Merupakan tantangan tersendiri, untuk secara terang-terangan mengaku homo atau lesbi di sekolah- sekolah Jerman.
Iklan
Homo dan banci umpatan itu kerap terdengar di halaman sekolah. “Cemoohan semacam itu terjadi berulang-ulang,“ kata Alexander Lotz. Ia mengajar Biologi dan Kimia di sebuah sekolah menengah di Frankfurt dan semenjak pengakuannya sebagai seorang gay, ia sering terlibat perselisihan.
Ia mengaku homo pada murid-muridnya karena jengkel mendengar bahasa gaul yang mereka gunakan. Siswa sekolah kerap melontarkan istilah "Semua homo di sini.“ Ini ungkapan remaja Jerman yang merupakan sinonim bahwa sesuatu itu buruk atau tak nyaman.“ Lotz memberi tahu murid-muridnya kalau ia tak menyukai kata-kata itu karena ia adalah homo.
Inilah Negara Islam yang Legalkan Gay dan Lesbian
Kendati legal, kaum gay dan lesbian di negara-negara ini tidak serta merta bebas dari diskriminasi. Tapi inilah negara-negara Islam yang mengakui hak-hak kaum gay dan lesbian.
Foto: picture-alliance/dpa
1. Turki
Sejak kekhalifahan Utsmaniyah melegalkan hubungan sesama jenis tahun 1858, Turki hingga kini masih mengakui hak kaum gay, lesbian atau bahkan transgender. Namun begitu praktik diskriminasi oleh masyarakat dan pemerintah masih marak terjadi lantaran minimnya perlindungan oleh konstitusi. Namun begitu partai-partai politik Turki secara umum sepakat melindungi hak kaum LGBT dari diskriminasi.
Foto: picture-alliance/abaca/H. O. Sandal
2. Mali
Mali termasuk segelintir negara Afrika yang melegalkan LGBT. Pasalnya konstitusi negeri di barat Afrika ini tidak secara eksplisit melarang aktivitas homoseksual, melainkan "aktivitas seks di depan umum". Namun begitu hampir 90% penduduk setempat meyakini gay dan lesbian adalah gaya hidup yang harus diperangi. Sebab itu banyak praktik diskriminasi yang dialami kaum LGBT di Mali.
Foto: Getty Images/AFP/J. Saget
3. Yordania
Konstitusi Yordania tergolong yang paling maju dalam mengakomodir hak-hak LGBT. Sejak hubungan sesama jenis dilegalkan tahun 1951, pemerintah juga telah menelurkan undang-undang yang melarang pembunuhan demi kehormatan terhadap kaum gay, lesbian atau transgender. Pemerintah misalnya mentolelir munculnya cafe dan tempat hiburan di Amman yang dikelola oleh kaum LGBT.
Foto: picture-alliance/AP Photo
4. Indonesia
Undang-undang Dasar 1945 secara eksplisit tidak melarang aktivitas seksual sesama jenis. Indonesia juga tercatat memiliki organisasi LGBT tertua di Asia, yakni Lambda Indonesia yang aktif sejak dekade 1980an. Kendati menghadapi diskriminasi, presekusi dan tanpa perlindungan konstitusi, kaum gay dan lesbian Indonesia belakangan tampil semakin percaya diri buat memperjuangkan hak mereka.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/A. Rudianto
5. Albania
Kendati bermayoritaskan muslim, Albania dianggap sebagai pionir di tenggara Eropa dalam mengakui hak-hak kaum LGBT. Negeri miskin di Balkan ini juga telah memiliki sederet undang-undang yang melindungi gay dan lesbian dari praktik diskriminasi.
Foto: SWR/DW
6. Bahrain
Negara pulau di tepi Teluk Persia ini telah melegalkan hubungan sesama jenis sejak tahun 1976. Namun begitu Bahrain tetap melarang lintas busana di ruang-ruang publik. Terutama sejak 2008 pemerintah bertindak tegas terhadap pelanggaran aturan berbusana. Bahrain juga berulangkali dilaporkan mendakwa warga asing yang menawarkan layanan seksual sesama jenis di wilayahnya.
Foto: Getty Images
7. Palestina (Tepi Barat)
Resminya praktik hubungan sesama jenis masih dilarang di Jalur Gaza. Tapi tidak demikian halnya dengan Tepi Barat Yordan sejak dilegalkan tahun 1951. Ironisnya aturan yang melarang LGBT di Jalur Gaza tidak berasal dari pemerintahan Hamas, melainkan dari Inggris sejak zaman penjajahan.
Foto: Shadi Hatem
7 foto1 | 7
Tidak banyak yang mengaku gay
Lotz tentu saja bukan satu satunya guru gay di Jerman. Tapi kebanyakan guru berorientasi seksual sejenis di sekolah-sekolah di Jerman berpikir dua kali sebelum mengaku sebagai gay.
Diperkirakan sekitar 90 persen guru homoseksual yang secara pribadi mengaku mereka gay. Tapi hanya 10 persen yang secara resmi mengaku gay di sekolah. Sebagian dari mereka tak ingin membawa kehidupan pribadi ke sekolah, banyak yang khawatir akan reaksi para murid.
Rekan-rekan kerjanya pun tak selalu mendukung langkah publik semacam itu. Lotz mengaku sering mendengar perkataan, “Kalau kamu tidak mengaku, pasti kamu tak akan akan punya masalah seperti ini.“
Demonstrasi untuk toleransi
Kaum homoseksual telah memperjuangkan persamaan hak dalam sistem pendidikan Jerman sejak satu dekade. “Tahun 1974 seorang guru homo dipecat, karena terang-terangan mengaku homo,“ kata seorang pensiunan guru, Detlef Mücke. Dulu, bersama rekannya para guru dan murid, ia berdemo agar guru homo yang sangat disukai di sekolah itu dipekerjakan kembali.
Di Jerman sampai tahun 1969, undang-undang melarang guru mengaku sebagai kaum lesbian, gay, biseksual dan transjender (LGBT). Semenjak itu, beberapa hal telah berubah. Baik secara hukum maupun terkait kesadaran banyak orang terhadap kaum homoseksual.
Tari Mengusir Takut: Kisah Waria di Pakistan
Ketika siang hari, Waseem berdagang aksesoris ponsel. Di malam hari ia berubah sosok jadi penari perempuan. Profesinya itu bukan tanpa risiko di negeri yang berada di bawah cengkraman kaum ultra konservatif itu
Foto: picture-alliance/AP/Muhammed Muheisen
Bergoyang di Malam Hari
Ketika malam menyaput Rawalpindi, Waseem berganti rupa. Pria berusia 27 tahun itu berlaku sebagai "hijra," yakni jenis kelamin ketiga. Jumlahnya diyakini mencapai ribuan di Pakistan. Kaum Hijra sangat diminati sebagai penari di pesta pernikahan atau kelahiran bayi. Acara semacam itu adalah satu-satunya kesempatan bagi waria Pakistan untuk diterima oleh masyarakat.
Foto: picture-alliance/AP/Muhammed Muheisen
Normal di Siang Hari
Sewaktu siang menyambang, Waseem menjajakan aksesoris ponsel di sebuah pasar di jantung kota Rawalpindi. Rekan kerja dan teman-teman terdekatnya sekalipun tidak mengetahui aktivitas terselubungnya pada malam hari.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Muheisen
Kenalkan, Rani sang Penari
Buat Waseem, kehidupan gandanya itu diperlukan untuk mencapai kemakmuran. "Menjadi penari menggandakan penghasilan saya ketimbang cuma bekerja di toko," ujarnya. Buat kaum Hijra, hidup adalah pergulatan tak berujung. Mereka yang tak berbakat menjadi penari, kebanyakan terseret dalam arus prostitusi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Muheisen
Bersama dalam Keterasingan
Sebagian besar kaum muslim Pakistan membenci kaum yang disebut "mahluk antara perempuan dan laki-laki," itu. Tidak jarang Hijra menjadi sasaran penganiayaan di tempat-tempat umum. Sebab itu pula kaum waria Pakistan hidup menyendiri di dalam komunitas tertutup. "Hidup bersama penari lain seperti keluarga. Cuma bersama mereka lah saya merasa aman dan dihormati," ujar Bekhtawar, 43 tahun
Foto: picture-alliance/AP/Muhammed Muheisen
Diakui tapi Dicampakkan
Banyak kaum waria memilih anonimitas kota besar dan menyembunyikan identitas asli dari rekan kerja atau bahkan keluarga. Hukum di Pakistan sebenarnya memihak mereka. 2011 silam Mahkamah Agung di Islamabad memutuskan negara mengakui jenis kelamin ketiga. Artinya kaum Hijra berhak menuliskan jenis kelamin waria di dalam passpor, formulir kerja atau keuangan serta berhak memilih.
Foto: picture-alliance/AP/Muhammed Muheisen
Demi Kesetaraan
Untuk pertama kalinya kaum transgeder seperti Bindiya Rana (ka.) mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, 2013 silam. Kendati gagal, ia tetap berjuang demi kesetaraan dan melawan diskriminasi.
Foto: picture-alliance/AP/Shakil Adil
Berani Akui Identitas Hijra
Hingga kini cuma segelintir kaum transgender yang berani membuka identitas dirinya seperti Amjad. "Satu-satunya hal yang tidak bisa saya lakukan adalah mengandung bayi," ujarnya.
Foto: picture-alliance/AP/Muhammed Muheisen
7 foto1 | 7
Tapi di banyak kota di Jerman - seperti Köln yang terkenal sebagai kubu kaum homo- toleransi sering cepat mencapai batasnya. Di Eropa juga tak jauh berbeda.
Hasil sebuah studi menyebutkan, di Belanda yang terkenal sebagai pelopor hak-hak persamaan hukum kaum LGBT sedunia, hanya sekitar 5 persen murid di negara itu yang menyatakan tidak keberatan terhadap guru atau sesama siswa gay.
"Justru di sekolah, banyak yang merasa mulai ketakutan," kata komisaris Uni Eropa Viviane Reding. "Mereka menyembunyikan orientasi seksualnya, itu strategi bertahan hidup."
Prakarsa pribadi di setiap negara bagian
Björn Kiefer berupaya melawan 'ketidaknampakan' ini. Guru yang berasal dari Bergisch Gladbach dekat Köln itu, terus berupaya agar sekolahnya menjadi “Sekolah Keberagaman“. Program ini telah dijalankan sejak beberapa tahun dan didukung oleh kementrian di negara bagian Nordrhein Westfallen.
Homoseksualitas diangkat jadi tema, contohnya dalam kelompok kerja khusus siang hari atau di stan-stan perayaan sekolah. Björn Kiefer juga membahas tema homoseksual dalam pelajaran politik. Akan tetapi tidak banyak sekolah yang ikut program ini. Di negara bagian Jerman Nordrhein Wesfallen hanya terdapat 6 sekolah yang ikut program ini.
Atlet Homoseksual: Yang Pernah Menyatakannya
Thomas Hitzlsperger menjadi pemain sepak bola profesional Jerman pertama yang menyatakan diri homoseksual di depan publik. Ini pendobrakan tabu yang sudah dilakukan banyak atlet dari cabang olah raga lain.
Foto: picture-alliance/dpa
Nadine Angerer: Pemain Sepak Bola Jerman
Penjaga gawang tim nasional sepak bola Jerman itu menyatakan secara terbuka, dirinya biseksual. Penjaga gawang kedua, Ursula Holl bahkan sudah menikahi pasangan hidupnya. Pemain sepak bola perempuan Jerman lainnya, seperti Linda Bresonik dan Inka Grings juga terkenal mempunyai hubungan cinta dengan perempuan.
Foto: picture-alliance/dpa
Caitlin Cahow: Pemain Hoki Es Asal AS
Pemain hoki es Caitlin Cahow tidak menutup-nutupi seksualitasnya. Ia dan mantan pemain tenis Billie Jean King adalah dua atlet perempuan yang diminta Presiden Barack Obama untuk ikut dalam delegasi AS ke Olimpiade Musim Dingin di Sochi (7-23 Februari 2014), sebagai protes terhadap undang-undang anti homoseksualitas yang dikeluarkan pemerintah Rusia.
Foto: Getty Images
Brian Boitano: Mantan Atlet Seluncur Indah AS
Ia juga ikut dalam delegasi AS ke Olimpiade Musim Dingin 2014. Boitano, yang menjadi juara Olimpiade 1988, menyatakan secara terbuka orientasi seksualnya Desember 2013. Ia menekankan, "Saya adalah seorang putra, saudara laki-laki, paman, teman, atlet, koki, penulis buku, dan bahwa saya seorang gay hanyalah sebuah bagian dari diri saya."
Foto: Getty Images
Jason Collins: Pemain Basket AS
Atlet pertama yang menyatakan diri homoseksual saat masih berkiprah dalam liga profesional AS adalah pemain basket Jason Collins. 'Coming out' dilakukannya Mei 2013. "Saya 34 tahun, pemain NBA gelandang tengah. Saya berkulit hitam dan homoseksual." Itu dikatakannya dalam artikel di majalah olah raga, 'Sports Illustrated.'
Foto: imago/Icon SMI
Robbie Rogers: Pemain Sepak Bola AS
Tak lama kemudian pemain sepak bola Robbie Rogers, juga dari AS, mengikuti langkahnya. Atlet berusia 25 tahun itu sudah menyatakan diri homoseksual di bulan Februari. Pada saat bersamaan ia menyatakan pengunduran diri dari olah raga profesional. Tapi akhir Mei ia menandatangani kontrak dengan LA Galaxy, dan disambut baik penggemarnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Nadine Müller: Pelempar Cakram Jerman
Nadine Müller, salah satu pelempar cakram terbaik dunia, baru mengumumkan dirinya lesbian. Pada hari terakhir tahun 2013 ia menikah dengan pasangan hidupnya. Müller yang berusia 28 tahun, yang menjadi atlet perempuan pertama Jerman yang menikah dengan sesama jenis, mengatakan ia merasa terbebas dari belenggu.
Foto: DPA
Imke Duplitzer: Pemain Anggar Perempuan
Juara Eropa tahun 2010 itu secara terbuka mendukung hak-hak warga homoseksual. Duplitzer juga mengeritik pelanggaran hak asasi manusia sebelum Olimpiade 2008 di Beijing, di samping juga mengeluhkan buruknya pekerjaan ofisial dalam ikatan Olah Raga Olimpiade Jerman. Ia juga secara jelas menyatakan pendapatnya terkait masalah doping dalam olah raga profesional.
Foto: Getty Images
Orlando Cruz: Petinju Puerto Rico
Petinju kelas bulu ini ingin menjadi juara dunia pertama yang terkenal homoseksual. Tetapi ia kalah dalam pertandingan melawan Orlando Salido dari Meksiko dalam kejuaraan dunia Oktober 2013. Setelah kalah dalam pertarungan itu, Cruz menikah dengan pasangan hidupnya.
Foto: AP
Amelie Mauresmo: Mantan Pemain Tenis Asal Perancis
Ia bukan pemain tenis perempuan pertama yang lesbian. Tetapi berbeda dari Billie Jean King atau Martina Navratilova, yang dibocorkan rahasianya oleh bekas pacar mereka, Mauresmo menyatakan secara sukarela dirinya homoseksual, setelah berhasil masuk babak final dalam turnamen Australia Terbuka 1999.
Foto: Getty Images
Steffi Jones: Mantan Pemain Sepak Bola Jerman
Kepala organisator Piala Dunia 2011 yang juga punya jabatan tinggi pada Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) menyatakan Februari 2013 bahwa ia lesbian. Steffi Jones hanya seorang dari beberapa pemain sepak bola perempuan Jerman yang homoseksual.
Foto: dapd
Justin Fashanu: Pemain Sepak Bola Inggris
'Coming out' pemain sepak bola itu berakhir tragis. Pemain dari Nigeria itu menjadi anggota klub Nottingham Forrest yang masuk liga satu, tahun 1981. Tahun 1990 ia nyatakan bahwa ia seorang 'gay.' Ketika pelatihnya mengetahui bahwa ia selalu datang ke bar-bar untuk kaum homoseksual, ia dipecat, dan pelatihnya minta polisi mengawalnya meninggalkan tempat latihan. Tahun 1998, ia bunuh diri.
Foto: picture-alliance/dpa
11 foto1 | 11
Negara bagian lainnya ada yang lebih maju. Berlin misalnya. Di sana, setiap siswa mempunyai pembimbing terkait tema ”Keragaman seksual”. Walikota Berlin Klaus Wowereit, yang juga seorang gay, secara aktif mendukung kegiatan tersebut.
Sementara sejumlah negara bagian bahkan tidak memiliki program semacam ini, contohnya Hessen, di mana Alexander Lotz mengajar. Ia menyalahkan partai liberal dan partai kristen demokrat bertanggung jawab akan hal ini.
Heteroseksualitas jadi standar baku
“Di Jerman masalah pendidikan ditentukan oleh masing-masing 16 negara bagian– akibatnya para guru homo dan lesbi harus mengorganisir kelompok mereka di setiap negara bagian. "Kita harus melakukannya 16 kali, itu sangat melelahkan,” kata Alexander Lotz dalam pembicaraan dengan DW.
Banyak pihak menilai penting untuk membicarakan tema homoseksulitas secara lebih mendalam di pelajaran. “Saat ini, tema homoseksual nyaris tak pernah dibahas di buku-buku pelajaran sekolah," kata Björn Kiefer.
Alexander Lotz berpendapat, untuk itu pendidikan guru harus diubah. Jika dalam pelajaran biologi dibahas mengenai heteroseksualitas, orang-orang beranggapan seolah-olah hanya ada satu norma seksualitas yang harus dipatuhi. “Karena itu, para guru harus dididik kembali, agar mereka tidak terjebak dalam perangkap ini.”
Israel Rayakan Miss Waria Berdarah Arab
Sebelas perempuan transseksual saling adu bakat dan kecantikan. Pemenangnya adalah seorang yang mewakili minoritas ganda di Israel, Arab dan Transseksual. Bersama mereka memperjuangkan pengakuan masyarakat.
Foto: picture-alliance/Pacific Press/L. Chiesa
Mahkota Untuk Semua
"Mahkota tidak terlalu penting," ujar Taalin Abu Chana pemenang ajang Miss Transseksual di Israel. "Kita tidak butuh orang yang menentukan siapa yang cantik di antara kami, kami semua adalah ratu." Pemenang acara unik ini mendapat hadiah voucher sebesar 120 juta Rupiah untuk operasi plastik di Thailand.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Sultan
Panggung Internasional
Taalin Abu Chana seorang warga Kristen Arab dari Nazareth. Sosoknya mewakili dua minoritas yang sering didiskriminasi di Israel, transseksual dan arab. Penari balet berusia 21 tahun ini akan mewakili negaranya dalam ajang "Miss Trans Star" di Barcelona, September mendatang.
Foto: picture-alliance/Pacific Press/L. Chiesa
Perempuan untuk Perubahan
Ajang kecantikan ini mengawali pesta perayaan tahunan untuk kaum Lesbian, Gay, Trans dan Biseksual di Tel Aviv. Kota di tepi laut Tengah itu adalah surga buat kaum LGBT di Timur Tengah. Tahun ini mereka mengusung motto "Perempuan untuk Perubahan".
Foto: picture-alliance/Pacific Press/L. Chiesa
Pengakuan untuk Transseksual
Ajang "Miss Trans" pertama kali digagas oleh Israela Stephanie Lev. Ia sendiri adalah seorang transseksual. Lev berharap acara ini bisa mendorong pengakuan untuk kaum transjender. "Kami ingin persamaan hak," tuturnya.
Foto: picture-alliance/dpa/Abir Sultan
Kelamin Kontra Identitas
Peserta kontes kecantikan ini memiliki pengalaman hidup yang tidak mudah. Mereka dilahirkan di tubuh yang salah, menjalani operasi kelamin dan hidup dengan identitas baru. Sebagian besar kaum transeksual mengalami diskriminasi dan penolakan, tidak cuma di Israel.
Foto: picture-alliance/Pacific Press/L. Chiesa
Penolakan Keluarga
Tidak jarang peserta kontes kecantikan yang memiliki pengalaman buruk. Terutama keluarga menjadi faktor terbesar karena menolak krisis identitas yang dialami dan kemudian operasi kelamin. Kebanyakan kaum transseksual di Israel tidak lagi berhubungan dengan keluarganya.
Foto: picture-alliance/dpa/Abir Sultan
Jalan Kebijaksanaan
Belum jelas apakah acara semacam ini ini bisa mendorong perubahan paradigma di masyarakat Yahudi. Harian liberal Israel, "Haaretz" menulis, "Dalam realitanya, perempuan transseksual masih harus berjuang demi pengakuan dan eksistensinya di masyarakat, maka Miss Trans 2016 melambangkan kebijaksanaan."