Bagaimana pandangan presiden ketiga Republik Indonesia, BJ. Habibie atas terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat? Bagaimana pula pengaruhnya bagi Indonesia?
Iklan
Bagaimana pandangan BJ. Habibie atas terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat?
01:49
This browser does not support the video element.
Mantan presiden RI, Bacharuddin Jusuf Habibie menyampaikan pandangannya atas kemenangan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat yang baru. Masyarakat dunia harus menerima kenyataan tersebut, papar Habibie. Dikatakannya: "Trump secara demokratis telah dipilih sebagai presiden Amerika Serikat. Dia sudah memberi janji-janji yang banyak sekali kepada masyarakat. Sekarang masyarakat yang memilihnya harus secara konsisten menagih janji-janjinya yang sudah diutarakan."
Lebih lanjut Habibie mengatakan: "Apalagi Trump tak memiliki kendala yang dimiliki (Barack) Obama, karena anggota senat-kongres mayoritasnya adalah partainya. Jadi nanti dilihat, pertanggungjawaban apa yang sudah ia buat.”
Menurut Habibie, siapapun yang menjadi presiden AS, Indonesia harus mengakuinya, selama presiden tersebut telah dipilih berdasarkan konstitusi dan undang-undang yang berlaku: ”Indonesia tinggal melanjutkan kerjasama yang saling menguntungkan. Kita khususnya butuh stabilitas dan konsistensi," tandas Habibie.
Inilah Wajah Kabinet Donald Trump
Perlahan kabinet pemerintahan baru AS di bawah Donald Trump mulai terbentuk. Mereka berasal dari jantung konservatisme Partai Republik yang berisi bankir Wall Street atau bekas capres yang menolak mengakui teori Evolusi.
Foto: Getty Images/D. Hauck
Wakil Presiden: Mike Pence
Pence (57) telah malang melintang di dunia politik AS. Sempat aktif sebagai pengacara dan pembawa acara radio konservatif, ia lalu bekerja selama 12 tahun di parlemen sebelum menjadi gubernur di negara bagian Indiana 2013 silam. Pence menolak hak aborsi dan pernikahan sesama jenis. Ia menyebut dirinya seorang kristen yang taat, konservatif dan kader sejati Partai Republik.
Foto: Reuter/S. Morgan
Menteri Pertahanan: James Mattis
Selama 44 tahun berkarir di militer, Mattis (66) membangun reputasi sebagai "anjing gila" dan "rahib pendekar." Ia memimpin Komando Pusat AS hingga 2013 silam dan menjadi tokoh kunci dalam perang di Irak dan Afghanistan. Mattis adalah serdadu profesional. Boleh jadi ia adalah satu di antara sedikit aktor rasional di antara anggota kabinet Trump yang pekat ideologi konservatif.
Foto: picture alliance/AP Photo
Jaksa Agung: Jeff Sessions
Senator Alabama ini adalah anggota pertama Kongres yang mendukung Trump. Sessions (69) menolak imigrasi dan legalisasi mariyuana. Berbagai dakwaan rasisme, termasuk kesaksian bekas rekan kerja tentang celotehan Sessions bahwa menurutnya kelompok rasis Ku Klux Klan sebenarnya "baik, sampai saya mengetahui mereka menghisap ganja," melumat peluangnya menjadi hakim federal tahun 1986.
Foto: Getty Images/AFP/J. Samad
Menteri Keamanan Dalam Negeri: John Kelly
Hingga pensiun Januari 2016 silam, Kelly (66) adalah jendral marinir yang paling lama aktif dalam sejarah AS. Sebagai kepala komando selatan AS, ia bertanggungjawab atas operasi militer di Amerika Tengah dan Selatan, termasuk mengawasi penjara teror Guantanamo di Kuba. Putra tertua Kelly tewas terbunuh dalam perang Afghanistan tahun 2010 lalu.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Balce Ceneta
Menteri Perumahan: Ben Carson
Carson, pakar bedah saraf dari Michigan, terjun ke panggung politik sebagai rival Trump dalam konvensi Partai Republik. Selama kampanye ia kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial. Carson tidak mengakui teori evolusi atau perubahan iklim. Soal asuransi terjangkau buat warga miskin di AS, ia mengatakan "Obamacare adalah hal paling buruk yang pernah terjadi di negeri ini sejak zaman perbudakan."
Foto: Getty Images/C. Somodevilla
Menteri Perdagangan: Wilbur Ross
Investor dan bekas bankir Wall Street ini mencetak uang dengan cara merestrukturisasi perusahaan yang nyaris bangkrut dan kemudian menjualnya kembali. Ia juga gemar berspekulasi dengan menanam uang pada bank-bank bermasalah Eropa selama krisis keuangan 2008. Ross adalah pendukung Trump paling vokal dan meyakini Amerika membutuhkan "pendekatan yang baru dan lebih radikal."
Foto: picture-alliance/newscom/J. Angelillo
Menteri Keuangan: Steven Mnuchin
Setelah lama bekerja di Goldman Sachs, Mnuchin (53) membentuk dana investasi hedge fund dan mencetak jutaan Dollar AS dengan membeli dan menjual kembali kredit perumahan yang macet selama krisis 2008. Ia juga gemar berinvestasi pada produksi film di Hollywood. Mnuchin antara lain ingin memangkas pajak untuk pelaku bisnis dan kelas menengah.
Foto: picture-alliance/AP Photo/C. Kaster
Menteri Perhubungan: Elaine Chao
Chao pernah tercatat sebagai perempuan berlatarbelakang Asia pertama yang terpilih dalam kabinet pemerintahan AS saat menjabat menteri tenaga kerja di era George W. Bush. Chao (69) yang bermigrasi dari Taiwan pada usia delapan pernah bekerja di sektor perbankan dan sebagai direktur Korps Perdamaian.
Foto: picture-alliance/AP Photo/C. Kaster
Menteri Luar Negeri?
Sepuluh nama diisukan masuk dalam nominasi calon menteri luar negeri AS di pemerintahan Trump. Selain bekas capres Mitt Romney yang menyebut kandidat Partai Republik itu sebagai "tukang tipu" selama masa kampanye, Trump juga mempertimbangkan pensiunan jendral David Patreus, bekas kepala komando AS di Irak dan Afghanistan serta Rudy Giuliani, bekas gubernur New York.
Foto: Picture-Alliance/dpa/A. Guerrucci
9 foto1 | 9
Melenggangnya Trump ke Gedung Putih menjadi kejutan besar. Kemenangannya di akhir perhitungan suara yang hasilnya sama sekali berbeda dengan prediksi para pengamat politik.
Dalam pemilu AS kali ini, di luar dugaan sebelumnya, Donald Trump berhasil mendapat suara mayoritas di sebagian besar swing state, sejumlah negara bagian yang disebut "swing state", antara lain Colorado, Florida, Nevada, Ohio, Virginia, Iowa dan New Hampshire jadi medan laga bagi kedua kubu, karena mereka punya kemungkinan menang sama.
ap/vlz
Putin, Duterte Sambut Terpilihnya Donald Trump Sebagai Presiden AS
Berbagai reaksi bermunculan dari para pemimpin dunia setelah Trump dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden Amerika Serikat.
Foto: Reuters/J. Ernst
Angela Merkel
Kanselir Jerman ucapkan selamat bagi Donald Trump tetapi menekankan, Jerman dan AS punya hubungan erat dengan dasar demokrasi, kebebasan serta hormat atas hak dan martabat manusia, tanpa peduli asal, warna kulit, agama, jenis kelamin, orientasi seksual dan pandangan politik. Merkel tawarkan Trump kerjasama erat atas dasar nilai-nilai itu.
Foto: Getty Images/AFP/T. Schwarz
Theresa May
Perdana Menteri Inggris juga ucapkan selamat bagi Trump. Ia menambahkan, Inggris dan AS akan tetap jadi "partner di bidang perdagangan, keamanan dan pertahanan".
Foto: picture-alliance/dpa/H. Tyagi
Federica Mogherini, Mewakili Uni Eropa
Kepala Politik Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini menyatakan pentingnya hubungan trans Atlantik antara UE dan AS. Federica Mogherini di Twitter menyatakan, "Hubungan UE-AS lebih dalam dari perubahan dalam dunia politik. Kami akan terus bekerjasama, untuk menemukan kembali kekuatan Eropa."
Foto: picture-alliance/Anadolu Agency/D. Aydemir
Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki nyatakan harapan bahwa kemenangan Donald Trump akan mengawali langkah positif AS bagi Timur Tengah. "Saya harap pilihan rakyat AS ini akan mengarah pada langkah positif untuk seluruh dunia, dalam hal hak-hak dasar dan kebebasan, demokrasi dan pembangunan di kawasan ini." Itu disampaikan Erdogan dalam pidato di Istanbul.
Foto: picture alliance /dpa/S. Suna
Mahmoud Abbas
Presiden Palestina memberikan ucapan selamat dan menyatakan harapan, bahwa perdamaian akan tercapai selama periode pemerintah Trump. Sementara juru runding dalam konflik Palestina-Israel, Saeb Erekat menyatakan perkiraannya, bahwa posisi AS dalam konflik Israel-Palestina tidak akan berubah di bawah Trump.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Szenes
Mohammad Javad Zarif
Menteri Luar Negeri Iran menyerukan kepada presiden terpilih Donald Trump untuk mematuhi kesepakatan internasional. Saat kampanye, Trump menyatakan akan membatalkan kesepakatan nuklir dengan Iran. "Setiap presiden AS harus mengerti kenyataan di dunia saat ini. Yang paling penting adalah, presiden baru harus mematuhi kesepakatan, dan kerjasama yang sedang berlangsung."
Foto: picture alliance/AA/C. Becerra
Vladimir Putin
Presiden Rusia itu mengirim pesan serta ucapan selamat kepada Donald Trump, setelah menang pemilu. Dalam pernyataan singkat, Putin menyatakan harapan untuk bisa bekerjasama, agar hubungan Rusia-AS yang sedang hadapi krisis bisa diperbaiki."
Foto: Reuters/S. Karpukhin
Geert Wilders
Anggota parlemen Belanda yang populis dan anti Islam, Geert Wilders memberikan selamat keapda Donald Trump lewat jejaring sosial Twitter. Menjelang pemilu Belanda, Maret mendatang, Wilders dan Partai Kebebasan yang dipimpinnya sekarang mendapat banyak sokongan. Ia menyebut kemenangan Trump sebagai kemenangan bersejarah dan revolusi.
Foto: picture-alliance/dpa/EPA/M. Beekman
Narendra Modi
Perdana Menteri India juga mengucapkan selamat kepada Donald Trump lewat jejaring sosial Twitter. Ia menulis, "Kami mengucapkan terima kasih untuk persahabatan yang telah Anda nyatakan kepada India selama kampanye." Ia menambahkan, India berharapkan kerjasama bilateral erat bisa lebih digalakkan lagi.
Foto: picture-alliance/Xinhua
Rodrigo Duterte
Atas nama Presiden Filipina Rodrigo Duterte, seorang menteri memberikan ucapakan selamat kepada Donald Trump, dan juga menyatakan harapan bisa bekerjasama lebih erat lagi. Penulis: vlz/ml