1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hacker Cina Targetkan Asia Tenggara dan Indonesia

9 Desember 2021

Peretas Cina yang kemungkinan disponsori negara telah secara luas menargetkan organisasi pemerintah dan sektor swasta di seluruh Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, kata Insikt Group.

Foto ilustrasi serangan hacker
Foto ilustrasi serangan hackerFoto: Rafael Ben-Ari/Photoshot/picture alliance

Perusahaan keamanan siber Insikt Group yang berbasis di Massachusetts, AS, dalam rilisnya hari Rabu (8/12) mengatakan, para peretas Cina menargetkan organisasi-organisasi pemerintahan di Asia Tenggara yang terlibat dalam proyek pembangunan infrastruktur yang melibatkan perusahaan Cina, termasuk di Indonesia. Para peretas itu kemungkinan besar didukung oleh pemerintah Cina, lapor Insikt Group.

Insikt mengatakan, bebebarapa organisasi militer dan pemerintahan di Asia Tenggara telah disusupi selama sembilan bulan terakhir oleh para peretas yang menggunakan malware khusus seperti FunnyDream dan Chinoxy. Program malware khusus itu tidak tersedia untuk umum dan biasanya digunakan oleh kelompok yang disponsori pemerintah Cina, kata kelompok itu.

Menurut Insikt, peretasan itu kemungkinan dimaksud untuk mendukung tujuan politik dan ekonomi pemerintah di Beijing.

Proyek infrastruktur di Indonesia yang didanai Cina dengan melibatkan tenaga kerja dari Cina daratanFoto: China Labor Watch

Pemerintah Cina belum memberi tanggapan

"Kami percaya aktivitas ini sangat mungkin merupakan aksi aktor negara, karena penyusupan yang dilakukan punya sasaran jangka panjang dan menggunakan tautan teknis yang teridentifikasisebagai aktivitas yang disponsori negara Cina,'' Insikt Group kepada kantor berita Associated Press (AP).

Kementerian Luar Negeri Cina tidak segera menanggapi permintaan komentar dari AP atas tuduhan tersebut. Namun di masa lalu, otoritas Cina secara konsisten membantah segala tuduhan peretasan yang disponsori negara, sebaliknya Cina mengatakan mereka sendiri menjadi target utama serangan siber.

Dari intrusi dunia maya yang dilacak, Insikt Group mengatakan, Malaysia, Indonesia, dan Vietnam adalah tiga negara sasaran teratas. Negara lain yang juga ditargetkan adalah Myanmar, Filipina, Laos, Thailand, Singapura dan Kamboja. Semua negara itu bulan Oktober lalu telah diberitahu tentang temuan tersebut, kata Insikt Group.

Bukan laporan pertama tentang penyusupan siber

Beberapa informasi tentang peretasan di Indonesia telah diungkapkan Insikt sebelumnya dalam sebuah laporan yang dirilis bulan September lalu. Namun saat ini pihak-pihak berwenang di Indonesia mengatakan mereka tidak menemukan bukti bahwa komputer mereka telah disusupi.

Grup Insikt mengatakan, aktivitas sebelumnya yang diarahkan ke Indonesia datang dari server malware yang dioperasikan oleh grup yang dikenal sebagai "Mustang Panda". Namun serangan secara bertahap telah dihentikan pada pertengahan Agustus, setelah ada pemberitahuan dari Insikt grup kepada otoritas yang akunnya diretas.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengaku, belum mendapat informasi apapun terkait temuan baru Insikt Group, yang juga mengatakan bahwa situs Kementerian Luar Negeri Indonesia telah menjadi sasaran peretasan.

Insikt Group mengatakan, mereka yakin kegiatan ini terkait dengan program Belt and Road Initiative yang digalakkan Beijing untuk membangun pelabuhan, stasiun kereta api, dan fasilitas lainnya di seluruh Asia, Afrika, dan Pasifik. "Secara historis, banyak operasi spionase siber Cina berkaitan dengan proyek-proyek di negara-negara yang secara strategis penting bagi BRI,”pungkas Insikt group dalam rilisnya

hp/as (ap)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait