Frekuensi erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, meningkat sejak minggu lalu. Hari Minggu (5/2) gunung itu meletus sampai tujuh kali.
Iklan
Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus tujuh kali pada hari Minggu (2/7). Sejak bebrapa minggu terakhir, kegiatan vulkanik gunung itu meningkat.
"Aktivitas vulkanik atau erupsi terjadi sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 16.50 WIB, total 7 kali erupsi," kata pejabat Pos Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Sinabung, Arif Cahyo.
Masyarakat dan wisatawan setempat diimbau agar menggunakan masker dan pelindung mata, karena abu dari erupsi Gunung Sinabung sangat berbahaya. "Akibat erupsi ini, Kota Berastagi mengalami hujan debu, namun tidak terlalu tebal,” kata Arif.
Debu vulkanik dari Gunung Sinabung mencapai ketinggian 2.500 meter disertai guguran lava pijar.Debu vulkanik diberitakan menutupi beberapa desa dan membuat puluhan hektar lahan perkebunan warga rusak.
Saat ini gunung Sinabung berstatus awas level empat. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan menjauhi zona merah yang sudah ditetapkan. Sekitar 10.000 orang dari desa-desa sekitarnya dievakuasi.
Gunung Sinabung setinggi 2.600 meter di Kabupaten Karo, yang sempat istirahat selama ratusan tahun tahun, kembali aktif memuntahkan material vulkanik sejak tahun 2010. Letusan hebat tahun 2014 menewaskan 16 warga. Mei 2016, erupsi material panas menewaskan 7 orang.
Desa Hantu di Kaki Sinabung
Letusan dahsyat gunung Sinabung lima tahun silam menyisakan desa hantu tak bertuan. Inilah rekaman mengenai detik-detik terakhir kehidupan penduduk sebelum bencana melanda.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Rumah Tuhan
Hampir tidak ada yang tersisa dari desa Simacem di Sumatera Utara. Kecuali sebuah gedung gereja yang remuk redam dihajar awan panas, hampir semua rumah penduduk rata dengan tanah
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Rekaman Kengerian
Puncak Sinabung menjulang dari balik jendela rumah penduduk di desa Simacem. Kondisi di desa-desa sekitar gunung api ini merekam detik-detik terakhir ketika kehidupan penduduk terhenti secara tiba-tiba menyusul letusan tahun 2010 silam.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Alam Merebut Kembali
Rumah-rumah penduduk di desa Sibintun yang kini ditinggalkan mulai ditumbuhi tanaman liar. Sejak letusan besar 2010 silam, penduduk yang tinggal di radius tujuh kilometer dari gunung Sinabung tidak diizinkan kembali ke desanya. Mereka direlokasi secara permanen
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Terbangun Lalu Binasa
Geliat Sinabung setelah lelap selama 400 tahun mengejutkan ilmuwan. Sejak letusan terbesar 2010 silam, gunung setinggi 2460 meter itu berulangkali memuntahkan awan panas. Awal tahun lalu sebanyak 17 orang meninggal dunia akibat debu vulkanik. Sedikitnya delapan desa terpaksa ditinggalkan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Sisa Eksodus
Penduduk tidak punya waktu untuk mengosongkan seisi rumah ketika evakuasi. Kebanyakan cuma membawa benda-benda berharga. Sebanyak 30.000 orang dipindahkan dari kampung halamannya saat letusan pertama tahun 2010.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Bahaya di Ufuk
Kendati tidak hancur oleh abu vulkanik, desa Sukanulu juga terpaksa dikosongkan karena tingginya potensi erupsi. Sinabung bisa meletus setiap saat tanpa peringatan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Tertinggal dan Dilupakan
Proses evakuasi yang berlangsung cepat tidak mengizinkan pemilik rumah membawa serta perlengkapan elektronik di rumahnya. Salah satunya adalah tape recorder yang hangus dilumat abu panas.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Saksi Bisu
Rongsokan mobil di desa Simacem ini menjadi saksi bisu keganasan sebuah letusan gunung berapi. Tapi lima tahun setelah letusan Sinabung, ribuan penduduk masih bertahan di penampungan sementara. Mereka dijanjikan rumah permanen oleh pemerintah yang sayangnya hingga kini belum juga terwujud
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Tembok Tanpa Atap
Gereja di desa Kuta Gugung ini cuma tersisa tembok tanpa atap. Sinabung meletus berulangkali pada tahun 2010. Awalnya penduduk yang dievakuasi diizinkan kembali saat ada letusan kecil di bulan Agustus. Tapi sebulan berselang Sinabung mengamuk dan penduduk tidak lagi punya waktu untuk berkemas.