Gunung Sinabung Meletus Lagi
3 September 2010Letusan pada Jumat pagi lebih besar dibanding dua letusan Sinabung sebelumnya, pada Minggu dan Senin lalu. Namun berbeda dengan dua letusan sebelumnya, menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, letusan kali ini telah diantisipasi setelah pihaknya memantau tanda-tanda getaran atau tremor terus menerus sejak Kamis sore.
“Ternyata baru terjadi letusan pukul 4.38 menit. Jauh lebih besar dari letusan tanggal 30 Agustus. Letusan menyebarkan debu, material vulkanis seperti pasir dan kerikil. Lalu asap mencapai ketinggian sekitar 3 ribu meter. Suara gemuruh dan goncangan atau getaran itu terasa sampai jarak sekitar 8 km dimana kami sekarang berada. Abu menyebar tergantung arah angin, tapi tidak berbahaya.”
Selain di Kabupaten Karo, semburan debu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung dilaporkan menyebar ke sejumlah daerah- sekitar seperti Kabupaten Deli Serdang. Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana, Surono, belum bisa dipastikan letusan ini adalah yang terakhir. Ia akan terus memantau aktivitas Sinabung yang saat ini tertutup kabut gelap.
Sementara itu, menurut Bupati Karo DD Sinulingga, letusan Jumat pagi tak berdampak fatal, karena telah diantisipasi sebelumnya: “Kemarin jam 11 malam, ada penduduk yang masih tinggal, bau belerang menyengat sekali. Kita kerahkan mobil, pindahkan semua masyarakat, sehingga sudah aman masyarakat, tidak ada korban, malah rumah yang rusak pun tidak ada. Yang penting masyarakat kita sudah diungsikan di tempat tenang, diberi makan. Instruksi selanjutnya nanti akan dibicarakan dengan pakar gunung berapi yang sekarang masih lapangan.”
Letusan sempat memicu gelombang pengungsi warga yang sebelumnya telah kembali ke rumah. Namun menurut Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, Prijadi Kardono, situasi di pengungsian telah normal pada Jumat siang.
“Mereka mereka yang tidak tinggal di radius 6 kilometer pulang ke rumah. Waktu tadi pagi meletus mereka sempat ke tempat pengungsian, tapi waktu siang tadi sudah normal lagi. Sudah biasa biasa saja, tidak ada yang panik. Jadi siang tadi mereka ke ladang lagi mau panen.”
BNPB sejauh ini mencatat, jumlah pengungsi masih mencapai 18 ribu orang, berkurang hampir separuh dibanding jumlah pengungsi saat letusan kedua.
Data BNPB juga menunjukan, saat ini sekitar 2500 pengungsi menderita sakit umumnya karena terserang infeksi pernapasan akut atau ISPA. Masalah lain yang dihadapi pengungsi adalah minimnya fasilitas sanitasi atau MCK di tempat pengungsian.
Zaki Amrullah
Editor: Pasuhuk