1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Hadapi AS, Jerman Ingin Bangun Aliansi Dengan Cina

9 Juli 2018

Kanselir Jerman Angela Merkel menyambut kedatangan Perdana Menteri Cina Li Keqiang hari Senin di (9/7) Berlin. Kedua negara ingin meningkatkan kerjasama ekonomi menghadapi perang dagang AS.

Deutschland 5. deutsch-chinesische Regierungskonsultationen
Foto: Reuters/F. Bensch

Dalam konsultasi tingkat tinggi di Berlin, Jerman dan Cina ingin mencari strategi yang lebih terkoordinasi dalam menanggapi perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump.

Mingu lalu, konflik perdagangan antara AS dan Cina meruncing, setelah pemerintahan Presiden Donald Trump memberlakukan tarifmpor yang lebih tinggi terhadap berbagai barang teknologi yang diimpor dari Cina.

Langkah AS langsung dibalas Beijing dengan oenerapan tarif impor yang lebih tinggi lagi untuk produk-produk pertanian AS. Cina terutama ingin para pemilih Donald Trump di daerah pedesaan dan kawasan pertanian AS merasakan kerugian yang disebabkan oleh politik dagang presidennya.

Kanselir Jerman Angela Merkel dan PM Cina Li Keqiang berfoto bersama anggota kabinet Jerman dan Cina di Kantor Kekanseliran di Berlin, 9 Juli 2018Foto: Reuters/F. Bensch

Berlanjut ke sektor otomotif?

Produsen mobil Jerman kini khawatir, perang dagangantara AS-Cina akan berlanjut ke esktor otomotif. Jika kedua negara memberlakukan tarif impor lebih tinggi terhadap mobil, perusahaan-perusahaan Jerman akan menderita kerugian signifikan. Karena AS dan Cina adalah pasar ekspor utama mobil Jerman. Selain itu,  BMW dan Daimler/Mercedes Benz misalnya, mengekspor kebanyakan kendaraannya ke Cina dari pabrik-pabrik yang ada di  AS.

Ketua Asosiasi Bisnis Asia-Pasifik Jerman (APA) Hubert Lienhard mengatakan,  menghadapi agenda proteksionis yang sedang tumbuh di AS, langkah bersama Jerman dan Cina "akan mengirim sinyal penting buat Gedung Putih". Dia menambahkan, sinyal tersebut harus merupakan komitmen baru untuk perdagangan bebas.

Namun Lienhard mengingatkan, ada juga perbedaan kepentingan antara Jerman dan Cina yang tidak boleh diabaikan.

"(Ini) dua sistem yang berbeda dan bersaing satu sama lain: Sistem kapitalis yang dijalankan negara Cina berbeda dengan sistem ekonomi pasar bebas Jerman." Perbedaan tersebut secara teratur akan "menciptakan masalah", kata Lienhard. Tapi dia yakin, hal itu dapat ditangani melalui konsultasi bersama.

WTO at a deadlock?

01:59

This browser does not support the video element.

AS akan kesampingkan WTO?

Direktur pelaksana Kamar Dagang dan Industri Jerman DIHT, Martin Wansleben mendukung penguatan hubungan ekonomi Jerman-Cina.

"Amerika Serikat dulunya adalah mitra dagang yang baik bagi kami," katanya. "Tapi Trump jelas ingin kemitraan ini hilang." Namun Wansleben mengatakan, Cina juga perlu mengubah posisinya di banyak bidang, dan "pasti ada lebih banyak ruang untuk perbaikan."

Ketua Asosiasi Perdagangan Luar Negeri Jerman BGA, Holger Bingmann mengatakan, Cina sekarang  sudah bergerak ke arah yang benar di sektor layanan keuangan dan sektor otomotif. Namun sektor-sektor lain masih jauh dari jangkauan pelaku pasar asing.

Ketua BGA itu selanjutnya mengatakan, mengingat agenda proteksionis Donald Trump maka "Cina dan Uni Eropa harus memiliki kepentingan untuk memperkuat Organisasi Perdagangan Dunia WTO dan sistem arbitrasenya."

hp/ (dpa, afp, rtr)