalah, bahwa cairan-cairan mahal yang harus ditinggalkan ini dijual ke sebuah perusahaan pengolahan minuman keras di Düsseldorf yang kembali mengolah minuman-minuman mahal ini. Mungkin para penumpang ini lebih senang kalau sebagian besar barang-barang yang harus mereka tinggalkan digunakan untuk hal baik. Barang-barang yang masih terbungkus, kecual alkohol, diberikan ke yayasan sosial di Frankfurt. Banyak juga barang-barang yang tidak terlihat cair. Contohnya sosis atau tuna kalengan yang direndam di air dan selai. Sebuah kendaraan pengangkut dari yayasan sosial ini setiap minggunya mengambil 50 karton penuh dengan bahan pangan, minuman dan sabun cair dari bandar udara Frankfurt. Barang-barang ini lalu disebar ke berbagai penampungan tuna wisma. Jika suatu saat peraturan UE ini ditarik, pasti akan banyak wajah-wajah kecewa.